Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi

Ditulis oleh Alisa Amalia Munif, Zaidar Rahma dan Arifiana untuk tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kalian sering nggak, sih merasa sering cepat lelah, marah dan mudah tersinggung? Kalau iya, jangan diremehkan ya! Bisa jadi kesehatan mental kamu sedang tidak stabil. Apalagi pada masa pandemi ini, yang mana berita-berita yang disiarkan tak jauh-jauh dari peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Tak heran jika banyak sekali orang yang merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah kalian menjadi salah satu dari mereka?

Kalau dilihat dari “lensa” kesehatan mental, bukan hanya rasa cemas berlebihan yang ditimbulkan dari adanya pandemi ini, lho. Banyak juga yang merasakan kesepian pada saat ini. Kalau ini sih sudah jelas! Dengan terbatasnya ruang gerak dan minimnya interaksi selama masa pandemi, pasti semua orang akan merasa kesepian. Yang mana biasanya setiap sore kita bermain bola beramai-ramai atau hanya sekadar nongkrong membicarakan artis yang sedang viral di depan teras. Kalau sekarang sih jangankan main bola, untuk berkumpul bersama saja sudah dilarang, bukan?

Tentu saja hal ini tak hanya dirasakan oleh generasi Z. Tetapi juga dirasakan oleh mereka yang sudah memiliki pekerjaan. Banyak dari mereka yang harus di-PHK karena alasan dipaksa oleh keadaan. Kemerosotan ekonomi di negeri ini sangat terasa sekali. Mereka-mereka yang terdampak inilah pasti sangat pusing memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Sehingga tanpa disadari oleh banyak masyarakat di Indonesia, kesehatan mental mereka atau bahkan kalian menjadi tidak stabil. Padahal, kestabilan kesehatan mental erat kaitannya dengan imunitas tubuh.

Pacar kalian pernah nggak mengatakan ini, Aku sedih kalau kamu sedih. Jangan sedih lagi, ya? Nah, itu sama halnya seperti kesehatan mental yang stabil dengan imunitas tubuh. Kalau kesehatan mental kalian menurun atau tidak stabil, besar kemungkinan imunitas tubuh kalian juga akan menurun. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental di masa pandemi. Ibaratnya seperti sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Kalian yang menjaga kesehatan mental, pasti juga memiliki imunitas tubuh yang baik. Tapi jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan fisik dan menjalani pola hidup sehat, ya!

Advertisement

1. Mengurangi Menonton atau Membaca Informasi yang Belum Pasti Kebenarannya

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Bagi kalian yang socialmedia-addict, kami menyarankan untuk mengurangi menonton atau membaca informasi yang belum pasti kebenarannya. Apalagi informasi tersebut diunggah oleh akun-akun yang belum mempunyai kredibilitas.

Dengan cara ini selain dapat mengurangi rasa cemas yang berlebih, pun juga menghindari terpaparnya misinfodemik atau istilah yang digunakan untuk misinformasi yang berkontribusi terhadap penyebaran penyakit dan cukup lazim untuk COVID-19.

Advertisement

Masa sekarang ini sangatlah rentan tersebarnya berita-berita palsu terkait pandemi COVID-19. Biasanya yang terpapar dengan misinfodemik adalah golongan orang tua yang sering terbuai oleh hoax yang disebarkan melalui grup Whatsapp. Jadi, jangan lupa untuk selalu menjaga orang tua kalian, ya? Agar terjauhi dari berita-berita yang tidak benar.

2. Mencoba Beradaptasi dengan Kondisi Pandemi

Photo by Monstera from Pexels

Photo by Monstera from Pexels via https://www.pexels.com

Layaknya kalian yang baru putus dengan pacar kalian, pastinya mau tidak mau harus beradaptasi dengan keadaan yang baru, keadaannya di mana tanpa adanya kehadiran dia. Pada masa pandemi ini pun kita semua dituntut untuk dapat beradaptasi dengan keadaan yang baru.

Advertisement

Karena kehidupan harus tetap berjalan, maka langkah awal yang dilakukan adalah penerimaan. Penerimaan berarti memberi ruang kesadaran yang penuh kepada diri bahwa pandemi COVID-19 adalah sebuah kenyataan.

Jika kita sudah menerima bahwa kondisi sekarang bukanlah kondisi normal, maka kita siap untuk beradaptasi. Kesuksesan beradaptasi akan melahirkan resiliensi atau kemampuan mental atau emosional untuk mengatasi krisis atau untuk kembali ke status sebelum krisis dengan cepat pada diri seseorang.

