5 Bentuk Komunikasi Interpersonal untuk Menciptakan Komitmen Dalam Suatu Hubungan

Pentingnya komunikasi interpersonal dalam hubungan.

Dalam komunikasi interpersonal ditandai dengan adanya komitmen dari kedua individu yang tentu dipengaruhi oleh berbagai macam aturan dan lingkungan sekitar dari kedua individu. Didalam komunikasi interpersonal juga terdapat proses-proses personal yang unik, karena hubungan dari kedua individu tidak tergantikan, seperti pada hal menjalin hubungan ketika berpacaran dan hubungan suami-istri. 

Oleh karena itu, jika kita sering melihat kasus-kasus perselingkuhan dan perceraian dari berbagai macam bentuk hubungan yang dilakukan oleh sepasang kekasih, baik itu dalam menjalani hubungan berpacaran maupun hubungan sebagai suami istri, mungkin disebabkan kurangnya komunikasi untuk membuat serta membangun komitmen satu sama lainnya. Di dalam suatu hubungan yang dijalani oleh setiap masing-masing pasangan, baik itu pasangan dalam berpacaran, maupun pasangan suami dan istri tentu saja harus didasari dengan adanya janji dari kedua belah pihak untuk saling meyakinkan satu sama lain, yang biasa disebut komitmen. Dengan adanya sebuah komitmen dari kedua individu untuk selalu bisa mengatasi segala macam masalah yang akan mereka hadapi kedepaannya. Berikut adalah 5 penerapan komunikasi interpersonal dalam mewujudkan komitmen dalam suatu hubungan :

Advertisement

1. Selektif : Membuka Diri Dengan Pasangan

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels via https://www.pexels.com

Tentu saja kita tidak mungkin berkomunikasi secara akrab terhadap semua orang atau teman-teman kita. Akan tetapi lain halnya terhadap pasangan kita, kita semua yang sudah memiliki pasangan, pasti tentu lebih merasakan kedekatan serta keakraban yang lebih besar dibandingkan dengan orang lain. 

Oleh karena kita sudah mempunyai rasa kedekatan yang besar terhadap pasangan kita, maka kita pasti akan berusaha membuka diri dengan mengenal sifat dan karakter dari satu sama lainnya, walaupun proses pendekatan mengenal satu sama lainnya tersebut akan menggunakan berapa besar energi yang kita akan keluarkan untuk menarik perhatian pasangan kita, berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mencapai proses pendekatan dengan pasangan kita, serta berapa besar usaha dan pengorbanan yang kita lakukan untuk bisa mengenal lebih dekat dengan pasangan kita. 

Advertisement

Pada tahap selektif ini, terjadi proses tukar menukar informasi melalui pesan yang disampaikan, melalui proses yang berkelanjutan seperti melakukan seleksi atau penyaringan terhadap pesan yang disampaikan ataupun diterima melalui suatu proses sistem saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan menggunakan alur yang teratur sehingga dari kedua individu dapat saling mengenal kepribadian mereka satu sama lain serta saling berbagi pengetahuan antar keduanya.

2. Processual : Proses Berkelanjutan Dengan Pasangan

Foto oleh Olya Kobruseva dari Pexels

Foto oleh Olya Kobruseva dari Pexels via https://www.pexels.com

Pada proses ini, pengiriman dan penerimaan pesan yang dilakukan oleh suatu pasangan yang sedang melakukan proses pendekatan, terbagi dua oleh masing-masing individu. Dimana komunikator sebagai pengirim pesan dan komunikan sebagai yang menerima pesan, dimana terjadi feedback antar keduanya. Perspektif ini juga menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan setidaknya dua orang yang saling terlibat untuk berkomunikasi untuk menghasilkan pesan melalui proses saling berinteraksi dan ketika pesan itu diterima, lalu kemudian akan di interpretasikan berdasarkan pemahaman terhadap pesan tersebut. 

Advertisement

Pesan yang disampaikan bisa berupa verbal maupun non verbal. Akan tetapi tidak semua pesan dapat selalu diterima dengan pemahaman yang baik, karena ada beberapa faktor-faktor yang dapat menghambat proses pemahaman suatu pesan, seperti adanya gangguan eksternal dan internal terhadap pengirim dan penerima pesan tersebut, sebagaimana misalnya adanya gangguan pemahaman dalam menyampaikan suatu bahasa dari daerah-daerah tertentu yang disampaikan oleh pengirim pesan dan yang menerima pesan pun tidak dapat memahami proses penyampaian pesan tersebut.

Faktor lainnya dapat juga berupa kebisingan suatu tempat yang menghambat terjadinya proses komunikasi yang sedang dilakukan. Selain itu faktor jarak antara sang pengirim dan penerima pesan juga sangat menentukan seberapa besar pesan itu dapat tersampaikan dengan baik. Tidak hanya itu, faktor yang sangat menentukan lainnya adalah faktor emosional kepribadian dari pengirim dan penerima pesan, seperti sikap mereka juga sangat menentukan proses penyampaian pesan. Pada perspektif ini, pengalaman dari penerima dan pengirim pesan juga dapat dijadikan proses untuk saling bertukar pikiran satu sama lain sehingga wawasan komunikasi yang dilakukan oleh kedua pasangan pun dapat menjadi lebih luas.

