Susah Melakukan Physical Distancing? Yuk Simak Penyebab dan Tips Mengatasinya

Jangan mau terhambat, ayo jaga jarak!

Pada bulan Maret lalu, WHO sudah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pergantian istilah dari Social Distancing menjadi Physical Distancing. Hal ini karena WHO takut orang yang mendengarnya jadi salah kaprah dan memutuskan hubungan dengan orang-orang di sekitar. Padahal yang dimaksud adalah kita harus menjaga jarak dengan orang lain, minimal satu sampai dua meter. 

Saya pikir, kita harus mulai membingkai ulang apa yang sedang kita lakukan sekarang. Kita saat ini sedang menjaga jarak fisik atau physical distancing dengan orang lain untuk menekankan bahwa kita tetap dapat terhubung secara sosial bahkan ketika fisik tak bertemu, profesor psikologi dari Universitas Stanford, Jamil Zaki berpendapat bahwa sudah saatnya kita menghentikan pemakaian frasa social distancing.

Namun, pada penerapannya, physical distancing dirasa sama susahnya dengan social distancing. Walau jelas-jelas para ahli berpendapat bahwa menjaga jarak merupakan salah satu cara yang aktif dalam mencegah penyebaran Covid-19, tapi masih terdapat pelanggaran dalam pelaksanaannya. Kira-kira kenapa, ya? Simak ulasan berikut ini!

Advertisement

1. Budaya Indonesia yang ramah

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Negara kita, Indonesia, punya budaya yang ramah. Hampir tidak pernah bertemu orang yang dikenal tanpa bersalaman. Bahkan kadang bukan hanya bersalaman, tapi juga berpelukan dan cium pipi kanan-kiri. Pernah tidak kamu dibilang sombong karena tidak melakukan hal-hal di atas?

Bisa jadi alasan terbesar sulitnya penerapan physical distancing di Indonesia disebabkan oleh hal ini, karena mau bagaimanapun, masyarakat memang sulit melepaskan diri dari budaya yang sudah berlangsung lama.

Advertisement

2. Selain ramah, Indonesia juga sangat menjunjung solidaritas

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Ketika kita sedang kesulitan di jalan, walau tidak kenal siapa pun, kita bisa tetap terselamatkan. Hal ini karena memang orang-orang Indonesia menjunjung tinggi solidaritas dan suka saling membantu. Tentu saja ini bukan hal yang buruk, justru salah satu nilai plus dari Bangsa Indonesia.

Namun, di masa pandemi seperti ini, hal tersebut bisa saja berubah jadi penghalang berlangsungnya physical distancing. Contoh saja, tetap berlangsungnya siskamling selama pandemi. Jelas saat melaksanakannya, masyarakat bisa lupa tentang menjaga jarak, dan hal ini kembali mengacaukan kebiasaan yang ingin dibangun.

3. Tidak tahu pentingnya physical distancing

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Minimnya pengetahuan mengenai physical distancing sendiri bisa menjadi penghambat proses yang cukup besar. Ketika seseorang tidak tahu mengapa harus melakukan sesuatu, mereka cenderung jadi tidak serius dan tidak menjalankannya dengan baik. Tanpa mengetahui pentingnya physical distancing, orang-orang juga akan berpikir itu hanya sekadar peraturan dan tidak sadar akan akibat yang akan timbul karena tidak melakukannya.

Advertisement

4. Tidak ada kesadaran diri

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Yang terakhir tapi juga tidak kalah penting, masalah kesadaran diri. Ada banyak orang yang melakukan suatu tindakan hanya karena harus dan takut dihukum, tanpa kesadaran dari dalam diri. Buruknya, kebiasaan yang timbul bukan karena kesadaran diri tidak akan bertahan lama, karena ketika tidak ada yang tahu dan tidak ada yang melihat, mereka akan kembali tidak melakukannya. Padahal melakukan physical distancing berguna untuk diri sendiri dan orang lain.

5. Cara Mengatasi Hambatan Melakukan Physical Distancing

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Apakah kamu mengalami salah satu dari empat hambatan melakukan physical distancing seperti yang dijabarkan di atas? Jika iya, kamu bisa menerapkan beberapa solusi di bawah ini:

  • Jangan dengarkan omongan orang lain. Hidup kamu, dirimu sendiri yang atur. Jangan mau terpengaruh dengan penghakiman yang orang lain buat, selama kita melakukan hal yang benar.
  • Bersikap lebih tegas. Bersambung dari yang pertama, bila orang lain mendesak dengan ucapan seperti “Ih sombong banget” atau sebagainya, kamu harus jadi lebih tegas untuk tidak membiarkan jarak mereka kurang dari satu meter denganmu.
  • Beri mereka penjelasan mengenai physical distancing. Bila bertemu dengan orang yang tidak menjaga jarak, kamu bisa menegur dengan menambahkan pengetahuan tentang pentingnya physical distacing agar mereka sadar dan tidak mengulanginya lagi.

Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja hambatan dalam menjalani physical distancing dan cara mengatasinya. Tetap terapkan jarak aman antara kamu dan orang-orang di sekitar, ya. Salam dari jarak jauh! 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE