Kehidupan yang cukup dan bahagia konon katanya dapat dibagun berdasarkan gairah mimpi yang terpenuhi. Gairah mimpi yang terpenuhi ini adalah sensasi atau perasaan mengejar sesuatu yang kita inginkan dan dambakan sepenuh jiwa. Namun, keterbatasan masa pandemi saat itu, meniadakan gairah mimpi yang sudah tersusun dan akhirnya menghampakan hidup yang saya rasakan. Akan tetapi, berkat keterbatasan dan waktu senggang, saya mampu kembali lagi, back on track, lewat inspirasi dari membaca buku.
Buku bagi saya adalah sumber pengetahuan. Pengetahuan dalam buku berasal dari buah pemikiran, imajinasi, dan pengalaman para penulisnya. Dengan membaca buku yang beirsi pemikiran, imajinasi, dan pengalaman penulisnya, maka wawasan kita nantinya juga akan bertambah. Dengan bertambahnya wawasan, maka ketika kita berhadapan dengan suatu masalah, kemampuan kita melihat dan merespon akan jadi jauh lebih baik berkat banyaknya referensi dari pengetahuan yang ada di dalam buku. Penggambaran tersebut adalah hasil dari kesan yang kubangun dari membaca buku, terutama buku yang mengangkat tema tentang gairah hidup dan kehidupan.
Oleh karena itu, jika kalian merasa sedang bosan dan bingung, seperti kehilangan gairah hidup maupun semangat mencapai dan mengejar sesuatu, maka saya merekomendasikan 3 buku ini untuk mengubah pandangan dan semangatmu terkait hidup, simak!
ADVERTISEMENTS
4. Lelaki Tua dan Laut – Ernest Hemingway
Photo by Johannes Plenio on Pexels via https://www.pexels.com
Photo by Johannes Plenio on Pexels via https://www.pexels.com
Satu kata untuk buku ini: Kesepian!. Ya buku terakhir yang terakhir akan saya rekomendasikan adalah Lelaki tua dan laut, cerita fiksi karangan Ernest Hemingway yang menggambarkan perjalanan kakek tua sebagai nelayan berburu ikan di laut. Secara umum, cerita ini sederhana, seorang kakek berburu ikan di laut, akan tetapi ketika kita membacanya, setidaknya saya sendiri, merasakan sensasi kesepian dan juga harapan melalui dialog ketat kaket tua dengan pemikirannya sendiri, ikan, dan juga kepada laut.
Cerita sendiri berorientasi pada perjalanan kakek tua hendak melaksanakan kegiatan sehari-harinya sebagai seorang nelayan. Namun, konflik mulai terasa ketika yang terjadi kakek tua tersebut berhasil menangkap ikan besar yang jadi impian semua nelayan di teluknya. Meskipun sudah berhasil mendapatkannya melalui pengorbanan yang tidak sedikit, ternyata pada perjalanan membawanya pulang, kakek tua tersebut akhirnya menerima situasi sulit lagi.
Sisi menarik dari buku ini adalah bagaimana penggambaran detail Ernest Hemingway terhadap situasi dan kondisi tempat yang menjadi latar belakang cerita tersebut. Selain detail situasi dan kondisi, gaya storytelling dan penulisan dialog di dalam pikiran kakek tua menjadi begitu terasa nyata karena ketat dan bisa dipahami dengan baik.
Bagi saya, membaca buku ini seolah menggambarkan situasi saya saat pandemi berlangsung, kesepian disertai kehilangan harapan. Dalam situasi tersebut, saya melakukan banyak dialog dengan diri sendiri untuk membicarakan tentang hubungan, hidup, dan harapan. Menurut saya, hal baik setelah membaca buku ini adalah pelajaran bahwa terkadang mimpi dan keinginan yang dikejar susah payah tidak memberikan hasil yang diinginkan, namun hal berharga dari kegiatan tersebut adalah fakta bahwa kita tumbuh menjadi jauh lebih baik karena waktu sulit yang kita rasakan. Sama seperti yang dicontohkan oleh cerita, Santiago si nelayan tua yang akhirnya dikenal sebagai seorang pekerja keras dan dihormati oleh warga desanya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”