Stadion Lukas Enembe, Mentari Harapan Baru dari Timur, Catat Rekor MURI untuk Arsitekturnya

Selama ini, kita hanya mengenal mutiara-mutiara hitam seperti Osvaldo Haay, Elie Aiboy, Boaz Salossa, Ricardo Salampessy, dan lain-lain, tanpa pernah tahu bagaimana sih perkembangan infrastruktur olahraga di Bumi Cendrawasih sendiri.

Penetapan Papua sebagai tuan rumah PON XX 2021 karena kesiapan pemerintah daerahnya dalam memoles habis-habisan infrastruktur olahraga, terutama Stadion Lukas Enembe, yang menjadi venue utama PON XX 2021. Stadion yang besar dan megah biasanya berbanding lurus dengan prestasi atletnya yang mumpuni.

Fasilitas yang disiapkan pemerintah daerah, salah satunya stadion, pastinya akan berpengaruh pada rasa bangga dan percaya diri atlet-atlet Bumi Cendrawasih. Nggak main-main, stadion ini menelan anggaran sampai Rp 1,3 Triliun dari APBD Provinsi Papua. Biaya sebesar itu membawa prestasi untuk Stadion Lukas Enembe sendiri, yaitu tiga rekor MURI untuk arsitektur bangunannya. Syedap! Apa saja ya?

Advertisement

1. Atap Baja Lengkung Dengan Bentang Terpanjang

Belum pernah ada di Indonesia

Belum pernah ada di Indonesia via https://www.jpnn.com

Stadion Lukas Enembe mengikuti rancangan arsitektur honai khas Papua yang memiliki luas area bertanding dengan panjang 60 meter dan lebar 60 meter. Beratap baja lengkung sepanjang 90,84 meter yang menjadikannya terpanjang di Indonesia.

2. Atap Tanpa Sambungan Terluas TANPA BAUT Berbentuk Dome

teknologi berkelas

teknologi berkelas via https://www.instagram.com

Ini bagian teristimewa! Bentang dome-nya yang merupakan struktur baja terpanjang dengan dimensi 90 meter, dan dirancang tanpa baut sehingga hampir menihilkan resiko kebocoran. Dalam dunia arsitektur, sistem atap tanpa baut ini memang menjadi alternatif solusi dan desain untuk membangun mahkota bangunan masa kini yang modern, unik, dan aesthetic, serta tidak melukai atap sama sekali. Teknologi yang canggih ya!

Advertisement

3. Instalasi Sistem Pendingin Terpanjang

Teknologi di venue cabor bulu tangkis

Teknologi di venue cabor bulu tangkis via https://www.republika.co.id

Selain terpanjang, instalasi sistem pendingin ini juga mempunyai diameter terbesar textile duct dengan dimensi ring internal 477 meter, diameter cincin luar sepanjang 70 meter dan diameter cincin dalam sepanjang 56 meter. Fantastis, nggak tuh? Fungsinya apa, sih?

Berbeda dengan Stadion Gelora Bung Karno (GBK), teknologi sistem pendingin ini akan menjadikan aliran udara halus dan rata, sehingga jika bermain bulutangkis tidak akan goyang shuttlecock-nya.

4. Selain Rekor MURI, Stadion Lukas Enembe Didesign Dengan Ornamen Lokal Khas Papua, Loh!

Teknologi modern berpadu dengan kearifan lokal

Teknologi modern berpadu dengan kearifan lokal via https://www.instagram.com

Hal ini menjadikan stadion kebanggaan masyarakat Papua  masuk dalam daftar 21 terbaik 2019 dunia, yang digelar oleh media online asal Polandia, Stadiumdb.com. Kurang membanggakan apalagi?

Advertisement

5. Rumput Berkualitas Standar FIFA

Stadion Lukas Enembe

Stadion Lukas Enembe via https://www.instagram.com

Stadion Lukas Enembe dibangun tiga lantai dengan luas bangunan mencapai 71.697 meter persegi di atas lahan seluas 13 ha. Selain sebuah lapangan sepak bola berstandar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), induk olahraga sepak bola dunia, stadion itu juga dilengkapi lintasan atletik yang juga telah bersertifikasi induk olahraga atletik dunia, Federasi Atletik Internasional atau IAAF. Pantas saja diganjar rekor MURI dengan kemegahan seperti itu.

Kecanggihan teknologi yang digunakan pada Stadion Lukas Enembe semakin membuat masyarakat Indonesia bahkan dunia, segan terhadap kualitas atlet-atlet dari Timur Indonesia. Selain itu, PON XX juga semakin memperkuat solidaritas sosial antar anak bangsa dari berbagai provinsi maupun solidaritas sosial di internal penduduk Papua. Julukan Papua sebagai Indonesia mini menjadi modal sosial, sekaligus modal kultural, dalam merawat keberagaman masyarakat Papua.

Semoga adanya Stadion Lukas Enembe ini dapat digunakan untuk mencetak lebih banyak lagi atlet-atlet berkualitas, mentari harapan baru dari Timur, yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Torang Bisa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belajar Ilmu Hubungan Internasional selama 4 tahun. Lalu berkarir di dunia PR, marketing communication, media relations, dan antek-anteknya selama 3 tahun lebih. Suka ngvolunteer sambil traveling tipis.

CLOSE