Sederet Kiat Move-on Agar Proses Perpindahanmu Tidak Terhenti Disitu Saja

Sudah saatnya kita beranjak dari kenangan masa lalu kita.

Dalam menjalin sebuah hubungan romantisme, pastilah seseorang mendambakan kehidupan percintaan yang mulus-mulus saja. Akan tetapi, hubungan antar dua kepala seringkali menemui hambatannya ketika dihadapkan dengan masalah perbedaan prinsip atau pendapat. Problematika yang remeh-temeh hingga serius akan selalu berada di luar ekspektasi kita sebagai pelaku hubungan. Sekuat apapun berjuang, manusia tetaplah manusia yang punya titik putus asa ketika semuanya tampak serba salah. Seiring dengan adanya rasa kecewa akibat kandasnya sebuah hubungan, kita seolah dipaksa untuk segera menyelamatkan diri dengan terus bergerak dan berpindah. Entah untuk menyembuhkan luka hati atau sekedar mencari udara segar dari rasa pengap yang selama ini memenuhi dada.

Pada kenyataannya, berpindah tidak sesederhana mengganti satu orang dengan orang lain, tetapi harus dibarengi dengan usaha yang serius agar target move-on dapat benar-benar tercapai. Berikut ini adalah beberapa tips agar usaha move-on mu tidak hanya sekedar niat kosong belaka. Yuk, cek!

Advertisement

1. Move-On Bukanlah Cara Untuk Melupakan, Tapi Cara Untuk Menerima Keadaan.

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Satu hal yang harus digarisbawahi ketika memutuskan untuk move-on adalah hati dan fikiran yang benar-benar sudah siap. Sadari bahwa kita harus segera berpindah dari satu fase kehidupan ke fase berikutnya. Perkara move-on tidak sesederhana belajar untuk lupa, karena sejatinya manusia susah untuk melupakan sesuatu, apalagi jika hal tersebut telah memberi kesan tersendiri di dalam hidupnya.

Jika sudah mantap untuk move-on, belajarlah untuk menerima keadaan, jadilah pemegang kendali pada apapun yang akan terjadi di dalam hati dan fikiranmu, karena usaha segigih apapun akan menemui jalan buntu  jika tidak dibarengi dengan keteguhan hati dan kerelaan untuk menerima keadaan.

Advertisement

2. Membuat Daftar Plus-Minus Sebelum Move-On.

Photo by Ivan Samkov from Pexels

Photo by Ivan Samkov from Pexels via https://www.pexels.com

Flashback ke masa lalu, ingat kembali alasan-alasanmu ingin menyerah pada semuanya. Sangat manusiawi jika sesekali keraguan muncul di dalam hati, apalagi jika perasaanmu masih sangat banyak terhadapnya.

Untuk menetralkan pikiran yang masih carut marut, ada baiknya untuk menuliskan apa yang sedang kamu rasakan saat ini dan apa yang ingin kamu capai di masa yang akan datang. Tuliskan semuanya pada selembar kertas agar kamu bisa melihat lebih jelas dampak baik dan buruk apa yang akan kamu dapatkan jika pada akhirnya mengambil keputusan serius untuk berpindah.

3. Beri Jarak dan Tutup Semua Akses.

Advertisement
Photo by Vera Arsic from Pexels

Photo by Vera Arsic from Pexels via https://www.pexels.com

Sudah saatnya kamu menerapkan social distancing tidak hanya pada saat pandemi, tapi juga pada saat kehidupan cintamu sudah tidak dapat terselamatkan lagi. Toh, ini untuk kesehatan mentalmu juga, kan? Atur posisi, jangan berikan akses kepadanya untuk bertemu.

Tutup semua celah yang dapat menghubungkan kamu dengannya. Jangan coba-coba untuk melunak. Gagalnya usaha move-on seringkali terjadi bukan karena dia yang berusaha untuk mendekatimu kembali, tapi karena kamu yang kurang tegas pada dirimu sendiri hingga tanpa sadar memberinya ruang untuk kembali masuk dan merusak semua yang telah kamu usahakan.

4. Beranjak Pada Sebuah Fase yang Baru, Bukan Pada Orang yang Baru.

Photo by Andre Furtado from Pexels

Photo by Andre Furtado from Pexels via https://www.pexels.com

Acap kali kita mendapati seseorang yang mengakhiri hubungannya dengan cara berpindah dari satu orang ke orang lain dengan harapan bahwa orang tersebut mampu membuat mereka lebih bahagia, padahal esensi move-on adalah mencukupkan satu fase dan berpindah pada fase lain.

Harapannya jelas agar kita bisa mendapatkan kembali kebahagiaan yang selama ini diidamkan. Bukan hal yang salah jika pada akhirnya, kita memutuskan untuk mengisi perpindahan fase tersebut dengan membuka lembaran baru bersama seseorang. Namun, bukankah lebih bijaksana jika kita melakukan introspeksi terlebih dahulu sebelum memutuskan ingin membagikannya kepada orang lain?

5. Jangan Mencari yang Mirip Dengannya di Versi yang Lain.

Photo by Ketut Subiyanto from Pexels

Photo by Ketut Subiyanto from Pexels via https://www.pexels.com

Parameter kesuksesan move-on adalah dengan tidak membanding-bandingkan dia di masa lalu dengan dia di masa sekarang. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitupun diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang persis sama.

Walaupun demikian, kita selalu punya hak penuh untuk menentukan akan bersama siapa dan akan seperti apa pada masa yang akan datang. Tentunya dengan berbagai pertimbangan dan bekal pembelajaran dari hubungan yang telah usai. Bangunlah kebahagiaan baru dengan tidak melibatkan kenangan-kenangan di masa lalu. Move-on mu akan terasa jauh  lebih sempurna jika kamu berani membuka pintu dan melangkah pada harapan-harapan baru.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengamat ejaan pada papan reklame. Menulis berdasarkan 20% logika, 30% imajinasi, dan 50% emosi.

CLOSE