Menikah Itu Bukan Perkara Cepat atau Lambat. Melainkan Perihal Takdir Tuhan yang Selalu Datang di Waktu yang Tepat

Menikah adalah ibadah terpanjang, maka perlu persiapan yang benar-benar matang

Saat kamu upload ucapan selamat atas pernikahan teman kamu di story WhatsApp, tiba-tiba ada orang yang reply, 'lo kapan nyusul?'

Apakah kamu pernah mengalami hal seperti itu? Mungkin sebagian dari kita pernah lah ya, terlebih untuk yang usia 20-an keatas. Tentu hal itu akan sedikit membuat kita risih, seolah semua orang memberikan standar bahwa di umur sekian harus wajib sudah menikah. Padahal, dari dalam diri kita sendiri belum siap akan hal itu. Karena menikah bukanlah perkara yang mudah, perlu banyak persiapan yang tak cukup hanya satu atau dua hari. Dan perlu diingat kembali, bahwa kita tidak tahu jodoh yang lebih cepat menghampiri kita itu, kematian ataukah pernikahan. Namun, persamaan dari keduanya yaitu sama-sama butuh persiapan bukan?

Tak usahlah pedulikan kata manusia lain, yang terpenting kamu terus mempersiapkan diri sembari menanti takdir dari Tuhan yang pastinya akan datang di saat yang tepat. Adapun beberapa hal yang patut dipertimbangkan sebelum masuk dalam jenjang pernikahan.

Advertisement

1. Tak sekedar harta dunia, kesiapan mental juga penting dalam membangun rumah tangga

Photo by picjumbo.com on Pexels

Photo by picjumbo.com on Pexels via https://www.pexels.com

Menikah bukanlah sesuatu yang bisa berjalan baik hanya dengan uang, namun lebih dari itu. Perlu adanya kesiapan mental, ilmu, spiritual, finansial, dan lain sebagainya. Maka, mulailah dari sekarang mempersiapkan itu semua karena pernikahan tak hanya sekedar media pelampiasan nafsu semata.

Namun, pernikahan adalah sebuah ibadah terlama, tentu kamu harus memiliki ilmunya agar pernikahan itu berjalan dengan harmonis. Ikutilah setiap agenda kajian pra-nikah, disana kamu akan mendapatan bekal ilmu untuk mempersiapkan diri sebelum menikah. Selain itu, yaitu mengenai kesiapan mental. Tentu kehidupan setelah menikah tak sama dengan kehidupan saat masih sendiri. Dalam pernikahan, kamu akan dihadapkan dengan partner hidup yang mungkin memiliki karakter berbeda denganmu.

Advertisement

Saat itu, kamu harus benar-benar siap menerima semua sifat aslinya dan tentu harus paham bagaimana cara menyikapinya. Dan lebih dari itu semua, setelah menikah kamu akan memiliki peran baru sebagai seorang ayah atau ibu untuk anak-anakmu kelak. Maka kamu harus siap mental untuk menjalankan peran itu dengan baik.

2. Saat hilal jodoh tak kunjung datang, bersabarlah dan sibukkan dirimu untuk memperbaiki diri

Photo by Fatmanur Küçükçakır on Pexels

Photo by Fatmanur Küçükçakır on Pexels via https://www.pexels.com

Perihal kelahiran, jodoh, dan juga kematian itu adalah urusan Tuhan. Terlebih untuk urusan jodoh, yang mungkin sering dikhawatirkan oleh setiap insan muda. Padahal, Tuhan sudah menegaskan bahwa setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan, dan sudah jelas pula bahwa takdir kita telah tertulis pada Lauhul Mahfudz. Lalu apa yang harus dikhawatirkan? Yang seharusnya kekhawatiran itu bukan muncul karena jodoh tak kunjung datang. Melainkan kekhawatiran jika hari ini kita masih tertawa dengan lantang, ternyata esok hari maut telah bersiap untuk meminang. Itulah yang seharusnya dikhawatirkan, terlebih jika kita tak sempat bersiap diri. Maka dari itu, alangkah baiknya kita fokus saja untuk memperbaiki diri untuk bekal persiapan akhirat nanti.

3. Bahagiakan dulu orangtua yang telah memberikan segalanya untuk kita

Photo by Tristan Le on Pexels

Photo by Tristan Le on Pexels via https://www.pexels.com

Terlebih bagi seorang wanita, saat sudah menikah nanti harus patuh terhadap suami, bukan pada orangtuanya lagi. Jadi, selagi belum ada dalam posisi itu, manfaatkanlah waktu yang ada untuk membuat ibu dan bapak bahagia. Hal ini bukan tentang balas jasa seorang anak kepada orangtua, namun lebih pada kewajiban dan tentunya naluri seorang anak yang pernah dikasihi oleh orangtuanya tentu akan berpikir untuk mengasihi balik. Pergunakanlah waktu selama mereka masih ada, sebelum nantinya menyesal karena mereka telah tiada. Dan satu lagi yang harus diingat, bahwa kelak kita juga akan menjadi orangtua.

Advertisement

4. Fokus bekerja untuk melatih kemandirian diri

Photo by Andrea Piacquadio on Pexels

Photo by Andrea Piacquadio on Pexels via https://www.pexels.com

Tak apa belum siap menikah karena belum siap dengan segalanya ataupun belum siap dalam hal materi. Karena tak dapat dipungkiri, menikah juga membutuhkan biaya yang besar, daripada diburu nafsu diri untuk menghutang, alangkah baiknya menabung terlebih dahulu. Maka bekerjalah, karena hal ini juga dapat melatih kemandirian diri. Saat sebelumnya masih bergantung pada orangtua, maka saat akan menikah kamu sudah harus tahu bagaimana cara menghidupi keluargamu kelak. Terlebih bagi seorang laki-laki yang nantinya akan menjadi kepala rumah tangga dan menafkahi istri dan anaknya.

5. Menambah pengalaman sekaligus mengasah passion

Photo by Anna Shvets on Pexels

Photo by Anna Shvets on Pexels via https://www.pexels.com

Carilah sebanyak-banyaknya pengalaman semasa muda, sebelum nantinya harus berhadapan dengan kehidupan rumah tangga. Kembangkan passion yang kamu punya, siapa tahu bisa menjadi jembatan rezekimu saat sudah menikah kelak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Hamba yang selalu ingin menebarkan manfaat.

CLOSE