Merekam 5 Keunikan Karapan Sapi, Sebuah Tradisi Ekstrem Khas Masyarakat Madura

Mau tahu tradisi ekstrem di Nusantara? Simak deh tradisi Karapan Sapi khas Madura ini!

Kata orang, Madura itu keras. Mulai dari kultur masyarakatnya hingga ciri khas tradisi dan budayanya. Nggak salah juga, sih. Apalagi jika kita mau menggali lebih dalam salah satu kebudayaan khas Madura yang ekstrem ini, yakni Karapan Sape.

Karapan Sape adalah tradisi perlombaan pacuan sapi khas Madura yang diadakan secara rutin setiap tahunnya. Biasanya, tradisi ini digelar antara bulan Agustus hingga September.

Nggak main-main, Karapan Sape bukan cuma dikenal oleh masyarakat Madura dan Indonesia saja. Lebih dari itu, bahkan turis-turis dari mancanegara rela datang ke Madura demi menyaksikan pertunjukan budaya Karapan Sape ini.

Bagi masyarakat Madura sendiri, Karapan Sape bukan sekadar pertunjukan pacuan sapi belaka. Tradisi Karapan Sape merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat Madura atas tanah pertanian yang subur.

Nah, pertanyaannya sekarang, apa sih yang menjadikan tradisi Karapan Sape ini begitu diminati? Apa istimewanya? Apa saja keunikan dan fakta menarik dari budaya ini?

Berikut ini top 5 fakta unik Karapan Sapi khas Madura. Disimak ya, sob

Advertisement

1. Berawal dari kondisi tanah yang kurang subur

Sejarah Karapan Sapi Madura

Sejarah Karapan Sapi Madura via https://toriqa.com

Mengenai asal usulnya, tradisi Karapan Sape pertama kali dikenalkan sejak abad ke-13 oleh seorang bernama Pangeran Katandur. Pangeran Katandur dikenal sebagai seorang ulama dan diyakini sebagai Waliyullah yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep.

Jadi ceritanya, pada zaman dahulu, Pulau Madura terkenal dengan kondisi lahan pertaniannya yang kurang subur. Melihat masalah ini, Pangeran Katandur lalu mencoba memberikan solusi dengan mengenalkan teknik pembajakan sawah menggunakan bambu.

Advertisement

Caranya, sepotong bamboo diikatkan pada dua ekor sapi yang berdiri sejajar. Lalu, petani tinggal menggerakkan sapi tersebut ke lahan pertanian, sehingga bambu tersebut seperti menyapu tanah pertanian sehingga lebih rata.

Dengan teknik tersebut, kondisi tanah menjadi lebih baik dan hasil panen menjadi lebih melimpah. Seusai memanen padi di sawah, Pangeran Katandur lalu mengajak masyarakat setempat untuk menggelar pertunjukan pacuan sapi untuk merayakan musim panen yang melimpah.

Pertunjukan ini memang digelar sebagai bentuk rasa syukur atas perubahan kondisi tanah yang awalnya kurang subur menjadi lebih subur. Dan sejak itu, tradisi tersebut terus dilakukan setiap tahun seusai panen hingga saat ini.

Advertisement

2. Perawatan khusus bagi sapi karapan

Perawatan Sapi Karapan

Perawatan Sapi Karapan via https://beritagar.id

Karena memang perlombaan ini membutuhkan sapi-sapi yang bertenaga luar biasa, maka nggak sembarang sapi bisa mengikuti ajang Karapan Sape ini. Sapi-sapi yang nantinya akan diikutikan tentu telah mengalami perawatan khusus sehingga memenuhi kriteria tenaga yang dibutuhkan.

Misalnya saja, untuk pakan, sapi-sapi karap nggak cukup Cuma dikasih makan rumput dan minum air saja. Lebih dari itu, ada asupan khusus seperti jamu yang berisi campuran 100 telur, malaga, dan anggur Cap Orang Tua setiap hari. Asupan ini dimaksudkan untuk membentuk otot agar sapi-sapi memiliki fisik yang kuat serta tenaga yang besar untuk mengikuti perlombaan.

Nggak cuma itu, selain pakan, sapi-sapi karap juga memang telah dilatih secara khusus dalam hal fisik dan penyesuaian dengan trek perlombaan. Hal ini dilakukan untuk memastikan sapi-sapi karap benar-benar mampu melakukan tugasnya di medan karapan sehingga tidak membahayakan joki atau penonton.

3. Ketangkasan joki dalam Karapan Sape

Joki Karapan Sapi

Joki Karapan Sapi via https://foto.tempo.co

Bisa dibilang, salah satu hal yang sangat penting dalam perlombaan Karapan Sape ini adalah joki. Joki merupakan kunci kemenangan dalam perlombaan ini.

 

Joki ini dalam perlombaan Karapan Sape bertugas menggerakkan dan mengendalikan sapi hingga mencapai garis finish. Tentu saja, tugas ini nggak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Joki harus mampu mengendalikan dan menggerakkan laju sapi dalam posisi berdiri di sebuah kereta kayu di belakang sapi karap.

 

Biasanya, perlombaan balapan sapi ini berada di lintasan berjarak sekitar 100 meter. Pendek memang, karena satu kali perlombaan hanya menghabiskan waktu sekitar 10 detik hingga 1 menit. Nah, di sinilah ketangkasan joki dipertaruhkan untuk menggerakkan sapi-sapinya agar mampu mencapai garis finish secepatnya.

4. Ada dua ajang perlombaan dalam Karapan Sape

Ajang Karapan Sapi

Ajang Karapan Sapi via https://www.superadventure.co.id

Umumnya, ada dua jenis perayaan ajang Karapan Sape yang bisa kita temui di Madura, yaitu Bupati Cup dan Presiden Cup. Bupati Cup biasanya digelar dua kali dalam setahun. Nah, para juara dalam kompetisi Bupati Cup nantinya akan masuk ke ajang pertandingan Presiden Cup yang skalanya lebih luas.

Biasanya, yang ramai mendapat sambutan meriah dari masyarakat ya Presiden Cup ini. Nggak Cuma masyarakat lokal saja, bahkan banyak dari kalangan wisatawan dari luar daerah Madura bahkan luar negeri berdatangan ke Madura demi menyaksikan ajang Karapan Sape ini.

Sebenarnya, dalam ajang pertandingan Karapan Sape, para penonton bukan Cuma disuguhi serunya pertandingan balapan sapi dan ketangkasan para jokinya. Sebelum acara inti tersebut, aka nada semacam ritual arak-arakan sapi yang diiringi dengan musik khas Madura Bernama Saronen. Nah, acara pembukaan seperti ini tentunya akan menambahk meriahnya ajang Karapan Sape.

5. Ada empat babak perlombaan Karapan Sape

Babak Perlombaan Karapan Sapi

Babak Perlombaan Karapan Sapi via https://radarmadura.jawapos.com

Sebenarnya, sistem perlombaan Karapan Sape nggak jauh beda dengan ajang pertandingan olahraga lainnya dalam menentukan siapa juaranya. Ada babak penyisihan, ada seperempat final, semi final, hingga final yang biasanya ditunggu-tunggu.

Nah, di ajang Karapan Sape, umumnya ada empat babak pertandingan yang harus dilewati untuk meraih kemenangan. Babak pertama, seluruh peserta Karapan Sape akan beradu cepat di satu medan untuk menentukan siapa yang berhak masuk ke babak selanjutnya dan mana yang harus tereliminasi.

Babak kedua, para pemenang dari babak pertama akan diadu kembali dalam satu medan yang sama. Dalam babak ini, akan dipilih 3 tercepat peserta untuk bisa masuk ke babak selanjutnya. Di babak ketiga, 3 peserta tercepat dari babak kedua akan dipertandingkan kembali untuk memperebutkan posisi di babak final.

Nah, babak final adalah babak terakhir. Jadi, 2 peserta tercepat dari babak ketiga akan diambil dan diadu kembali pada babak final. Ini merupakan babak yang paling seru dan ditunggu-tunggu karena para peserta akan mencurahkan seluruh kemampuannya untuk memperebutkan posisi juara pertama dalam ajang perlombaan ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE