Pesona Film Dilan 1991 untuk Generasi Milenial

Film percintaan anak SMA memang unik dan tak kenal waktu.

Film Dilan 1991 terbilang menarik untuk diperbincangkan. Baru hitungan hari tayang, namun sudah menyedot jutaan penonton yang menikmatinya. Film percintaan anak SMA memang unik dan tak kenal waktu. Seakan-akan tidak pernah ada ujungnya dan terus bisa untuk dikembangkan. Bahkan cerita anak SMA menjadi nostalgia mengenang masa-masa muda dulu.

Siapa sangka bahwa generasi milenial saat ini bisa belajar dari Film Dilan 1991?

 

1. Komunikasi masih melalui telepon

Melihat outlook outdoor

Melihat outlook outdoor via https://pixabay.com

Advertisement

Jika dulu komunikasi via telefon saja sudah menyenangkan, namun berbeda dengan saat ini. Generasi 90-an memanfaatkan telefon untuk bisa berbicara dengan pasangan. Bahkan masih menggunakan telefon umum.

Ah. sensasi mencari telefon umum dan memasukkan koin agar bisa menggunakannya. Namun kini, perlahan beralih dengan pesan singkat. Telefon umum juga menjadi ciri khas komunikasi generasi 90-an. Sayang, saat ini sudah lenyap tergerus waktu. 

2. Menulis surat dan mengirimnya menjadi hal terindah yang pernah dilalui

Masih Hidup Sekolah

Masih Hidup Sekolah via https://pixabay.com

Surat cinta pernah tenar pada masanya. Menulis dan berkirim surat memiliki sensasi indah pada tiap orang yang melakukannya. Bahkan, surat cinta dibilang bukti bahwa pasangan memang serius dengan diri kita. Kini, mengirim surat cinta hampir tidak pernah dilakukan. Hanya segelintir orang yang masih mau melakukannya. 

Advertisement

3. Persahabatan perlu untuk dijaga, solidiaritas perlu untuk dibina

Mantra Solidaritas

Mantra Solidaritas via http://eramadina.com

Persahabatan bukan semata-mata aku dan kamu sering bersama. Namun, kedekatan ini berlaku untuk segala hal. Film ini mengajarkan bahwa persahabatan didukung dengan solidaritas.  Adanya rasa peduli satu sama lain, membuat tiap individu saling memperhatikan. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa aksi solidaritas yang dilakukan tidak perlu hingga adu fisik antar sesama.

4. Senakal-nakalnya anak laki-laki masih tunduk pada perkataan ibu

Apa yang dibutuhkan Anak Laki-Laki dari Ibunya

Apa yang dibutuhkan Anak Laki-Laki dari Ibunya via https://www.merdeka.com

Ada yang mengatakan bahwa anak laki-laki dekat dengan ibunya. Mungkin hal itu benar adanya. Film ini menunjukkan bahwa senakal-nakalnya Dilan, ia tetap mau mendengarkan perkataan ibunya.

Bahkan, ia mau jujur perihal siapa pacarnya saat ini, dengan cara mengenalkan Milea kepada ibunya. Nah, kita pun perlu demikian. Tetaplah untuk mendengarkan dan tunduk pada perkataan ibu.

Advertisement

5. Cinta memang indah, namun tidak bisa untuk dipaksakan

Potret Kemarahan

Potret Kemarahan via https://pixabay.com

Meskipun kita merasa sudah cinta dengan pasangan, namun tetap Tuhan yang mengaturnya. Jika takdir berkata tidak, segala sesuatu bisa saja berubah. Dilan dan Milea saling jatuh cinta, walaupun demikian takdir tidak mempersatukan mereka.

Sedalam apapun cinta kita, jika bukan takdir maka bisa saja berpisah. Bahkan ada yang mengatakan bahwa cinta tidak perlu harus memiliki loh. Apakah betul demikian?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Psychology. Management. Yellow. Novel.

CLOSE