Nongkrong di Coffee Shop Style Anak Muda Masa Kini; Dari yang Cuma Haha Hihi sampai yang Serius Ada!

Nongkrong nggak selalu budaya pemalas dan nggak bermanfaat !

Kopi merupakan komoditas andalan Indonesia yang biasanya dinikmati masyarakat dengan cara diseduh menjadi minuman. Seiring berkembangnya teknologi, modernisasi dan globalisasi yang punya pengaruh pada kontruksi sosial dan membentuk budaya-budaya baru ditengah masyarakat.  Ngopi bergeser jadi budaya kontemporer yang erat kaitanya dengan tren gaya hidup. Jenis kopi yang disajikan di menu coffee shop juga bermacam-macam seperti, Americano, Latte, Cappucino, Machiato dan kopi-kopi lain dengan variasi juga nama berbeda dan menjadi ciri khas suatu kedai kopi. Coffee shop sebagai simbol gaya hidup modern biasanya digunakan untuk tempat berkumpul, berdiskusi, dan tempat kerja atau bisa juga tempat menyelesaikan tugas. Hal ini berbanding lurus dengan perilaku remaja dalam bersosial media, misalnya instagram. Masyarakat terutama remaja berlomba-lomba mengunggah foto estetik di akun instagram milik mereka. Selain rasa, interior inilah yang menjadi daya tarik pelanggan karena selain menikmati kopi, pelanggan juga bisa menikmati suasana sekaligus mengaktualisasikan dirinya lewat postingan di media sosial mereka. Ketika sebuah tempat mempunyai suasana yang nyaman dan terjangkau maka masyarakat terutama remaja akan menjadikan tempat itu sebagai pilihan nongkrong.

Catherine M. Tucker menuliskan dalam penelitianya yang berjudul Coffee Culture: Local Experiences, Global Connections,

Gaya hidup yang mengalir melalui secangkir kopi menjadikan kafe sebagai pilihan gaya hidup yang bisa didapatkan, diisi ulang, atau bahkan ditingkatkan”

Advertisement

1. Nongkrong di coffee shop media aktualisasi diri remaja

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Dalam penelitian yang dilakukan Salendra berjudul Coffee Shop as a Media For Self Actualization Today’s Youth berusaha memperlihatkan bahwa media aktualisasi diri remaja saat ini adalah budaya nongkrong di kafe atau kedai kopi. Salah satu bentuk aktualisasi remaja saat ini adalah mengunggah foto atau status di media sosial sehingga bisa diketahui oleh banyak orang. Kalau dikaitkan dengan teori pengungkapan diri (Self Disclosure) yang membahas tentang bagaimana kita mengungkapkan proses interaksi dengan orang lain pada saat situasi tertentu dan memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan dan bisa menjelaskan reaksi yang kita lakukan saat ini. Dengan kata lain, pengungkapan diri adalah ketika kita menceritakan pada orang lain tentang informasi yang kita punya.

2. Nongkrong adalah bagian dari interaksi sosial

Instagram @sawo.coffee

Instagram @sawo.coffee via https://www.instagram.com

Akhir-akhir ini kopi bukan lagi dipandang sebagai minuman orang tua, tetapi malah menjadi tren tersendiri dan menjadikanya sebagai style anak muda. Dari perspektif budaya, coffe shop menjadi tempat interaksi sosial yang menyediakan fasilitas untuk berkumpul, bergurau, berdiskusi atau hanya sekedar menghabiskan waktu baik secara individu maupun kelompok. Konsep interaksi yang ada di coffee shop akan berkembang menjadi proses interaksi sosial yang mengarah pada aktivitas komunikasi sehingga seseorang akan mendapatkan kepuasan, kesenangan tersendiri dan juga mendapat informasi atau pengetahuan dari komunikasi tersebut.

Advertisement

 

Mengutip pada buku yang ditulis oleh Soeprapto yang berjudul 'Interaksi Simbolik', pada teori interaksionisme simbolik yang menjadi fokusan adalah hubungan antara simbol dengan interaksi, serta inti dari pendekatan ini adalah individu. Pemikiran Herbert Mead yang menjadi dasar teori ini adalah pentingnya makna untuk perilaku manusia, pentingnya konsep diri dan hubungan individu dengan masyarakat. Kalau dihubungkan dengan nongkrong kita bisa lihat saat sekelompok orang berkumpul untuk berdiskusi. Maka dalam aktivitas itu pasti terdapat suatu pertukaran simbol yang kemudian membentuk makna bersama. Dan ini terjadi begitusaja tanpa disadari oleh pelaku komunikasi. Selain itu apa yang dipakai seseorang juga bisa menjadi salah satu simbol. Contohnya ketika seseorang memakai pakaian yang berwarna cerah, maka dari pemilihan warna ini bisa diartikan oleh orang lain bahwa orang yang memakai warna tersebut sedang ceria. Begitulah contoh interaksi simbolik yang bisa kita temukan di coffee shop.