3. Meluangkan Waktu untuk Refreshing

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Di tengah padatnya rutinitas yang kalian lakukan pastinya membuat diri menjadi lebih lelah baik fisik maupun mental. Apalagi saat ini, pemerintah menganjurkan untuk melakukan semua kegiatan dari rumah, seperti work from home, sekolah, dan kuliah online. Belum lagi ditambah pekerjaan rumah dan tugas-tugas sekolah yang seabrek, pastinya membuat kalian menjadi lebih bosan dan bisa bikin stress.

Maka dari itu jangan lupa berilah kesempatan bagi fisik dan otak untuk beristirahat dengan melakukan refreshing. Refreshing di tengah pandemi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti menonton k-drama buat kalian yang pecinta drakor, bermain game dengan anggota keluarga, atau hanya sekedar menghabiskan waktu dengan berpiknik di halaman rumah.

4. Mengkonsumsi Buah dan Sayur

Photo by Darina Belonogova from Pexels

Photo by Darina Belonogova from Pexels via https://www.pexels.com

Seperti yang kalian telah ketahui, bahwa buah dan sayur mengandung banyak vitamin, mineral, dan gizi yang pastinya jika dikonsumsi menyehatkan tubuh. Selain itu, berdasarkan penelitian dari Warsaw University of Life Sciences tahun 2020, mengatakan bahwa jika mengkonsumsi buah dan sayur juga bisa berpengaruh positif untuk kesehatan mental.

Jadi, buat kalian jangan bermalas-malasan mengkonsumsi buah dan sayur, ya! Terlebih lagi buat sobat rebahan, untuk saat ini dikurangi dahulu kebiasaan buruknya, oke? Kesehatan kalian sangat bergantung pada bagaimana kalian menjaga pola hidup sehat dan kesehatan mental.

5. Melakukan Olahraga

Photo by Ketut Subiyanto from Pexels

Photo by Ketut Subiyanto from Pexels via https://www.pexels.com

Jangan sampai kita tidak olahraga apalagi di tengah pandemi seperti ini. Karena dengan olahraga, kita bisa meningkatkan imunitas tubuh. Setidaknya dalam sehari luangkan waktu 15-30 menit untuk sekedar jalan pagi, stretching ringan, yoga, atau meditasi yang juga bagus untuk tubuh dan pikiranmu. Selain sehat, olahraga juga mampu meningkatkan hormon-hormon yang menyebabkan timbulnya stress.

6. Melakukan Hobi

Photo by RODNAE Productions from Pexels

Photo by RODNAE Productions from Pexels via https://www.pexels.com

Setiap orang pastinya mempunyai hobi masing-masing. Mulai dari memasak, melukis, membaca, menulis, bermain game, hingga bercocok tanam.

Apapun yang menjadi hobi kalian, jangan lupa dilakukan, ya! Karena dengan melakukan hobi, pikiran kita akan menjadi lebih fresh dan tenang, sehingga bisa terhindar dari stres tingkat tinggi.

Selain itu, melakukan hobi di tengah pandemi merupakan rekomendasi dari Public Health of England, sebagai salah satu cara untuk mengelola kesehatan mental sambil melakukan karantina di rumah.

7. Self Talk

Photo by Pavel Danilyuk from Pexels

Photo by Pavel Danilyuk from Pexels via https://www.pexels.com

Self Talk adalah teknik yang membantu mengubah pikiran-pikiran negatif menjadi pikiran-pikiran positif yang ada dalam diri kita. Teknik ini dilakukan dengan cara kita berbicara dengan diri kita sendiri. Di masa pandemi ini pasti kalian lebih banyak berpikiran negatif, kalian takut terkena covid, takut penghasilan menurun, takut tidak punya uang atau pekerjaan dan pikiran negatif lainnya.

Cobalah untuk berpikir positif seperti, “aku harus sehat, aku tidak boleh menyerah dengan keadaan ini, aku harus semangat!” Karena kata-kata positif tersebut akan menjadi penyemangat buat kalian agar nggak terpuruk dengan keadaan saat ini, guys.

Dengan adanya artikel ini, diharapkan kita semua sebagai masyarakat Indonesia lebih peduli lagi akan pentingnya kesehatan mental, dan tidak lupa untuk tetap menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga. Kalau bukan diri sendiri yang menjaga, lantas siapa lagi?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE