Menemukan Jati Diri dengan Melawan Ekspektasi Keluarga dalam Film Turning Red

Resensi film Turning Red, representasi nostalgia masa remaja yang penuh tantangan

Judul Film       : Turning Red

Tanggal Rilis   : 21 Februari, 2022

Sutradara        : Domee Shi

Genre              : Keluarga/Komedi

Durasi              : 1 Jam 40 Menit

Menghormati orang tuamu terdengar hebat. Tetapi jika kamu melakukannya terlalu jauh, kamu mungkin akan lupa untuk menghormati diri sendiri. – Meilin Lee

Turning Red adalah film animasi hasil kolaborasi antara Pixar dan Disney yang telah rilis melalui layanan streaming Disney+ Hotstar. Film ini menceritakan perjalanan unik remaja perempuan bernama Meilin Lee yang mengalami fase peralihan anak-anak menjadi seorang remaja dengan segala tantangannya.

Meilin Lee merupakan seorang remaja yang menjalani kehidupan seperti remaja pada umumnya. Ia memiliki geng berisikan 3 remaja perempuan bernama Priya, Abby, dan Miriam yang fanatik terhadap boyband. Kehidupan Mei berjalan layaknya remaja pada umumnya yang berisikan kegiatan belajar di sekolah lengkap dengan kisah persahabatan dan ketertarikan terhadap lawan jenis.

Keseharian Mei setelah pulang sekolah diisi dengan tanggung jawabnya sebagai pengelola kuil keluarga di sebuah pecinan di Toronto, Canada. Mei bersama ayah dan ibunya mendedikasikan hidupnya untuk menghormati leluhur mereka, Sun Yee. Berdasarkan sejarah keluarga mereka, Sun Yee memiliki kekuatan magis dengan wujud panda merah raksasa. 

Advertisement

1. Kentalnya stereotip budaya Asia

Scene Film Turning Red: Ming

Scene Film Turning Red: Ming via https://www.disney.id

Tradisi budaya menjadi hal yang dijunjung oleh masyarakat Asia dalam menjalani kehidupan. Asimilasi budaya yang kental dengan tradisi Tionghoa di Canada membuat ikatan keluarga antara Mei dan orang tuanya terlihat kuat dengan beragam kegiatan penghormatan terhadap leluhur yang selalu dilakukan bersama-sama. 

Selain itu, masyarakat Asia kebanyakan menunjukkan perubahan hubungan keluarga kepada anaknya ketika mereka beranjak dewasa. Orang tua menjadi cenderung protektif dan keras terhadap anaknya demi mewujudkan harapan keluarga. Hal ini terlihat dari sosok ibu Mei, Ming, yang bersikap berlebihan kepada Mei hingga membuatnya risih dan terganggu. Ming bahkan selalu memperhatikan gerak gerik anaknya dan menaruh ekpektasi keluarga untuk dipikul Mei. Tentunya hal tersebut membuat Mei merasa terkekang untuk mengeksplorasi dirinya.

Advertisement

2. Perubahan sikap dan fisik Mei menjadi panda merah raksasa.

Scene Film Turning Red: Panda Merah Raksasa

Scene Film Turning Red: Panda Merah Raksasa via https://www.disney.id

Mei Lee tumbuh layaknya remaja perempuan yang gemar terhadap boyband hingga memiliki ketertarikan kepada laki-laki di sekolahnya. Ketertarikan Mei terhadap lawan jenis membuat Ming marah terhadap remaja lelaki yang disukai Mei. Bahkan, Ming mengunjungi remaja lelaki yang disukai Mei untuk memakinya di sebuah mini market tempat lelaki itu bekerja. Kejadian tersebut membuat Mei harus menanggung malu ditertawakan teman-temannya. Peristiwa tersebutlah yang menjadi titik balik kekuatan magis panda merah raksasa yang merubah kondisi Mei Lee. Mei menjelma menjadi panda merah raksasa ketika tidak mampu mengendalikan luapan emosinya akibat masa pubertas. Seisi kepala Mei Lee saat itu hanya ketakutan dan merasa dirinya telah dikutuk selamanya menjadi panda merah.

Perubahan dirinya menjadi kondisi yang sulit dikendalikan oleh Mei hingga akhirnya membuat orang tua dan teman-teman Mei terkejut melihat langsung perubahan dirinya saat menjadi panda merah raksasa. Kondisi perubahan Mei semakin meningkatkan rasa protektif orang tua Mei beserta keluarga besar. Keluarga besar Mei ikut turun tangan menghadapi kondisi Mei untuk mempersiapkan ‘penyembuhan’ Mei Lee dengan melakukan ritual bulan merah untuk mengunci roh panda merah. Namun sayangnya kehadiran bulan merah masih membutuhkan waktu untuk merealisasikannya.

Keseharian Mei Lee pun harus diisi dengan proses pengendalian emosi diri untuk menghindari perubahan wujud dirinya menjadi panda merah raksasa. Hingga pada akhirnya, Mei memberanikan diri untuk menjalani kegiatannya seperti biasa berkat bantuan sahabat-sahabatnya yang menenangkan dirinya. Mei pun akhirnya dapat kembali bersekolah dengan kondisi pengendalian diri yang lebih stabil. Di sekolah, respon teman-teman lingkungan sekolah Mei yang awalnya terkejut berubah menjadi kagum terhadap kemampuan Mei Lee. Kekaguman teman-teman Mei dikarenakan mereka dapat melihat Mei yang telah mampu mengendalikan sisi panda merah raksasa untuk datang ketika diperlukan.

