Sederet Tantangan Baru Organisasi Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19 dan Bagaimana Cara Menghadapinya

tantangan organisasi mahasiswa

Sudah sekitar tiga bulan sejak hampir semua kegiatan organisasi mahasiswa yang bertujuan untuk mengumpulkan masa dibekukan oleh kampus akibat pandemi Covid-19. Kegiatan pembelajaran pun dilakukan dengan sistem daring. Hal ini berakibat pada kemunduran hingga kegagalan terlaksananya mayoritas kegiatan organisasi mahasiswa. Dalam menghadapi kondisi krisis tersebut, penyesuaian yang cepat harus dilakukan.

Berbagai kebijakan penyesuaian dikeluarkan oleh masing-masing organisasi mahasiwa dalam menangani dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 untuk setidaknya tiga bulan pertama. Mulai dari penyesuaian agenda, media kegiatan, timeline kegiatan, hingga fokus kegiatan organisasi mahasiswa. Berbagai macam evaluasi pun muncul akibat sistem kerja baru yang mayoritas dilakukan secara daring.

Kini pertanyaannya, sampai kapan pandemi Covid-19 ini akan berlangsung? Apakah lusa, bulan depan, atau bahkan -semoga tidak terjadi- akhir tahun? Ditambah lagi, meskipun pandemi Covid-19 ini telah usai, terdapat kemungkinan bahwa semuanya tidak akan langsung kembali seperti semula. Lalu bagaimana organisasi mahasiswa menghadapi dampak dari pandemi Covid-19 di masa yang akan datang?

Saat ini, management crisis masing-masing organisasi diuji. Perencanaan yang matang sangat diperlukan, mulai dari perencanaan internal organisasi hingga perencanaan output. Untuk memiliki perencanaan yang matang tersebut, terdapat beberapa hal utama yang bisa dilakukan oleh masing-masing organisasi mahasiswa. Diantaranya adalah:

Advertisement

1. Build lessons learned

Photo by fauxels from Pexels

Photo by fauxels from Pexels via https://www.pexels.com

Penyesuaian yang telah dilakukan oleh masing-masing organisasi mahasiswa selama beberapa bulan terakhir perlu ditinjau ulang. Dengan begitu, organisasi dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari kebijakan baru tersebut dan seberapa efektif kebijakan tersebut. Dari hasil evaluasi, kita dapat mengetahui kebijakan mana yang dapat diteruskan dan mana yang harus diperbaiki atau dikembangkan kembali.

Selain itu, kita juga bisa belajar dari kasus-kasus yang terjadi di organisasi lain atau perusahaan lain di seluruh dunia. Dari sana, kita dapat mencontoh kebijakan penyesuaian yang telah mereka lakukan atau justru menghindari kebijakan tersebut karena terbukti kurang efektif.

Advertisement

2. Take a pause and think

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Sebelum membuat keputusan lainnya untuk diimplementasikan di organisasi, ambilah jeda sesaat untuk memikirkan dengan matang kemungkinan-kemungkinan yang ada. Waktu senggang yang didapatkan mahasiswa selama liburan pergantian semester nanti dapat dimanfaatkan untuk mengambil jeda tersebut.

Dalam memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, organisasi dapat menggunakan data atau sumber informasi lainnya. Organisasi juga harus mempertimbangkan adanya ‘new normal’ yang akan timbul akibat pandemi Covid-19 ini. Sudah banyak artikel dan penelitian yang membahas adanya ‘new normal’ sebagai salah satu dampak dari pandemi Covid-19.

3. Forecasting the impact

Photo by Startup Stock Photos from Pexels

Photo by Startup Stock Photos from Pexels via https://www.pexels.com

Setelah menemukan kemungkinan apa saja yang akan terjadi, organisasi bisa mulai menganalisis dampaknya terhadap organisasi. Mulai dari dampaknya pada individu angota organisasi sampai pada organisasi keseluruhan. Sebarapa besar dampak yang diberikan dan bagaimana pegaruhnya terhadap organisasi kita adalah dua pertanyaan yang harus dijawab dalam menentukan alternatif atau kebijakan terbaik bagi oraganisasi dan anggota organisasi.

Advertisement

4. Scenario planning

Photo by bongkarn thanyakij from Pexels

Photo by bongkarn thanyakij from Pexels via https://www.pexels.com

Setelah menganalisis kemungkinan dan dampak yang sekiranya akan terjadi, susunlah skenario dari masing-masing kemungkinan dan dampak.  Organisasi dapat menyusun skenario lebih dari satu dan membuat solusi dari masing-masing skenario. Skenario ini nantinya akan digunakan sebagai arahan organisasi untuk menghadapi ketidakpastian dengan sigap. Dengan menyusun skenario-skenario tersebut, organisasi bisa lebih siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan kondisi yang akan terjadi.

5. Communicate, communicate, and communicate.

Photo by Matheus Bertelli from Pexels

Photo by Matheus Bertelli from Pexels via https://www.pexels.com

Hal yang tepenting dalam menghadapi masa krisis ini adalah menjaga komunikasi dengan anggota organisasi. Sistem baru yang akan diterapkan oleh organisasi hanya dapat berjalan dengan efektif jika organisasi dapat membimbing anggotanya dengan baik. Bahkan sebelum kebijakan tersebut dikeluarkan, komunikasi penting untuk memberikan rasa aman pada anggota organisasi.

Jika nanti penyesuaian memang harus dilakukan, tak hanya secara sistem, tetapi juga anggota organisasi bisa lebih siap dalam melaksanakannya. Nantinya, kebijakan baru yang akan diaplikasikan juga perlu diawasi dengan melakukan monitoring, baik terhadap kinerja masing-masing anggota atau organisasi secara keseluruhan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE