#RamadandiPerantauan: Upayaku Belajar Menerima Keadaan dan Bersyukur Atas Segala Nikmat di Tengah Keterbatasan

belajar menerima keadaan dan bersyukur

Aku harus menyadari untuk berhenti mengeluh dalam keterbatasan ini, karena mengeluh membuat aku lupa segala nikmat yang diberikan Sang Pencipta. Aku juga harus menyadari untuk berhenti menyalahkan siapapun atas keadaan ini karena terus menyalahkan orang lain tidak akan merubah keadaan menjadi lebih baik. Aku harus menyadari kalau ada banyak hal yang masih perlu kita syukuri dalam bulan penuh berkah.

Advertisement

1. Bersyukur karena dapat berjumpa kembali dengan Ramadan

Alhamdulillah ramadan telah tiba

Alhamdulillah ramadan telah tiba via http://www.unsplash.com

Satu hal yang wajib kita syukuri adalah kita dapat bertemu kembali bulan penuh berkah ini, walaupun tidak seperti kemeriahan tahun tahun sebelumnya. Tapi kita masih diberikan kesempatan untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim. Mungkin banyak dari kita yang telah berpulang tanpa menjumpai Ramadan tahun ini.

Namun kita masih diberikan kesempatan mengejar keridha’an Allah dalam bulan penuh rahmat, walaupun ada jarak dengan keluarga dan sahabat tapi dengan Allah kita tak pernah berjarak.

Advertisement

2. Berbagi dalam keterbatasan juga menenangkan

Berbagi memberikan kebahagian tersendiri

Berbagi memberikan kebahagian tersendiri via http://www.unsplash.com

Walaupun keadaan cukup sulit namun kita harus percaya sedikit rezeki yang kita miliki saat ini ada juga rezeki orang lain yang tersimpan. Memberi itu tidak perlu kita menjadi kaya dahulu. Namun dalam keterbatasan memberi menjadi obat tersendiri dan ketenangan hati dengan memberi kita meyakinkan diri kita sebagai perantauan bahwa kita tidak sedang sendirian dan bukan menjadi orang yang paling menderita. Ada orang lain yang jauh lebih kurang beruntung dari pada kita maka kita wajib bersyukur apapun keadaannya.

3. Perihal jarak memberi arti menghargai

Maaf ya bu.. ramadan tahun lalu aku lebih sibuk

Maaf ya bu.. ramadan tahun lalu aku lebih sibuk via http://www.pexels.com

Dahulu saat sebelum Ramadan jadwal untuk “Bukber” telah padat merayap, membuat aku tidak banyak memberikan waktu bercengkrama bersama keluarga, kesibukan pekerjaan, bukber ataupun sahur on the road menyita waktuku. Namun, saat ini aku lebih banyak meluangkan waktu dan menuangkan rindu melalui virtual bersama keluarga, suatu hal yang jarang sekali aku lakukan pada Ramadan sebelumnya. Rasanya menyenangkan sekali ternyata aku banyak melewatkan waktu untuk kesibukanku sendiri.

4. Saat sehat menjadi kata lebih dari cukup

Alhamdulillah semua sehat.!

Alhamdulillah semua sehat.! via http://www.unsplash.com

Mendengar ayah, ibu dan keluarga lainnya di kampung dalam keadaan sehat membuat hati tenang dan begitupun sebaliknya saat diriku juga dalam keadaan sehat. Walaupun hari raya ini tanpa mudik, mendengar kata sehat saat ini lebih dari cukup. Mungkin aku memang harus lebih sabar menahan rindu untuk tetap menjaga agar kita semua tetap dalam keadaan baik-baik saja.

Advertisement

5. Mungkin diri butuh mendekat pada Sang Pencipta

Maafkan hamba ya Allah..

Maafkan hamba ya Allah.. via http://www.pexels.com

Kesibukan sesama manusia pada Ramadan sebelumnya terkadang membuat aku lalai, untuk memanfaatkan Ramadan menjadi hamba yang paling beruntung. Namun dalam keadaan seperti ini aku berjanji untuk menjadikan Ramadan tahun ini lebih baik dari sebelumnya, aku berdoa untuk segera wabah ini berakhir karena Sang Pencipta satu-satunya yang mampu mengubah semuanya menjadi lebih baik dan akupun akan berusaha untuk Ramadan berikutnya apapun yang terjadi harus selalu menjadi Ramadan terbaik dalam hidupku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

nurichfanioktoria.blogspot.com

Editor

une femme libre

CLOSE