Setiap pasangan pasti ingin hubungan asmaranya langgeng dan naik ke jenjang berikutnya lalu sampai pada tahap pernikahan dan berumah tangga.Menikah berarti menyatukan dua orang yang berbeda menjadi satu dalam hubungan jiwa dan raga, akan ada banyak rintangan dan tantangan yang harus kita hadapi dalam kehidupan berumah tangga. Menikah bukan hanya sebagai upaya untuk mewujudkan impian dan tanggung jawab sosial dan kontribusi positif untuk kesejahteraan namun juga untuk ibadah dan menaati agama.
Oleh sebab itu pernikahan membutuhkan kesiapan fisik, mental, dan materi juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan agar bisa membangun rumah tangga yang bahagia. Jangan terburu-buru dalam mengambil langkah dan keputusan, jika sebuah pernikahan gagal dan tidak dapat menemukan titik terang maka yang akan terjadi adalah perceraian yang juga membawa dampak besar bagi kehidupan. Dampak yang paling besar pasti dirasakan oleh anak-anak karena mereka adalah korban utama dalam perceraian orang tuanya, anak bisa saja depresi dan mengalami trauma sehingga menjerumuskan mereka ke hal buruk seperti kenakalan, sikap pembangkang, dan tidak bisa diatur. Lalu tentunya berdampak kepada pasangan yang bercerai sendiri seperti perebutan harta gono-gini, perebutan hak asuh anak, dan banyak masalah yang diperdebatkan lainnya.
Kita tentu tidak mau bukan kalau hal tersebut menimpa kita dan orang-orang terdekat kita? Oleh sebab itu yang harus kita lakukan untuk mencegah hal tersebut dan memiliki pernikahan yang bahagia adalah kita harus memahami karakter kita dan pasangan. Sikap dan watak pasangan menjadi kontribusi yang besar dalam kehidupan asmara, terdapat cara komunikasi verbal dan non verbal yang harus saling dipahami. Karakter seseorang menentukan bagaimana cara kita bersikap dan menanggapi orang tersebut, oleh karena itu setiap orang pasti memiliki karakter dan cara menyampaikan rasa sayang yang berbeda. Setiap orang pasti memiliki Love Language yang berbeda untuk disampaikan ke pasangannya, sebelum itu mari kita bahas apa itu love language? Dikutip dari buku You Get Me: Simpe, Romantic Ways to Speak the 5 Love Language oleh Gary Chapman and Jen Mickelborough mengatakan terdapat 5 Love Language yaitu :
ADVERTISEMENTS
5. 5. Physical Touch
sentuhan fisik menambah kemesraan via https://www.instagram.com
sentuhan fisik menambah kemesraan via https://www.instagram.com
Lebih sering ditunjukan dengan komunikasi non verbal sentuhan seperti rabaan, ciuman, pelukan, dan berpegangan tangan membuat pasangan merasa spesial. Sentuhan fisik sederhana menambah keintiman dan kehangatan dalam sebuah hubungan, selain itu hal ini sangat menenangkan.
Banyak sekali bahasa cinta yang harus kita pahami baik untuk diri sendiri dan pasangan, yang terpenting kita bisa memahami apa yang pasangan kita sukai. Bisa saja dia tidak menyukai act of service tapi dia lebih menyukai quality time bersama kamu atau bisa saja sebaliknya. Oleh karena itu kita harus bisa memahami karakter pasangan kita, biasanya jika kita tidak bisa membaca karakter pasangan seperti saat pacaran dia bersikap sangat baik dan sopan, namun ketika menikah karakter aslinya akan muncul seperti ternyata dia sangat tempramen dan emosian. Selain itu karakter dan bahasa tersebut akan mempengaruhi hubungan interpersonal dengan pasangan seperti muculnya perdebatan karena tidak ingin diskusi, perbedaan pendapat sebagai penghalang, dan fokus ke hal-hal yang berdampak negatif. Hal itulah yang sebisa mungkin kita hindari dalam hubungan rumah tangga nanti, melihat karakter seseorang dengan cara komunikasi verbal dan non verbal juga sangat efektif. Simbol atau tindakan pasangan menjadi tanda bahwa dia menyukai tindakan kita atau tidak, seperti dengan menunjukan respon terhadap tindakan kita, keadaan yang sinkron atau harmoni antara sikap badan dan ekspresi wajah merefleksikan seberapa nyaman mereka satu sama lain ( Burgoon,Stern,&Dilman, 1995,Capella,1991) pasangan yang saling merespon satu sama lain dengan baik dan harmonis serta menemukan letak kesamaan mereka akan membuat hubungan semakin hangat dan nyaman, dari sikap responsif ini kita bisa membaca karakter pasangan kita, apakah dia orang yang cuek, perhatian, ramah, atau pendiam.
Lalu karakternya juga bisa dilihat dari pembawaan dan sikapnya saat komunikasi non verbal berlangsung, misalnya apakah dia orang suka memainkan mimik wajah seperti berkedip, tersenyum, atau berekspresi konyol dari sini kita bisa paham apakah dia orang yang ekspresif atau biasa saja. Selain itu karakter sesorang bisa dilihat dari bahasa yang dia gunakan, bahasa sehari-hari yang dia gunakan menandakan apakah dia orang yang selalu bersikap formal atau fleksibel. Sebisa mungkin kita sama-sama memahami satu sama lain, keadaan saling pengertian antara pasangan ini akan membuat pasangan sadar apakah mereka cocok atau tidak. Diperlukan keterbukaan dalam setiap hubungan, mengobrol santai dan membicarakan hari-hari yang sedang dialami atau curhat tentang masalah yang sedang terjadi akan menambah frekuensi kebersamaan dan manambah rasa nyaman pada pasangan, apakah dia orang yang bisa dimintai saran atau pendapat memperlihatkan apakah dia serius menyimak kita atau tidak. Setiap hubungan pasti akan ada titik jenuh dan rasa bosan oleh sebab itu yang perlu kita lakukan adalah membangun rasa kebersamaan dan selalu mencari keunikan dalam hubungan, mencoba hal baru akan membuat hubungan lebih berwarna. Pahami setiap karakter dan bahasa cinta yang disampaikan pasangan, yakinkan diri seyakin mungkin agar tidak salah dalam mengambil keputusan dan jangan lupa untuk saling introspeksi diri dan tidak gengsi untuk meminta maaf atau mengaku salah. Karena melangkah ke jenjang yang lebih serius bukan hal sepele, perlakukan pasangan dengan baik serta saling percaya dan memahami bisa menjadi kunci untuk bisa melangkah ke step berikutnya.
Referensi :
Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian ( Edisi 6 ). Salemba Humanika: Jakarta
Gary D Chapman, J. M. (2021). You Get Me: Simple, Romantic Ways to Speak the 5 Love Languages. Moody Publishers.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”