3. Transaksional : Terciptanya pemahaman dengan pasangan

Foto oleh Hoang Loc dari Pexels

Foto oleh Hoang Loc dari Pexels via https://www.pexels.com

Pada perspektif ini, komunikasi mulai berkembang sehingga terciptanya suatu hubungan yang lebih dekat serta intim dari pengirim dan penerimaa pesan, walaupun alur interaksi yang dilakukan tidak selalu sama, yang menyebabkan setiap individu mempunyai tingkat keintiman yang berbeda. Tingkat keintiman yang berbeda dari kedua individu tersebut tentu ditentukan oleh beberpa factor pribadi yang mempengaruhinya, seperti faktor psikologis dari kedunya dalam menerima pemahaman pesan tersebut, faktor interaksi yang mereka lakukan sejauh mana, dan yang paling menentukan ada faktor pengetahuan akan suatu informasi yang akan disampaikan dari keduanya. 

Jika sudah terdapat keintiman dari proses pendekatan kedua individu, maka masing-masing individu dapat mulai membentuk komitmen untuk saling menciptakan kepercayaan satu sama lain, menciptakan rasa saling menghargai satu sama lain, serta yang paling terpenting dapat membentuk pola pikir dari masing-masing individu yang sudah menanamkan janji dari dalam hati mereka masing-masing untuk selalu berusaha menjaga kesetiaan satu sama lainnya.

Penting adanya sebuah komitmen dari kedua individu, dikarenakan untuk selalu bisa mengatasi segala macam masalah yang akan mereka hadapi kedepaannya. Oleh karena itu, harus diperlukan juga pengorbanan dalam bentuk waktu, perhatian, tenaga, serta uang untuk menjalankan suatu hubungan interpersonal. Di setiap pasangan yang menjalin hubungan juga diperlukan aturan disetiap perencanaan suatu proses hubungan yang harus disesuaikan berdasarkan dari berbagai tingkat kebutuhan hubungan tersebut. Masing-masing pasangan yang menjalin hubungan harus bisa saling menyatukan satu sama lain dari masing-masing individu yang mempunyai maksud dan niatan yang berbeda untuk kelangsungan suatu hubungan komunikasi agar tidak menciptakan persepsi yang berbeda.

4. Individual : Membangun Kepercayaan Dengan Pasangan

Foto oleh Jonathan Borba dari Pexels

Foto oleh Jonathan Borba dari Pexels via https://www.pexels.com

Pada tahapan ini, masing-masing pasangan harus dapat sudah memahami kepribadian masing-masing individu dengan melihatnya dalam bentuk sikap,perilaku, serta pola pikir yang bisa disebut juga sebagai persepsi dari masing-masing setiap individu melalui sebuah percakapan dalam bentuk saling berinteraksi satu sama lain untuk agar bisa mulai membangun kepercayaan satu sama lain.

Di dalam komunikasi ini terjadi efek pemahaman yang sangat cepat dari setiap individu dari proses interaksi yang dilakukan, seperti saat komunikator yang ingin mengirim pesan akan bisa menentukan pesan yang ia kirim bermakna positif atau negative kepada komunikan yang menerima pesan tersebut dan kemudian komunikator pun dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya jika belum dapat memahami proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator.

Tentu saja dalam proses penerapan komunikasi yang masing-masing individu lakukan dengan pasangannya tidak selalu berjalan baik, dimana terdapat juga perbedaan dari keduanya, seperti perbedaan sifat, ras, bahasa, usia, makanan kesukaan, serta faktor lain yang berpengaruh untuk mempermudah maupun mempersulit proses pendekatan yang pasangan tersebut lakukan.

Akan tetapi perbedaan tersebut akan bisa diatasi dengan saling beradaptasi dan menyesuaikan diri satu sama lain, dengan cara tetap terus melakukan komunikasi untuk saling terus menerus bertukar wawasan informasi satu sama lain. Memang paling sulit untuk membangun rasa kepercayaan di dalam suatu hubungan, karena pasti akan selalu ada kesalahpahaman yang terjadi oleh masing-masing individu.

5. Menciptakan makna : Memahami Tujuan Dari Pasangan

Foto oleh Lưu Đức Anh dari Pexels

Foto oleh Lưu Đức Anh dari Pexels via https://www.pexels.com

Pada perspektif terakhir inilah kedua individu mulai merasakan kenyamanan satu sama lain dalam berkomunikasi dan hubungan kedua individu pun sangat ditentukan dalam perspektif ini. Tentunya untuk menciptakan suatu hubungan yang sehat dan tidak ada rasa curiga serta kecemburuan satu sama lain, kedua pasangan harus dapat berkomunikasi dengan baik dalam meyakinkan satu sama lainnya untuk saling berjanji dan berkomitmen agar bisa sama-sama saling menjaga perasaan pasangannya, dan masing-masing pasangan tersebut harus bisa saling mengalah dan menyingkirkan ego mereka untuk saling bisa mempertahankan hubungan mereka, karena didalam suatu hubungan yang awet terdapat suatu komitmen yang kuat untuk saling setia terhadap pasangannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE