#RemajaBicaraKespro-Remaja dan Orang Tua Wajib Mengetahui dan Mempersiapkan Ini Ketika Remaja Memasuki Masa Pubertas

Orang tua membicarakan kesehatan reproduksi dengan anak bukanlah hal yang tabu

Masa remaja merupakan suatu masa yang bisa dibilang sebagai masa terindah seseorang karena menjadi bagian dari kehidupan manusia yang didalamnya penuh dengan proses. Masa ini juga disebut dengan masa transisi dari anak menuju dewasa. Biasanya hal ini terjadi ketika kita berusia 10-14 tahun. Proses kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri.

Dalam masa ini, kita mengalami 'masa unik dan khusus' dimana kita mengalami perubahan-perubahan dalam diri kita baik penampilan, pakaian, status sosial, emosi, dan perubahan perasaan pada lawan jenis. Kalau diingat-ingat, hayo siapa diantara kalian yang punya kisah manis dengan 'cinta monyet'? Kisah percintaan yang muncul saat kematangan usia belum sempurna dan tidak ada komitmen jangka panjang di antara kita *ciee. Dulu saya sendiri juga pernah merasakan lucunya cinta monyet itu. Merasakan perasaan galau berhari-hari setelah putus dari doi.

Ketika dulu saya memasuki masa pubertas, saya cenderung mempunyai sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat oleh mata saya sendiri pada keadaan dan lingkungan sekitar. Tak terkecuali rasa ingin tahu yang tinggi dalam segala bidang.

Masa pubertas yang terjadi pada saya juga ditandai dengan berbagai perubahan fisik diantaranya saya mengalami menstruasi pertama kali ketika berusia 11 tahun. Kemudian diikuti oleh perubahan bagian tubuh lainnya.

Nah, ada beberapa hal yang orang tua dan saya siapkan ketika saya memasuki masa remaja.

Advertisement

1. Orang tua memberikan informasi awalan tentang pubertas dan kesehatan reproduksi

Photo by Andre Hunter on Unsplash

Photo by Andre Hunter on Unsplash via https://unsplash.com

Dulu awal saya memasuki usia remaja, orang tua sudah memberikan pengetahuan awalan tentang apa saja perubahan pada masa pubertas, bagaimana sikap saya ketika sudah memasuki usia remaja, apa yang harus saya lakukan ketika menstruasi pertama dan lain sebagainya.

Jadi saat awal pubertas terjadi, saya tidak kaget. Saya juga sering diskusi dengan orang tua mengenai beberapa mitos kesehatan reproduksi yang beredar di masyarakat. Diskusi ini dilakukan agar saya tidak menerima informasi yang salah karena kita tidak mendapatkan informasi ini di sekolah.

Advertisement

2. Mencari informasi tentang pubertas dan kesehatan reproduksi melalui beberapa sumber

Photo by Christin Hume on Unsplash

Photo by Christin Hume on Unsplash via https://unsplash.com

Sebelum marak internet seperti sekarang, dulu saya mencari informasi melalui sumber bacaan di perpustakaan sekolah. Sekolah saya dulu memfasilitasi beberapa buku mengenai kesehatan reproduksi.

3. Menjaga kesehatan reproduksi

Photo by Clay Banks on Unsplash

Photo by Clay Banks on Unsplash via https://unsplash.com

Hal ini sangat penting bagi saya. Saya rajin membersihkan alat reproduksi, mengganti celana dalam minimal dua kali sehari, dan mengganti pembalut setiap lima jam sehari ketika menstruasi. Hal ini agar alat reproduksi tidak lembab.

4. Makan makanan bergizi

Photo by Monstruo Estudio on Unsplash

Photo by Monstruo Estudio on Unsplash via https://unsplash.com

Selama masa pubertas, ketika itu saya memiliki nafsu makan yang meningkat dan membutuhkan lebih banyak makanan untuk beraktivitas. Tak lupa, orang tua selalu menganjurkan saya untuk mengonsumsi makanan sehat dan mengurangi makanan cepat saji atau yang memiliki pengawet banyak. Contohnya adalah mengonsumsi buah dan sayuran.

Advertisement

5. Melakukan olahraga ringan

Photo by Jonathan Borba on Unsplash

Photo by Jonathan Borba on Unsplash via https://unsplash.com

Untuk menjaga kesehatan fisik, setiap pagi atau sore aku sering melakukan jogging atau lari kecil di sekitar rumah. Ini juga dapat mengurangi rasa nyeri ketika menstruasi.

6. Merawat diri

Photo by Alisa Anton on Unsplash

Photo by Alisa Anton on Unsplash via https://unsplash.com

Ketika masa pubertas, beberapa masalah terjadi seperti bau badan, jerawat, dan sebagainya. Untuk menyingkirkan bau badan, saya selalu menjaga kebersihan dan rajin mandi serta menggunakan pakaian berbahan katun yang dapat menyerap keringat. Untuk menghindari jerawat, saya banyak minum air putih dan mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar.

7. Mengikuti berbagai kegiatan

Photo by Naassom Azevedo on Unsplash

Photo by Naassom Azevedo on Unsplash via https://unsplash.com

Masa pubertas juga identik dengan emosi yang kurang stabil seperti mudah marah, tersinggung, atau menghakimi. Saya belajar mengontrol perasaan dan mengurangi stres dengan mengikuti beberapa kegiatan. Dengan mengikuti kegiatan, saya bertemu dengan banyak orang sehingga dapat menambah relasi, menjadi produktif, dan menambah pengalaman.

Itu beberapa pengalaman saya ketika memasuki masa pubertas. 

Selama masa pubertas, remaja mengalami perubahan dalam tubuhnya, baik perubahan fisik dan psikologis. Dalam perubahan ini diperlukan peran orang tua dalam mendampingi setiap proses.

Apabila kita dan orang tua tidak mempersiapkan akan perubahan fisik dan psikologis yang dialami remaja, hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak sehat dan perilaku menyimpang remaja selama masa pubertas.

Jangan lupa bagikan informasi ini kepada orang terdekat seperti adik, teman, tetangga, saudara, dan orang-orang yang akan atau sedang memasuki masa pubertas. Selamat mencoba menjadi remaja produktif!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE