Stop Mengurusi Kepribadian Orang Lain

Jika memang saya baik, tak ada alasan saya menghakiminya

Seringkali, kita dibuat keki  dengan perilaku orang lain, baik di sekitar maupun yang nun jauh di sana (orang yang terkadang tidak kita kenal, tapi sok kenal). 

            “Kok orangnya gitu sich…”

            “Jahat bener…”

            “Ada ya orang yang seperti itu, amit-amit dech…”

            “Lebay banget sih, hal kecil ajah, heboh…”

Dan bla..bla..bla yang sering kita lontarkan untuk mengekspresikan kekesalan kita pada seseorang (ya… seseorang…). Semakin kita lihat, makin besar mata kita, makin nggondokin, persis manusia yang kekurangan garam beryodium. Garam beryodium ini, baik untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Kalau sampai kekurangan yodium, bisa membuat pertumbuhan dan kecerdasan kita tak bulat sempurna. Yapz, kekesalan kita akan perilaku orang lain, sama sekali tak membawa manfaat besar bagi pertumbuhan dan kecerdasan emosional kita. Hmmm…. Lalu…. Bagaimana? Mari kita buat short vacation about this annoyed feeling.

1. Awalnya memang tanpa sengaja hertemu, hingga masuk ke hati dan jadilah baper

oh My God...

oh My God… via https://id.pinterest.com

Lagi enak-enaknya ngelamun atau nge-stalk someone, tiba-tiba muncul seseorang yang kita sebut bad guy tegak lurus di hadapan kita. Akibatnya buyar lamunan dan bayang-bayang someone digantikan dengan drama si bad guy. Hanya dengan mendengar sepenggal scene atau sebait kalimat, atau sekilas suara, membuat hati ini panas membara dan munculnya hate speech yang kalau itu ditujukan ke kita, kita pun sedih mendengarnya.

2. Pernahkah kau mendengar atau merasakannya?

sakit rasanya...

sakit rasanya… via https://id.pinterest.com

(Soundtract filmnya My Heart, guys.)

Ada orang yang salah menilai kita buruk, refleks kita menggumam dalam lubuk hati terdalam (sambil menangis pilu baik terang-terangan atau sembunyi-sembunyi).

"Kau tahu apa…?"

"Kau tak tahu apa-apa…."

Yepz…. Kalian tahu apa?

Dalam situasi yang sama, Si Bad Guy pun mengatakan hal yang serupa, dalam lubuk hati terdalam (sambil menangis pilu baik terang-terangan atau sembunyi-sembunyi)…

"Kau tahu apa….?"

"Kau tak tahu apa-apa"

Kira-kira, kita tahukan rasanya dihakimi?

3. Fokus pada membangunkan malaikat atau iblis?

be an angel or a devil...

be an angel or a devil… via https://id.pinterest.com

Katanya sih, apa yang hadir dalam kehidupan kita, semua adalah KEBETULAN. Saat cuaca panas, lalu lewatlah tukang es lilin. Apakah tukang es lilin kebetulan lewat? Atau kita yang kebetulan lewat? Sebenarnya, tukang es lilin maupun kita, memang sering atau ada lewat sana. Mungkin juga pernah ketemu, hanya kita tak menyadari, atau sedang tak saling menghampiri. Lalu kenapa kita bisa bertemu? Karena masa dan tempatnya tepat. Harapan kalian saling tarik menarik. Tukang es lilin yang mengharapkan sedikit rezeki serta kita yang mengharapkan kesegaran. Melalui cuaca panas, kalian dipertemukan.

Sama halnya, mengapa kita menemui begitu banyak kejadian yang membuat kita benci, kesal, dan marah. Dari sini kita bisa tahu, orang lain pun akan benci, kesal, dan marah jika kita berbuat hal yang sama. Perbuatan buruk orang lain, ibarat alarm yang membangunkan sisi baik dan menyadarkan sisi buruk kita.

4. Pantaskah kita menghakimi orang lain?

Dalam sebuah kisah, sekelompok warga menyeret seorang pelacur ke sebuah balai desa. Di sana sang pelacur dicaci maki dan hendak dilempari batu serta dipukuli. Seorang tokoh yang disegani di sana melindungi si pelacur dan berkata,

"Hanya orang yang sama sekali tak pernah berbuat dosa, boleh memukul dan melempari wanita ini dengan batu."

Semua orang pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali orang yang baik sekalipun. Orang yang sangat jahat pun pasti mempunyai sisi baiknya. Siapa yang bisa memutuskan itu dosa atau pahala, hanya berada di tangan Tuhan Yang Maha Esa. Lebih baik, menghakimi diri sendiri daripada menghakimi orang lain.

5. Karena hidup ini, tentang saya, bukan orang lain

it's my amazing life...

it's my amazing life… via https://id.pinterest.com

Semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pula orang-orang yang hadir dalam kehidupan kita. Tentunya, dalam buku kehidupan ini, kita menginginkan setiap lembar diisi dengan prestasi dan pencapaian yang baik. Semua tentang…

"…saya yang bertambah dewasa…"

Semua tentang…

"…saya yang bertambah bijaksana…"

bukan saya yang sibuk dengan kehidupan orang lain. Jadikan diri ini cermin kehidupan yang baik bagi banyak orang. Life is learning… to be better…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

maybe full of "Yin"