#MimpiMasaMuda Menempuh Pendidikan dengan Beasiswa Hingga Meraih Gelar Doktor pada Usia 25 Tahun. Berikut ini Persiapannya.

Mendapat Gelar Doktor di Usia Muda? Siapa Takut?

Pernah nggak, kalian yang masih pelajar seperti aku bermimpi dan bercita-cita menempuh pendidikan dengan beasiswa hingga mendapat gelar Doktor pada usia 25 tahun? Kalau pernah berarti kalian akan bersaing denganku karena itu memang salah satu impianku yang ingin aku raih. Saat ini usiaku 17 tahun, aku masih sekolah di sebuah SMA Negeri di Bandung kelas 11. Hari-hariku saat ini diisi dengan belajar, berorganisasi, dan basket. Meski pun sekarang masih Pembelajaran Jarak Jauh alias PJJ tak menghalangi aku untuk terus aktif.

Impian dan cita-citaku mendapat geral doktor pada usia 25 tahun terinspirasi doktor-doktor muda yang ada di negara kita seperti Rendra Panca. Rendra Panca mendapat gelar doktor pada usia 24 tahun. Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut mendapat gelar doktor dengan beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Kemudian ada Grandprix Thomryes Marth Kadja yang mendapat gelar Doktor dari Institute Teknologi Bandung (ITB) dari Jurusan Kimia. Sama seperti Rendra, Grandprix mendapat gelar doktor dengan beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Jika mereka bisa, kenapa aku nggak? Makanya dari sekarang aku sudah melakukan beberapa persiapan supaya impianku terwujud.

Advertisement

1. Menjalankan Program Pedoman Gizi Seimbang

Olah Raga yang Teratur

Olah Raga yang Teratur via http://www.freepik.com

Pernah dengar slogan 4 Sehat 5 Sempurna? Slogan yang dulu pernah dikampanyekan oleh pemerintah sekarang diganti dengan Pedoman Gizi Seimbang (PDG). Pedoman Gizi Seimbang memiliki 4 pilar prinsip untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah makanan 4 Sehat 5 Sempurna yang terdiri dari menu makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan ditambah susu tersebut mulai dikenalkan pemerintah pada tahun 1952.

Advertisement

Seiring dengan perkembangan zaman istilah tersebut ternyata tidak cukup untuk pemenuhan gizi. Oleh karena itu, pemerintah menggantinya dengan Pedoman Gizi Seimbang. Dalam Pedoman Gizi Seimbang ada 4 pilar yang harus dilakukan;

a). Mengonsumsi Makanan Beragam

Advertisement

Mengapa kita harus mengonsumsi makanan beragam? Karena tidak ada satu pun jenis makanan yang megandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatan. Contohnya ikan, ikan mengandung banyak protein, tapi sedikit serat. Terus buah dan sayuran. Buah dan sayuran kaya dengan serat, vitamin, dan mineral, tapi mengandung sedikit protein dan lemak.

Makanya, kita perlu mengonsumsi makanan beragam untuk memenuhi gizi seimbang. Makanan yang mengandung makronutrien (karbohidrat, serat, protein, dan lemak baik) serta mikronutrien (vitamin dan mineral).

b) Membiasakan Perilaku Hidup Bersih

Membiasakan hidup bersih dapat menghindarkan kita dari infeksi kuman penyebab penyakit. Hal ini penting dilakukan karena semakin sering penyakit datang, semakin sulit kebutuhan gizi terpenuhi.

Contoh perilaku hidup bersih seperti mandi sehari 2 kali, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap akan makan dan setelah buang air, menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat, dan buang sampah pada tempatnya.

c). Melakukan Aktivitas Fisik

Melakukan aktivitas fisik seperti bergerak dan berolah raga manfaatnya banyak sekali. Selain untuk menjaga kesehatan dan menjaga berat badan, olahraga juga bisa membuat tidur menjadi nyenyak, membangun otot, menjaga memori, menjaga kesehatan otak, dan mengurangi stres.

Seperti yang dianjurkan dokter, aku melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit. Biasanya aku lakukan setelah shalat subuh. Bisa dengan lari pagi, jalan, atau naik sepeda. Aku melakukannya seminggu 3 – 5 hari. Selain itu aku basket seminggu 2 kali dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

d). Mempertahankan Berat Badan Ideal

Memantau berat badan ideal ternyata penting lho, sehingga tidak terjadi obesitas. Caranya dengan memantau berat badan dan mempertahankan agar indeks massa tubuh (IMT) berada dalam batas normal. IMT merupakan pengukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan.

Jika nilai IMT di atas normal menandakan kelebihan berat badan atau obesitas jadi harus diturunkan. Sementara jika nilai IMT di bawah normal bisa berarti kekurangan asupan kalori dan protein, jadi perlu dinaikkan. Kedua kondisi tersebut tidak baik untuk tubuh dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

 

2. Mencegah Anemia

Makan Makanan Mengandung Zat Besi

Makan Makanan Mengandung Zat Besi via http://www.freepik.com

Menurut Kementerian Kesehatan RI pada peringatan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari 2021 lalu, saat ini di negara kita tengah menghadapi badai anemia. Kondisi medis di mana kadar hemoglobin (Hb) kurang dari normal.

Padahal hemoglobin di dalam tubuh berfungsi membawa oksigen dalam sel darah merah yang disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Tanpa oksigen yang cukup dalam darah, otomatis tubuh juga akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan 5L; lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai.

Jumlah remaja di negara kita saat ini mencapai sekitar 64 juta atau 27,6% total penduduk Indonesia. Dari prosentase tersebut, 23,9% remaja cewek terkena anemia dan 18,4% remaja cowok.

Faktor penyebab remaja cewek yang terkena anemia lebih besar daripada remaja cowok karena kurangnya asupan nutrisi, status gizi, pola menstruasi, aktivitas fisik, dan pendapatan orang tua. Anemia ini berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, daya tahan terhadap penyakit, infeksi, aktivitas, konsentrasi, kecerdasan, dan daya tangkap.

Kelak ketika menikah, akan melahirkan generasi yang tidak sehat. Anak bisa stunting. Terbukti, dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8%  dan menduduki peringkat 4 dunia.

Dari beberapa buku yang aku baca, anemia yang terjadi pada remaja disebabkan kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin.

Saat tubuh mengalami anemia defisiensi besi, sel darah merah akan mengalami kekurangan pasokan hemoglobin. Jadi, sebelum aku kena anemia aku akan mencegahnya sedini mungkin. Selain dengan menerapkan Pedoman Gizi Seimbang, aku rutin minum Tablet Tambah Darah seminggu sekali.

3. Minum Tablet Tambah Darah

Tablet Tambah Darah dari Dokter

Tablet Tambah Darah dari Dokter via http://www.freepik.com

Orang tuaku di rumah selalu menyediakan Tablet Tambah Darah (TTD). Katanya TTD suplemen yang berisi zat besi dan asam folat, fungsinya untuk membantu membentuk hemoglobin.

Zat besi seperti Ferrous Fumarat, Ferrous Gluconate, Carbonyl Iron atau jenis zat besi lainnya, yang setara dengan 60 mg Besi Elemental, dan 0.4 mg (atau 400 ug) Asam Folat. Aku minum TTD seminggu 1X, artinya selama 1 tahun hanya menghabiskan 52 tablet.

Minum TTD secara rutin bisa mendeteksi, apa kita kena anemia apa tidak lho. Biasanya akan dirasakan setelah 1 bulan minum TTD. Jadi, jika setelah 1 bulan minum kalian masih merasakan 5L, segera saja periksa Hb kalian.

Selain TTD bisa juga minum Tabelt Mulptipel Mikroutrien yang mengandung zat besi, asam folat, dan zat gizi (mikronutrien) lainnya. Kandungannya minimal 30 mg Besi.

4. Merencanakan Study dengan Sungguh-Sungguh

Merencanakan Study

Merencanakan Study via http://www.freepik.com

Setelah badan sehat apalagi yang dilakukan supaya keinginan dan cita-citaku tercapai? Tentu saja merencanakan study dengan sungguh-sungguh. Saat ini usiaku 17 tahun dan duduk di kelas 11. Aku lulus SMA ketika usiaku 18 tahun. Hingga usia 25 tahun, ada waktu sekitar 7 tahun untuk menyelesaikan kuliah S1, S2, dan S3.

Kalau di lihat dari waktu, kemungkinan akan cukup sulit meraih keinginan mendapat gelar Doktor di usia 25, tetapi kalau sungguh-sungguh pasti bisa. Apalagi jika didukung oleh orangtua dan orang-orang terdekat. Kuliah itu kan beda, kita bisa mengambil matakuliah berapa pun selagi mampu hingga bisa menyelesaikan kuliah dalam waktu singkat.

5. Pilih Jurusan yang Tepat

Pilih Jurusan yang Tepat

Pilih Jurusan yang Tepat via http://www.freepik.com

Terakhir pastinya kelak aku harus memilih jurusan yang tepat. Jurusan yang sesuai dengan possion aku sehingga aku bisa menjalani kuliah dengan senang. Aku tidak mau ketika kuliah salah jurusan, makanya dari sekarang aku sudah memiliki guru pembimbing yang disediakan salah satu Bimbingan Belajar.

Guru tersebut yang akan membantu aku belajar dan memilih jurusan yang tepat dan sesuai dengan possion aku. Ini memang bukan hal yang mudah, tetapi kalau kita focus pada tujuan pasti akan tercapai. Ada yang ingin mengikuti jejakku? Menempuh pendidikan dengan beasiswa hingga meraih gelar Doktor pada usia 25 tahun? Yuk, bareng-bareng menempuhnya biar makin semangat. Jangan lupa jaga kesehatan dan bebas anemia! #MimpiMasaMuda #SehatSamaSama #HipweexNI

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pelajar kelas 11 SMAN 20 Bandung

CLOSE