Social distancing lagi-lagi harus hadir di tengah kebahagian saat hari kemenangan. Bagaimana tidak, tradisi di hari lebaran yang biasa kita jalani tiap tahun terasa berbeda bahkan hati harus tetap waspada dalam menyambut hari yang fitri. Sekedar sungkem dan meminta maaf kepada orang tua begitu terasa bagi yang di perantauan. Mereka harus menunda mudik dan merelakan lebaran bersama keluarga.
Lebaran tahun ini memang begitu sepi, jalanan pun tampak lenggang, orang-orang memang malas untuk keluar atau mungkin melakukan social distancing entah. Tapi memang kita diharuskan untuk tetap di rumah. Suka duka memang sangat terasa berat di tahun ini, banyak yang kehilangan pekerjaan, memisah jarak dengan orang-orang tersayang, dan yang paling menggores hati tak bisa melantunkan takbir di hari raya dengan keluarga.
1. Dimana takjil ramadhan tahun ini?
Melakukan social distancing dan tetap di rumah demi menghambat dan menghindari penyebaran virus memang harus kita lakukan. Ramadhan yang harusnya kita lewati dengan suka ria dengan berburu aneka macam takjil, tapi tidak untuk tahun ini. Meskipun masih ada orang yang berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka, namun hati tetap saja gelisah untuk berjalan di tengah kerumunan orang. Tapi tak perlu khawatir, membuat takjil sendiri di rumah lebih higienis dan kita juga terhindar dari tertularnya virus corona.
2. Berburu masker, bukan berburu baju lebaran
Mematuhi prosedur kesehatan yang dianjurkan pemerintah, dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker saat keluar rumah, dan menjaga jarak dengan orang banyak.
Sejak 2 bulan lalu hingga sekarang masker lebih penting dari pada baju lebaran, bahkan mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli masker dengan harga yang tergolong tidak murah. Menjelang lebaran pun mereka tidak terpaku untuk pamer baju baru, namun lebih melakukan physical distancing dengan menggunakan masker.
3. Tak ada takbir keliling, takbir di rumah pun jadi
Tidak afdol rasanya jika merayakan hari kemenangan tanpa melakukan takbir keliling membawa obor, menggunakan pengeras suara dan alat musik seadanya dan berkeliling kampung untuk menyuarakan takbir.
Yahhh, social distancing dan pembatasan daerah menjadi penghalang kita untuk melakukan takbir keliling. Tak hanya itu saat malam takbir pun juga dirasakan orang-orang diperantauan yang tidak bisa berkumpul dengan keluarga.
Seperti pepatah mengatakan tak ada rotan kayu pun jadi, yaa meskipun tak ada takbir keliling namun kita bisa tetap memeriahkan lebaran dengan Takbir di rumah bersama keluarga. Selain itu, juga menghindari penyebaran virus.
4. Silaturahmi online
Maaf-maafan dan bersalaman dengan keluarga dan saudara memang tradisi yang sering kita lakukan saat lebaran. Berkumpul dan makan bersama merupakan moment yang paling ditunggu-tunggu. Namun lebaran tahun ini silaturahmi hanya bisa dilakukan dengan berbalas pesan singkat atau melakukan video call sebatas melepas rindu.
Tak bisa mudik dan merayakan hari raya berkumpul dengan keluarga. Tak ada silaturahmi ke rumah-rumah tetangga dan bercengkrama dengan mereka, karena memang pemerintah menghimbau untuk menjaga jarak agar penyebaran virus tidak meluas.
5. Menunda semua agenda dengan keluarga
Demi menjaga kesehatan orang-orang tersayang, kita harus merelakan untuk menunda semua agenda yang sudah direncanakan saat berkumpul Bersama keluarga. Mungkin bagi yang di rumah mereka akan tetap di rumah dan membuat acara sekedar bakar bakar, maupun berbagi cerita.
Namun bagi yang di perantauan mereka mau tidak mau harus mengikhlaskan untuk tidak ikut berkumpul dan membatalkan segala agenda yang sudah dirancang. Menunda mudik meskipun sangat ingin merupakan pilihan untuk menyelamatkan keluarga dan orang-orang sekitar dari penularan virus corona.
Meskipun kita merasa benar-benar sehat, namun tidak dipungkiri jika kita terkena virus saat dijalan dan malah memperburuk keadaan ketika di rumah.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”