Advertisement

3. Dilema memilih antara ekspektasi keluarga dan menjadi diri sendiri

Scene Film Turning Red: Mei Lee

Scene Film Turning Red: Mei Lee via https://www.disney.id

Ditengah stabilnya pengendalian perubahan wujud antara panda merah dan Mei, Ia dan sahabat-sahabatnya memanfaatkan kondisi tersebut untuk mewujudkan mimpinya menonton konser boyband bernama 4★Town.

Mei dan para sahabatnya berusaha keras mengumpulkan uang dari teman-teman sekolah yang fanatik terhadap sosok Mei yang berubah menjadi panda merah raksasa. Mereka menjual merchandise, sesi foto bersama, hingga menjadi guest star dalam acara ulang tahun Tyler. Tyler merupakan teman sekolah Mei dan para sahabatnya yang memiliki kepbribadian yang menganggu. Namun demi terkumpulnya uang menonton konser, mereka pun memutuskan datang ke acara ulang tahun tersebut. Sayangnya, acara tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya dan berujung kepada bangkitnya sisi emosional panda merah raksasa yang mengancam para tamu undangan.

Peristiwa tersebut diketahui keluarga Mei dan mempengaruhi hubungan persahabatan Mei menjadi renggang. Mei hanya dapat mempersiapkan diri untuk menjalani ritual bulan merah dengan kondisi dilema antara mengikuti kemauan hatinya atau memaksakan diri mengikuti kemauan keluarganya.

Setelah melalui pergolakan batin, Mei memutuskan melawan ekspektasi keluarga dengan tidak mengunci ruh panda merah raksasa. Mei menganggap panda merah raksasa merupakan bagian dari dirinya dan ia ingin menjalani kehidupan remajanya dengan tetap menonton konser 4★Town. Perdebatan antara anggota keluarga Mei pun tidak terelakkan dan membuat konflik baru dengan Ming menjelma menjadi panda merah raksasa yang menyeramkan.

4. Konflik hubungan ibu dan anak

Scene Film Turning Red: Pertengkaran Mei Lee dan Ming

Scene Film Turning Red: Pertengkaran Mei Lee dan Ming via https://www.disney.id

Konflik terbesar terjadi ketika Mei akhirnya berhasil menonton boyband kesayangannya dan berhasil memperbaiki hubungan persahabatannya. Momen menonton konser yang semestinya penuh kegembiraan harus sirna dengan kehadiran Ming dalam sosok panda merah raksasa yang penuh emosi terhadap anaknya, Mei. Seketika semua orang harus menyelamatkan dirinya masing-masing sedangkan keluarga besar Mei harus berusaha menyelesaikan peristiwa ini agar tidak ada korban dan kerusakan didalam konser tersebut. ‘Pertarungan’ antara ibu dan anak ini berisikan luapan kekesalan Mei dan Ming terhadap satu sama lain. Perdebatan sosok dua panda merah raksasa ini mengisahkan Mei yang akhirnya berani untuk menjadi dirinya sendiri tanpa bayang-bayang keinginan ibunya dan tentunya membuat Ming semakin marah dengan sikap anaknya tersebut.  Ming yang sedari dulu ternyata merupakan ‘korban’ dari tekanan beban ekpektasi ibunya membuatnya menjadi sosok yang keras pula terhadap anaknya. Konflik diantara mereka akhirnya mereda ketika seluruh anggota keluarga menyadari seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari tingginya tekanan ekpektasi keluarga terhadap anak. Anak harus dituntut sempurna dan menjalani kehidupan dengan tekanan hingga usia dewasa, Ming akhirnya menyadari seringkali kita bersikap keras terhadap diri sendiri demi membahagiakan semua orang. Pada akhirnya film ini membawa kita terhadap penerimaan terhadap satu sama lain untuk menjalani kehidupan keluarga dengan lebih baik.

5. Turning Red menjadi film animasi yang kaya akan makna

Scene Film Turning Red: Mei Lee dan Ming

Scene Film Turning Red: Mei Lee dan Ming via https://www.disney.id

Perjalanan Mei dengan kondisi perubahan dirinya secara fisik menjadi panda merah raksasa membuatnya harus belajar menerima sisi barunya. Pengendalian diri dalam menghadapi kondisi tersebut disertai menjalani pasang surut masa remaja membuat penonton mampu berempati kepada sosok Mei. Luapan emosi serta perubahan fisik menjadi hal yang terasa representatif terhadap proses diri menjadi dewasa. Perdebatan hingga pertengkaran diantara Mei dan ibunya memperjelas kondisi Mei yang telah nyaman atas wujud barunya. Mempertahankan ruh panda merah raksasa memberikan Mei kebahagiaan hingga kebebasan dirinya untuk berekspresi. Bahkan Mei pada akhirnya dapat mengatakan \tidak\ terhadap segala tuntutan yang dibebani oleh ibunya. Secara keseluruhan film ini memiliki momen-momen yang menghibur disertai dengan unsur budaya, visual yang apik yang dilengkapi kisah menyentuh.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta yang memiliki kegemaran menulis dan mengeksplorasi diri di bidang visual (desain, fotografi, dan videografi).

Editor

CLOSE