Pernahkah Kamu Bertanya, Bagaimana Cara agar Pidatomu Selalu Diingat Pendengar? Yuk Simak Tipsnya!

5 cara agar pidatomu diingat audiens

Saat kamu menyampaikan pidato, pastinya kamu mengharapkan agar pidato tersebut dapat diingat, dipahami, dan berkesan untuk orang lain, bukan? Namun, bagaimana caranya agar pidatomu itu bisa diingat oleh pendengar? Kalau kamu ingin pidatomu bisa diingat oleh pendengar, kamu bisa belajar dari penulis pidato Presiden Barack Obama yang bernama David Litt. Selain sebagai penulis pidato, David juga telah menerbitkan sebuah buku yang berjudul ‘Thanks Obama’. Menurut David, ada berbagai cara yang dapat membantumu menjadi seorang pembicara yang baik di hadapan publik. Namun, cara-cara tersebut seringkali justru dilupakan oleh para pembicara.

Advertisement

1. Memikirkan para Pendengar

Photo by Henri Mathieu-Saint-Laurent from Pexels

Photo by Henri Mathieu-Saint-Laurent from Pexels via https://www.pexels.com

Pernahkah kamu menemukan pembicara yang hanya berfokus pada dirinya sendiri, tetapi mereka justru lupa memikirkan apa yang menarik bagi para pendengarnya? Bagaimana perasaanmu ketika mendengarkan pidato semacam itu? Apakah kamu merasa bosan atau justru tertarik? 

David Litt punya saran, ketika kamu menjadi seorang pembicara, sangatlah penting untuk berpikir dari sudut pandang para pendengar. Kamu bisa memulai dengan menjawab pertanyaan: 
Apa yang menjadi kekhawatiran para pendengar? 
Apa pertanyaan yang mungkin ada di benak pendengar? dan 
Apa persoalan yang sedang pendengar hadapi?

Advertisement

Sebagai pembicara tugasmu adalah membantu para pendengar. Kamu bisa melakukan hal itu dengan: menghilangkan kekhawatiran, menjawab pertanyaan, dan mengatasi persoalan yang sedang dihadapi oleh para pendengar.

2. Mengetahui Satu Pesan yang Ingin Disampaikan

Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians from Pixabay

Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians from Pixabay via https://pixabay.com

Sebelum lanjut ke penjelasan mengetahui satu pesan yang ingin disampaikan, simaklah dua pertanyaan berikut ini:
Apa satu hal dari pidatomu yang diharapkan akan terus diingat oleh para pendengar? 
Apa satu hal yang membuat mereka terus terkenang dengan pidatomu satu minggu ke depan? 

Jika kamu tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka kemungkinan besar para pendengar tidak akan mengingat pidatomu.  Nah, agar mereka ingat dengan pidatomu, maka beberapa hal berikut ini harus kamu lakukan:
Cari tahu apa satu hal yang perlu diingat oleh pendengar dan membuat mereka terkenang pada pidatomu, bahkan hingga satu minggu ke depan.
Kamu memiliki ilmu atau pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang mungkin muncul di benak para pendengar. 
Kamu mampu menghilangkan berbagai hal yang tidak relevan atau terkait dengan ide besar yang ingin disampaikan. 

Advertisement

3. Menyampaikan Satu Cerita

Photo by RODNAE Productions from Pexels

Photo by RODNAE Productions from Pexels via https://www.pexels.com

Dalam suatu pidato, kita sering menemukan ketika pembicara membombardir kita dengan bermacam fakta, angka, dan juga data.  Mungkin hal itu memang penting serta dapat memperkuat pesan ataupun bobot dari pidato yang disampaikan. Namun, kamu perlu ingat bahwa ada tempat dan kesempatan khusus untuk berbagai hal tersebut. Meskipun data sangat penting, tetapi tahukah kamu, bahwa manusia diciptakan untuk mengingat dan menikmati cerita?  Oleh sebab itu, sangat disarankan bahwa sebuah pidato yang menyampaikan suatu informasi perlu dikemas dalam sebuah cerita.

Selanjutnya selayaknya satu cerita, maka pidato tersebut atau cerita yang disampaikan perlu memiliki bagian awal, tengah, dan akhir cerita.  Bahkan, kamu bisa melengkapi cerita tersebut dengan unsur-unsur yang lain, seperti penokohan, latar belakang, kemudian latar tempat, latar waktu, dan informasi lainnya. Jika kamu ingin menyampaikan data, maka bisa kamu kemas dalam bentuk cerita. Ingat soal cerita dalam pelajaran matematika? Nah, kurang lebih seperti itu. 

4. Cerita apa yang perlu ada dalam pidatomu?

Image by Tumisu from Pixabay

Image by Tumisu from Pixabay via https://pixabay.com

Dengan bercerita, maka akan membuat pidatomu lebih diingat oleh pendengar. Namun, tentu saja tidak sembarang cerita yang bisa disampaikan. 

– Pertama adalah cerita yang akan terus diingat oleh pendengar.
Apakah kamu masih ingat film atau buku yang kamu baca beberapa waktu lalu, tetapi terus teringat di benakmu? Nah, kamu bisa mengemas pidatomu dengan cara seperti itu. Kamu bercerita mengenai suatu kisah yang dialami seseorang. Misalnya bagaimana tokohmu menghadapi persoalan dalam hidup dan kemudian meraih kesuksesan. 

– Kedua adalah cerita yang berkaitan dengan pendengar.
Setelah kamu menentukan suatu cerita, maka perlu juga dipastikan bahwa cerita itu ada kaitannya dengan para pendengar. Kaitan di sini bisa berupa persoalan atau tantangan yang sedang pendengar hadapi. Sebagai contoh, kamu berbicara di hadapan guru. Maka, saat ini persoalan yang dihadapi oleh mereka adalah bagaimana caranya membuat video pembelajaran untuk belajar secara jarak jauh. Setelah mengetahui persoalan tersebut, buatlah cerita bagaimana caramu menyelesaikan persoalan itu. 

5. Biar pidatomu makin diingat

Image by Roché Oosthuizen from Pixabay

Image by Roché Oosthuizen from Pixabay via https://pixabay.com

Setelah kamu tahu beberapa hal yang sudah dibahas, yaitu: memikirkan para pendengar, menyampaikan satu pesan, dan menyampaikan dalam bentuk cerita, maka ada beberapa hal lain yang perlu diingat. 

Pastikan para pendengar tidak terdistraksi oleh hal lain di luar pidatomu. Misalnya persoalan teknis pada sound system atau microphone. Slide presentasimu yang lebih menarik dibandingkan penampilanmu, serta gangguan lain semacam itu. Karena itu, maka kamu perlu melakukan persiapan jauh-jauh hari sebelum menyampaikan pidato. Kamu bisa berlatih seorang diri di depan cermin seolah-olah sedang menghadapi pendengar. Kamu pun bisa meminta saran dan masukan dari orang-orang terdekat mengenai penampilanmu. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis blog untuk berbagai tips menulis, kepemimpinan, pengembangan diri, dan motivasi

CLOSE