Kutipan Ini Meyakinkanmu, Kamulah Para Cakrawala Bumi dan Anak-anak Sang Maha Khalik

Tidak ada lagi alasan untuk merasa rendah diri, karena kamu sungguh sangat berarti.

Sapa hangatku kembali kepada para pembaca Hipwee. Setelah dua bulan lalu saya menyuguhkan tips dan motivasi, kali ini juga dengan menu yang sama. Berangkat dari banyaknya insan yang berbagi cerita kepada saya dengan berbagai kekayaan permasalahan, saya menemukan ada banyak insan-insan baik di dekat kita yang ternyata masih terpenjara dalam rasa rendah dirinya.

Penyebabnya ada banyak: kegagalan; hinaan; minder; merasa hidup orang lain lebih baik dari kita; tidak dapat menerima keadaan diri yang saat ini, dan lainnya.

Jangan cemas, saya juga pernah berada di sana. Kalimat-kalimat motivasi berikut inilah yang menolong saya untuk berangkat meninggalkan kampung bernama, ‘rendah diri’, itu. Melalui perenungan panjang akan hakikat diri, saya bertemu dengan pintu yang mengantarkan saya menuju rasa percaya diri yang positif.

Karena itu, ijinkan saya berbagi motivasi bersama kamu, dengan harapan kita akan mampu menolong diri kita sendiri bahkan juga orang lain setelah ini.

1. Kamulah Anak Sang Fajar

Putra Sang Fajar

Putra Sang Fajar via https://www.instagram.com

Advertisement

Simaklah puisi maha syahdu dari Kahlil Gibran ini:

ANAKMU BUKAN MILIKMU

Anakmu bukanlah milikmu.
Mereka putra-putri kehidupan yang rindu pada dirinya.
Lewat kau mereka lahir, namun bukan dari engkau.
Meski mereka bersamamu, mereka bukan hakmu.
Berikan kasih sayangmu, namun jangan paksakan kehendakmu.
Sebab mereka punya alam pikiran sendiri.
Berikan tempat pada raganya, tetapi tidak untuk jiwanya.
Sebab jiwa mereka penghuni masa depan yang tidak dapat kau kunjungi, bahkan tidak di dalam mimpimu.

Kau boleh berusaha menyerupai mereka, namun tidak membuat mereka menyerupaimu.
Sebab kehidupan tidak berjalan mundur. Juga tidak tenggelam di masa silam.
Kaulah busur, yang melepaskan anak panah kehidupan.
Sang Pemanah membidik sasaran dalam ketakterbatasan.
Dia merentangmu dalam keperkasaan-Nya agar panah melesat cepat dan jauh.

Meliuklah dengan sukacita di tangan Sang Pemanah, sebab Ia mengasihi anak panah yang melesat cepat, sebagaimana Ia mencintai busur yang kuat.

“Ibu, anakmu bukanlah anakmu, mereka adalah putra Sang Fajar”, begitu kata Zafran dalam film 5cm. Kamu-kamu sekalian adalah anak Sang Khalik. Tak peduli seberapa hebat seseorang merendahkanmu, bagi Pemilik Semesta ini kamu adalah kepunyaan-Nya yang paling berharga.

Advertisement

Jangan takut, jangan menyerah pula. Engkau istimewa dengan caramu sendiri. Janganlah mengikut langkah kelam mereka, yang hidup seakan tak bertuhan di dunia ini.

Cukuplah ia menjadi dirinya, tetapi kayakanlah dirimu dengan cendekia. Angkat kepalamu, dan pandanglah angkuh kepada orang-orang yang merasa maha tinggi itu, karena kamu adalah anak Sang Raja.

2. Penuhi Dirimu dengan Kualitas

Advertisement
Kualitas diri

Kualitas diri via https://www.instagram.com

Bijaklah sebelum melepaskan perkataanmu. Setiap hal yang keluar dari mulut kita adalah puzzle karakter yang akan menjadi lengkap dari waktu ke waktu. Perkataan positif adalah tanda bahwa kita memiliki kualitas yang baik.

Perkataan yang negatif adalah bukti bahwa kita memiliki kualitas yang belum diasah. Ucapan yang baik akan meneduhkan hati, tetapi perkataan yang pahit akan membunuh karakter.

3. Dunia adalah Saudara Senadimu

Sstt! Jaga perkataan kamu.

Sstt! Jaga perkataan kamu. via https://www.instagram.com

Dunia adalah saudara senadi kita. Selama langit yang sama masih menjadi atap kita, maka setiap orang dan entitas di dunia ini memiliki hubungan yang erat dengan kita, karena kita dan semesta dicipta oleh satu Sang Maha Khalik.

Kita bernapas bersama dan menggetarkan denyut jantung yang sama. Karena itu jagalah perkataan yang ingin kita ucapkan kepada orang lain, karena dengan kata-kata itu pula kita sedang membangun diri kita atau juga malah merubuhkannya.

4. Bermainlah di Taman Surga

Ini adalah wahaya pengetahuan.

Ini adalah wahaya pengetahuan. via https://www.instagram.com

Bumi sejatinya bak taman, pekarangan dari rumah peristirahatan terakhir bernama surga, yang dijadikan Sang Maha Khalik bagi anak-anak manusia untuk tempatnya berbahagia dan berdamai.

Bumi tidak menyediakan tempat bersembunyi bagi orang-orang yang tak paham cara untuk menjadi bahagia dan menjaga damai. Tapi bumi selalu punya kejutan untuk para insan yang merindu pengetahuan, mendamba persaudaraan, bertemankan perjuangan, dan dahaga mengucap syukur.

Ibu Bumi berkata, “Anak manusia, kemarilah! Bermain dan berbahagialah dalam dekapan rindu Bunda Alam.”

5. Kamu adalah Orang Baik

Percayalah, semula setiap manusia terlahir hanya dengan membawa satu hal yaitu, kebaikan. Lalu manusia itu tertidur dibelai bujuk rayu si jahat, maka lelaplah ia dan terlupa akan kebaikan yang selama ini setia di samping jiwanya.

Jika satu saat sesuatu mencekik pikiranmu untuk berbuat jahat, maka ingatlah suara hatimu yang selalu berjuang untuk membangunkanmu dari amnesia, bahwa kamu sejatinya adalah jiwa yang baik. 

6. Menjadi Baik atau Buruk, Itu Pilihan Kamu

Mapan tak menjamin kamu baik, miskin tak berarti kamu buruk. Memberi tak berarti kamu kaya, menerima juga belum tentu kamu miskin. Persepsi tak menjamin perspektif.

Apa pun penilaian orang akan dirimu, kamu punya andil untuk menguatkan penilaian itu atau juga merubahnya. Kita tidak dapat menyesali kelahiran, tetapi kita dapat memberi makna pada kematian.

Coba renungkan, ingin seperti apa kamu dikenang banyak orang jika esok kamu harus pensiun dari kehidupan? Kamu punya kekuatan untuk mengubahnya mulai dari hari ini.

7. Karena Tidak Tahu adalah Jalan Menuju Tahu

Ingin tahu tapi jangan sok tahu

Ingin tahu tapi jangan sok tahu via https://www.instagram.com

Jangan takut pada ketidaktahuan kita, karena itu adalah jalan menuju pengetahuan yang lebih besar. Cemaslah, saat kamu merasa mengetahui segalanya, karena saat itu sebenarnya kamu telah kehilangan banyak kebijaksanaan.

8. Jatuh untuk Bangkit

Kesalahan itu membuat kamu menjadi lebih paham

Kesalahan itu membuat kamu menjadi lebih paham via https://www.instagram.com

Tak masalah hatimu patah saat ini. Kelak itu akan mendewasakanmu: tentang mahalnya sebuah rasa, berharganya cinta, luar biasanya kesetiaan, dan kudusnya pernikahan.

Bersyukurlah, jika kamu salah mencintai seseorang saat ini, itu jauh lebih baik dari pada kamu salah menikahi seseorang di masa yang datang nanti. Pahami lukamu, renungkan sepimu, maka kamu akan melihat wajah cinta di hati yang tepat. Jangan ragu untuk kembali mencintai. 

Jatuhmu saat ini adalah awal dari bangkitmu.

9. Lihatlah! Ada Cahaya di Depanmu

Jangan gentar pada bayangan

Jangan gentar pada bayangan via https://www.instagram.com

Jangan takut pada bayang-bayang kegelapan, karena di mana ada bayangan di sana pasti ada cahaya.

[P. Sandra D.]

Kegagalan itu memang menyakitkan, menakutkan. Tapi kegagalan bukan akhir dari segalanya. Di setiap kegagalan akan selalu ada peluang baru, karena kegagalan tak lebih dari sekadar bayangan yang sedang bersembunyi dari cahaya. Keluar, lihatlah, dan songsong cahaya itu. Tuhan menciptakan cahaya, tetapi Dia tidak menciptakan bayangan. Bayangan ada untuk membuat kamu percaya bahwa cahaya itu nyata. Jadi, jangan takut.

10. Kamulah Cakrawala Semesta

Bersinarlah!

Bersinarlah! via https://www.instagram.com

Kamu sangat berharga, karena Sang Maha Khalik menciptamu bukan dengan angka-angka tapi dengan rahmat yang sungguh tak terbatas nilainya. Tidak seorang pun dapat menukarkanmu dengan apa pun, tidak ada yang dapat membelimu, dan tidak ada yang dapat menjengkalmu.

Ia menabur bintang di langit dengan rahmat, membuat matahari menyinari daratan bumi dengan rahmat, dan dengan rahmat itu pula ia menjadikanmu ada di dunia.

Jika kelak di satu masa engkau merasa terpuruk, jatuh, dan rendah diri, maka ingatlah kualitas yang ada di dalam dirimu berasal dari Sang Maha Khalik: kamulah wujud rahmat-Nya. Engkaulah cakrawala semesta.

Sang Maha Khalik menitipkanmu di bumi untuk memberi cahaya pada cakarawala kehidupan. Bersinarlah!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis biasa yang menikmati hening dan mencintai tetes hujan.

CLOSE