Pengalaman Pertama Belajar Bahasa Asing. Apa Hal-Hal ini Kamu Rasakan Juga?

Bagiku belajar bahasa asing itu seperti jurnal perjalanan

Memang menyenangkan belajar bahasa asing. Terlebih ketika kita sudah bisa menjadi seorang polyglot. Tapi, perjalanan mempelajarinya itu nggak selalu mulus. Berikut ini beberapa hal yang aku alami ketika pertama kali belajar bahasa asing.

Advertisement

1. Bahasa asing pertama

Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels

Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels via https://www.pexels.com

Mungkin aku dan kamu sama. Bahsa Inggris adalah bahasa asing pertama yang dipelajari. Dari mana lagi kalau bukan dari sekolah? Sedari dulu, setiap pelajaran ini dimulai aku selalu bersemangat. Entahlah, dulu aku menyukainya karena guruku selalu memuji kemampuan dan nilaiku yang sangat baik di pelajaran ini.

Hal itu membuatku senang dan percaya diri. Makin ke sini, makin aku tahu apa saja yang bisa aku dapat dari mahir berbahasa Inggris, makin aku tertarik untuk terus memperbaiki kemampuanku dalam menggunakan bahasa ini.

Advertisement

2. Mulai tertarik untuk belajar bahasa asing lainnya

Photo by Darya Sannikova from Pexels

Photo by Darya Sannikova from Pexels via https://www.pexels.com

Dunia saat ini seperti sudah tidak ada batas. Aku dapat dengan mudah menemukan video tutorial merajut yang diunggah oleh orang Prancis di home YouTube. Atau vlog orang Korea yang sedang me-review café cantik. Syukur-syukur jika ada subtitle bahasa Inggrisnya. Jika tidak ada, huh, sedikit sedih nggak jadi nontonnya.

Aku ingin menjadi pribadi yang bebas dan cerdas berbahasa. Pribadi yang dapat menjalin hubungan tanpa dibatasi oleh ketidakpahaman akan kata dan kalimat. Aku ingin menjadi orang yang tidak hanya mau dimengerti, tapi juga mau mengerti.

Aku ingin menjelajahi dunia. Dari keinginan-keinginan inilah, motivasi untuk mempelajari bahasa asing lain muncul. 3, 7, 10 bahasa asing? Pasti bisa!

Advertisement

3. Belajar otodidak kadang bikin stressful

Photo by cottonbro from Pexels

Photo by cottonbro from Pexels via https://www.pexels.com

Memang seru dan menantang belajar sesuatu secara otodidak. Ketika berhasil menguasai, ada kebanggaan tersendiri yang tidak didapatkan ketika belajar dari orang lain. Tapi, ada kalanya belajar otodidak itu melelahkan juga.

Kok nggak maju-maju, ya?

Kok lupa terus sama kata ini, ya?

Pelafalan frasanya masih keliru. Kapan benarnya?

Please, kosa kata, jangan hilang tiap kali lagi speaking!

Tapi, aku nggak membiarkan keraguan ini terus menerus menyelimuti diri. Aku sudah melakukannya dengan baik hari ini magic spell ini sangat membantu diri untuk terus semangat dan on track. 

4. Tiap coba praktik ngomong, sering disangka pamer atau sombong

Photo by Susanne Jutzeler from Pexels

Photo by Susanne Jutzeler from Pexels via https://www.pexels.com

Lagian kita kan orang Indonesia.

Jangan ngomong bahasa A/B/C dong.

Aksen kamu aneh ya.

Tarik nafas, hela. Tak apa, hal terpenting adalah niat baik di hatiku. Belajar bahasa sama dengan menuntut ilmu, kan?

5. Sering diminta untuk menerjemahkan kata

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Kalian ngerasain ini juga nggak, sih? Setelah orang-orang tahu kita belajar bahasa asing, banyak yang nganggap kita ahli layaknya native speaker. Selalu dianggap ‘kamus berjalan’ yang dijejali pertanyaan kosa kata yang sulit. 

Padahal, kenyataannya  masih belajar. Ada kosa kata yang belum dipahami atau diketahui. Asli Indonesia pun, masih ada kata-kata yang harus aku cari artinya di KBBI, kan?

6. Nonton video berbahasa asing tanpa perlu subtitle

Photo by Ono Kosuki from Pexels

Photo by Ono Kosuki from Pexels via https://www.pexels.com

Hal yang paling menyenangkan dari jurnal ini adalah ketika aku mencoba untuk menonton video bahasa asing, tak disangka, aku paham konteks pembicaraannya. Meski, hanya dengan menghubungkan tiap-tiap kata yang aku temukan dalam video. Poinnya adalah aku paham kata-kata itu tanpa perlu membuka aplikasi penerjemah!

Seketika perasaan inferior dalam diriku hilang. Usaha belajarku selama ini tidak sia-sia!

7. Punya teman dari negara lain

Photo by Arina Krasnikova from Pexels

Photo by Arina Krasnikova from Pexels via https://www.pexels.com

Yap! Tekadku untuk mau mengerti dan tidak hanya mau dimengerti mengantarku bertemu dengan orang-orang baik di dunia ini.

Meski berkomunikasinya masih campur-campur bahasa karena belum mahir, tak apa. Senang sekali jika dapat koreksi langsung dari native speaker-nya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang anak perempuan pertama, kakak dari seorang adik. Seorang Third Culture Kid (Anak Budaya Ketiga) yang lahir, tumbuh, dan berkembang jauh dari pelukan Ibu Pertiwi. Akar multikultural yang aku genggam terhubung ke dalam setiap penceritaanku, baik yang melalui verbal, tulisan, atau lensa kamera.

CLOSE