5 Ciri Kamu Butuh Me-Time untuk Mengistirahatkan Pikiran Walau Sejenak. Jangan Tunggu Sampai Lelah!

Jangan tunggu sampai kamu lelah!

Dear, setiap manusia dewasa di muka bumi pasti pernah merasakan tekanan hidup yang cukup berat. Beban pekerjaan, tanggung jawab dalam keluarga, dan pikiran bercampur, menjadi satu. Tatkala, dirimu ingin sekali berteriak mengekspresikan perasaan kamu yang terdalam, tapi kamu berusaha menahannya sehingga terakumulasi dengan emosi-emosi sebelumnya.

Tak jarang, kamu bersikap acuh tak acuh terhadap tanda-tanda yang dikirimkan tubuhmu bahwa kamu sedang mengalami lelah batin dan mental secara berbarengan, ditambah lagi kondisi kantor tidak membuatmu merasa nyaman. Tinggal tunggu bom waktu saja, akan membuat emosimu meledak-ledak sebab selama ini setiap emosi yang kamu rasakan makin tumpang tindih dan membuatmu melupakan cara berbahagia sebab kamu tidak memprioritaskan dirimu.

Coba perhatikan 5 tanda-tanda ini, jika dua dari lima tanda ada di diri kamu sebaiknya buru-buru ambil cuti dan pergi jalan-jalan untuk me time berkualitas.

Advertisement

1. Buntu dalam mencari ide

Mencari ide

Mencari ide via https://www.pexels.com

Zaman sekarang, banyak sekali pekerjaan atau tugas yang menuntut setiap orang memiliki ide-ide segar yang sebelumnya tidak pernah di-publish alias masih otentik. Sehingga, tidak jarang sejumlah orang berpikir keras mencari ide sampai melupakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Meski kamu dituntut menciptakan ide brilian, tapi tidak semestinya kamu mengorbankan dirimu.

Deadline bisa dikejar tapi kebaikan yang ada di dirimu juga harus masuk ke dalam daftar pertimbangan. Boleh menjadi karyawan yang ambisius tapi tetap pada jalurnya karena kamu bekerja untuk hidup bukan sebaliknya, hidup untuk bekerja.

Advertisement

2. Stress karena beban pekerjaan yang menumpuk

Stress karena beban pekerjaan tiada habisnya

Stress karena beban pekerjaan tiada habisnya via https://www.pexels.com

Banyaknya tanggung jawab, deadline dan tuntutan baik dari kantor atau tempatmu bekerja selalu saja membuatmu hectic tidak bisa santai dan mengubah pribadimu yang ceria menjadi serius, bahkan terlampau serius. Tahukah kamu? Bahwa sikap seperti itu bisa memicu depresi?

Jika sudah ada tanda-tanda mengalami depresi atau stress seperti sering bangun tengah malam dalam rentang waktu 1 hingga 2 jam sekali karena teringat deadline, pikiranmu hanya tertuju pada pekerjaan tanpa memikirkan hal lain dan merasa sedih bila hari ini tidak mencapai target, maka kamu harus segera melakukan evaluasi.

Jangan biarkan kondisi dirimu tidak stabil, karena tidak ada yang mau bertanggung jawab atas ‘depresi’mu itu kecuali kamu sendiri. Segera lah ambil jatah cuti, supaya jiwamu kembali damai dan santai.

Advertisement

3. Emosimu tidak teratur

Menyembunyikan emosi di balik tumpukan pekerjaan

Menyembunyikan emosi di balik tumpukan pekerjaan via https://www.pexels.com

Sekarang kamu senang, tiga puluh menit kemudian kamu sedih bahkan marah, selanjutnya kamu kembali tertawa, setelahnya mengalami keterpurukan hati. Boleh jadi hatimu sudah sesak oleh emosi yang kamu pendam selama bekerja.

Menumpuk emosi boleh-boleh saja, asalkan kamu bisa memastikan bahwa kamu kuat dan tidak akan terjadi apa-apa. Menyembunyikan emosi barangkali adalah sebuah cara agar orang lain tidak melihat sisi lainmu, tapi jika terlampau banyak maka tunggu waktu yang tepat dan dia akan meledak.

Maka dari itu, segeralah mencari cara untuk melampiaskan emosi terpendammu itu. Barangkali dengan mengambil libur beberapa hari, menikmati waktu sendiri atau mengunjungi tempat-tempat yang dipercaya dapat mengembalikan energi.

4. Jenuh dengan suasana yang stagnan

Pekerjaan yang tidak pernah berhenti

Pekerjaan yang tidak pernah berhenti via https://www.pexels.com

Suasana kantor atau pabrik biasanya akan selalu begitu-begitu saja saban hari, setiap bulan atau berbilang tahun. Mungkin yang  membedakan suasana tahun ini dan tahun kemarin adalah adanya promosi jabatan atau pemilihan karyawan teladan. Mirisnya, dua kegiatan itu—promosi dan pemilihan karyawan teladan sudah seperti tradisi, sehingga tidak ada emosi senang atau bahagia di dalamnya.

Bila kamu menginginkan suasana yang berbeda dari aktivitas di kantor, maka kamu harus berani mengambil langkah. Tidak melulu meletakan pot kecil tumbuhan di atas meja, atau mencabuti kertas sticky notes yang telah bergerumul di kubikel. Kamu bisa menikmati me time kapanpun kamu mau dan kamu pantas mendapatkannya.

5. Lelah terhadap penilaian orang lain

Pura-pura tidur agar tidak ikut berghibah bersama mereka

Pura-pura tidur agar tidak ikut berghibah bersama mereka via https://www.pexels.com

Siapa bilang dunia perkantoran bebas dari penilaian orang-orang? Ada saja orang yang membicarakanmu di belakang karena tidak suka padamu. Ada juga yang berani menilai terang-terangan dengan dalih persahabatan yang harus menilai dan memperbaiki, padahal menjerumuskan. Memang, tidak ada bagusnya mendengarkan ujaran orang-orang seperti itu, tapi mau tidak mau pasti panas juga telinga.

Kamu tidak bisa meminta mereka untuk berhenti membicarakanmu, yang ada malah mereka akan terus mencerca. Maka, sebaiknya kamulah yang menarik diri dari mereka dan melakukan sedikit perubahan.

Tidak ada salahnya mengambil hari libur untuk sejenak santai dan menikmati kehidupan. Kamu berhak mendapatkan kelayakan di kantor maupun lingkungan sekitar.

Kamu hanya perlu mengingat, omongan orang lain belum tentu 100% baik dan benar untukmu, barangkali mereka bermaksud menjatuhkanmu setelah mengangkatmu tinggi-tinggi. Jadi, ambillah waktu untuk me time dan ubah cara pikirmu serta bersikaplah santai menanggapi penilaian buruk dan pujian baik setibanya kamu kembali ke kantor.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis

CLOSE