3. Coffee shop tempat alternatif nongkrong sekaligus ngerjain tugas

Photo by Marcus Aurelius from Pexels

Photo by Marcus Aurelius from Pexels via https://www.pexels.com

Kini keberadaan coffee shop bergeser menjadi gaya hidup baru dan bukan hanya sekedar pemuas lapar dan dahaga. Untuk sebagian mahasiswa nongki di coffee shop menjadi alternatif tempat untuk menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan fasilitas coffee shop yang meyediakan wifi juga tempat yang nyaman dan suasana yang berbeda sehingga mungkin akan menjadikan pikiran fresh dan semangat kembali meningkat. Dan untuk sebagian mahasiswa coffee shop juga dijadikan tempat diskusi, dengan fasilitas nyaman mereka bisa berlama-lama sampai mendapatkan tujuan mereka yaitu kesepakatan bersama atau bisa juga suatu keputusan. Jadi coffee shop adalah salah satu alternatif tempat yang recomended untuk beraktivitas mulai dari nongki yang cuma haha hihi, ketawa-ketiwi sampai aktivitas yang lumayan serius seperti meeting dan mengerjakan tugas.

Advertisement

4. Nongkrong di coffee shop, suasana santai juga bisa tetep kerja

Instagram @sawo.coffee

Instagram @sawo.coffee via https://www.instagram.com

Terus menerus bekerja dikantor yang suasananya terkesan formal terkadang memunculkan rasa bosan dan butuh suasana baru, santai dan segar biar bisa menunjang aktivitas kantor. Fasilitas yang disediakan seperti wifi, ruang tertutup, dan suasana segar juga menjadi faktor mengapa coffee shop dipilih sebagai alternatif tempat buat menyelesaikan pekerjaan. Selain itu bagi pekerja kantoran, coffee shop juga salah satu pilihan tempat meeting yang punya suasana nggak terlalu formal, jadi kalau ingin meeting dengan suasana agak santai coffee shop adalah salah satu pilihan. Selain bisa nongkrong kita juga bisa bekerja, walaupun tujuan utama kita adalah bekerja.

5. Nongkrong di coffee shop dapat mengurangi stres

Instagram @sawo.coffee

Instagram @sawo.coffee via https://www.instagram.com

Budaya nongkrong yang kelihatanya seperti budaya pemalas dan nggak berguna, ternyata memiliki potensi besar untuk mengurangi stress dan punya makna juga pesan tersendiri bagi para pelakunya. Nongkrong bareng temen yang biasanya diisi dengan cerita, ketawa, dan pembahasan yang ringan kemungkinan bisa mengurangi stres. Tiap rutinitas pasti ada kalanya bosan, stres karena pekerjaan ataupun tugas, nah kumpul bareng sama temen buat curhat dan sekedar haha hihi ini ampuh buat mengusir kejenuhan, stres juga kebosanan. Kalau di coffee shop ini bisa kita temui pada saat seseorang bercerita. Hal sepele seperti nongkrong sambil curhat ternyata kalau dilihat lebih dalam juga memiliki makna tersendiri bagi pelaku komunikasi dan ini bisa jadi upaya untuk mengurangi rasa bosan apalagi ditengah wabah pandemi seperti sekarang ini.

Jadi budaya nongkrong di coffe shop nggak selalu mengenai hal yang nggak bermanfaat atau bermalas-malasan. Walaupun kelihatan santai tapi nongkrong bisa jadi tempat aktualisasi diri, tempat produktif, melepas penat atau hanya sekedar bersantai sambil bercerita dengan teman-teman. Nah, dari penjabaran diatas kita bisa tahu aktivitas di coffee shop ini kalau dilihat dari sisi komunikasi bisa jadi hal sepele seperti ngobrol pun bisa dilihat sebagai kegiatan yang bermakna bagi seseorang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa

CLOSE