Review Film Everything Everywhere All at Once: Toleran Menyikapi Perbedaan Lintas Semesta

Misi menyelamatkan semesta diceritakan dengan kreatif. Banyak ide di luar nalar!

Ada banyak film Hollywood yang mengangkat tema toleransi sosial, tetapi pasti memiliki gaya yang berbeda dengan film Everything Everywhere All at Once. Yup, film bergenre superhero-comedy yang disutradarai oleh duo Daniels, Daniel Kwan dan Daniel Scheinert ini menceritakan tentang Evelyn (Michelle Yeoh) dan Waymond (Ke Huy Quan), pasangan suami istri dan imigran China yang telah tinggal di Amerika Serikat selama 32 tahun.

Pada hari yang sama, Evelyn harus menghadapi tiga masalah yang datang dari tiga orang, yaitu putri tunggalnya, Joy (Stephanie Hsu), ayahnya, Gong Gong (James Hong), dan petugas pajak IRS, Deirdre Beaubeirdre (Jamie Lee Curtis). Suatu hari, kendali tubuh Waymond diambil alih oleh Alpha Waymond, kepribadian Waymond dari semesta Alpha (Alphaverse). Alpha Waymond meminta bantuan Evelyn untuk menyelamatkan multisemesta (multiverse) dari ancaman Jobu Tupaki, makhluk jahat Alphaverse dengan kekuatan super yang dapat mengganggu stabilitas multiverse.

Penasaran mengapa film yang dinobatkan sebagai Film Terbaik (Best Picture) dalam ajang penghargaan Oscars 2023 ini layak untuk SoHip tonton? Yuk baca review-nya di bawah ini, Sobat Hipwee~

Advertisement

1. Daya kreatifitas tinggi dan gila dari duo Daniels memperkuat makna cerita

Jamie Lee Curtis, Ke Huy Quan, dan Michelle Yeoh | Credit: IMDB

Jamie Lee Curtis, Ke Huy Quan, dan Michelle Yeoh | Credit: IMDB via https://www.imdb.com

Daya kreatifitas tinggi dan gila dari duo Daniels selaku penulis naskah film Everything Everywhere All at Once patut diacungi dua jempol. Dengan durasi tayang 2 jam 32 menit, keduanya mampu mengemas ide cerita dengan sangat kreatif menggunakan gaya penulisan tiga babak (three act structure) dan alur maju-mundur.

Meski cerita terbagi ke dalam tiga babak yang berjalan secara bolak-balik dan cenderung mengaburkan fokus, plot cerita tetap ditunjukkan dengan seimbang dan mampu menunjukkan hubungan sebab-akibat dengan logis.

Advertisement

Duo Daniels juga pandai menyisipkan cerita pendukung yang mampu memperkuat makna cerita. Berkat penggunaan teknik multiplot dan penceritaan tidak terbatas yang ditempatkan pada masing-masing babak, ide cerita mampu menampilkan hubungan yang seimbang antara kekuatan naratif cerita dengan urutan waktu. Hal ini tentu sangat membantu penonton untuk mengetahui akar masalah cerita yang akan dihadapi oleh para karakter.

2. Dialog dwibahasa Mandarin–Inggris dan inciting incident menambah keunikan ide cerita

Aktor Asia keturunan China | Credit: IMDB

Aktor Asia keturunan China | Credit: IMDB via https://www.imdb.com

Ada dua hal mengapa ide film Everything Everywhere All at Once sangat unik. Alasan pertama adalah dominasi aktor berdarah Asia keturunan China yang berbicara dengan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris secara bergantian dalam jeda waktu singkat.

Advertisement

Dialog dwibahasa tersebut mampu meningkatkan kualitas ide cerita film sekaligus mempromosikan bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa pengantar utama film Hollywood.

Alasan kedua adalah adanya peristiwa cerita berupa inciting incident yang mengandung elemen kejutan (element of surprise) yang sarat akan bumbu komedi ala stand-up comedy. Agar dapat melakukan verse-jumping, setiap karakter harus melakukan tindakan gila dan absurd terhadap karakter lain.

Adegan absurd sebelum verse-jumping yang dirangkai dengan adegan pertarungan fisik penuh aksi yang juga absurd mampu menggemakan setiap elemen komedi yang ada sehingga memancing keinginan untuk tertawa terbahak-bahak.Elemen kejutan yang ada di dalam peristiwa sukses mengemas alur cerita dengan sangat apik dan menghibur.

Bahkan, elemen kejutan yang ditampilkan mampu mengecoh prediksi terhadap skenario cerita yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa adegan mengecoh tersebut mampu mengobati rasa kebosanan dan memantik rasa keingintahuan terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya.

3. Performa akting para aktor yang maksimal menambah kualitas pengembangan karakter

Ke Huy Quan sebagai Waymond Wang | Credit: IMDB

Ke Huy Quan sebagai Waymond Wang | Credit: IMDB via https://www.imdb.com

Sebagai aktris senior Asia, Michelle Yeoh telah memiliki formula unik tersendiri untuk menjiwai karakter Evelyn yang absurd. Aktris kelahiran Malaysia tersebut mampu menunjukkan sisi eleganitasnya meski dengan bungkus yang berbeda. Meski bukanlah film komedi murni, kemampuan akting Michelle dalam memerankan Evelyn yang rela melakukan tindakan absurd menambah elemen komedi yang cukup memancing gelak tawa.

Performa akting dari aktris kawakan Jamie Lee Curtis juga tidak kalah menarik. Meski memiliki slot penampilan yang cukup sedikit, aktris yang terkenal berkat perannya sebagai Laurie Strode dalam film franchise Halloween tersebut mampu memerankan karakter Deirdre sebagai petugas pajak yang tegas.

Kemampuan Jamie Lee Curtis menyampaikan dialog dengan pesan yang membum dan mimik muka yang menekan orang tetapi terkesan melawak serta kemampuan melakoni adegan pertarungan melawan Evelyn yang sangat absurd mampu memanjakan mata dan menghilangkan rasa bosan.

Performa akting Ke Huy Quan juga patut diapresiasi. Aktor pemeran Short Round dalam Indiana Jones: The Temple of Doom tersebut mampu menjiwai karakter Waymond yang memiliki tiga kepribadian berbeda pada tiga semesta yang berbeda pula dalam jeda waktu sangat singkat.

Performa akting Michelle Yeoh, Jamie Lee Curtis, dan Ke Huy Quan dalam memerankan tiga karakter sentral dengan kepribadian yang berbeda mampu menambah kualitas pengembangan karakter, sehingga dapat menjadi hal yang ikonik dan membekas di dalam pikiran.

4. Gaya sinematografi dan teknik slow-motion ala film The Matrix yang memukau

Cuplikan adegan pertarungan Michelle Yeoh sebagai Evelyn Wang | Credit: IMDB

Cuplikan adegan pertarungan Michelle Yeoh sebagai Evelyn Wang | Credit: IMDB via https://www.imdb.com

Film Everything Everywhere All at Once memiliki kualitas sinematografi yang mumpuni. Kualitas mumpuni itu terlihat dari teknik pengambilan gambar yang memukau dari sinematografer, Larkin Seiple.

Dengan memilih teknik pergerakan kamera dan sudut kamera  yang tepat, Larkin mampu mengabadikan suasana ketegangan yang tergambar dari adegan pertarungan epik Evelyn melawan orang Alphaverse di berbagai sudut tempat IRS dengan sangat apik.

Kecepatan gerak gambar yang ditampilkan dari setiap adegan pertarungan fisik juga tidak kalah unik dan terus-menerus mengundang gelak tawa. Adegan Evelyn yang bertarung dengan orang Alphaverse ditampilkan dengan teknik slow-motion ala film aksi The Matrix.

Teknik slow-motion yang ditampilkan mampu memberikan efek dramatis dan keseruan terhadap perjuangan Evelyn melawan setiap orang Alphaverse yang menghalanginya. Tidak hanya efek dramatis, teknik slow-motion mampu menambah tingkat kelucuan yang ditampilkan dari ekspresi wajah setiap orang Alphaverse yang kalah bertarung melawan Evelyn.

5. Pemilihan teknik editing dengan efek Kuleshov mampu mengabadikan ekspresi karakter

Efek Kuleshov | Credit: IMDB

Efek Kuleshov | Credit: IMDB via https://www.imdb.com

Editor film, Paul Rogers, lihai dalam melakukan cutting terhadap shot yang telah diambil sebelumnya dan merangkai setiap shot yang menjadi rangkaian adegan yang menarik dan menegangkan. Pemilihan teknik editing dengan efek Kuleshov mampu mengabadikan ekspresi karakter Evelyn yang bersifat keibuan dalam menghadapi tekanan mental dari Alpha Gong Gong untuk menyerah terhadap Jobu Tupaki.

Berkat penggunaan Efek Kuleshov tersebut, pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh film ini mudah dipahami secara utuh, yaitu rasa kasih sayang ibu terhadap anak yang tidak akan pernah putus sampai kapan pun.

Itulah review film Everything Everywhere All at Once. Dari enam indikator di atas, nilai 9.5/10 pantas diberikan untuk film besutan rumah produksi A24 ini.

Film ini memiliki pesan tersirat yang cukup menohok, yaitu pentingnya untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap setiap orang yang berbeda dan bersikap saling toleran dalam menyikapi setiap perbedaan yang ada. Jadi, apa SoHip tertarik untuk menonton film multiverse ini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

International Relations Researcher. Freelance SEO Content Writer. Advance Wibu. Movie Lovers.

CLOSE