Teruntuk Rekan HRD Kami, Sekarang Kami Sudah Sadar Bagaimana Kami Melangkah.

Dear Rekan HRD kami,

Kami para pekerja yang kamu anggap sebagai pengeluh dan orang yang tidak puas. Sudah lama sebenarnya kami merasa ada yang mengganjal pada dirimu. Tapi, kami bersabar karena kami masih menghormati kedudukanmu. Tahu kah kamu bahwa kami sebenarnya sudah pernah bicara dari hati ke hati, dari mata ke mata bahkan dari sampai hal yang kamu anggap hina hanya untuk mengatakan padamu bahwa sikapmu tidak sepantasnya terjadi pada karyawan. Ya. Kami memang tidak mengerti apa itu management tapi kami tahu apa itu HRD.

1. HRD hadir untuk mengarahkan, bukan mencaci maki

Advertisement

Kami berterima kasih kalau kau 'mencaci' untuk kemajuan kami. Alih-alih mencaci untuk kemajuan, justru kamu menusuk kami dari belakang. Awalnya kami tidak percaya, tapi semakin lama cacianmu semakin menyadarkan kami betapa pentingnya HRD yang obyektif itu. Bukan mencaci kesalahan dan 'memperluas' cerita-cerita kesalahan kami di depan karyawan lain, justru HRD perlu mengarahkan dengan bijak bagaimana dan apa yang harus dilakukan.

2. HRD itu menjadi Jembatan, bukan Penghambat

Kami tahu pekerjaanmu lebih banyak dari kami. Tidak sedikit juga kamu meminta tolong pada kami, rekan dari departemen lain untuk menunjang pekerjaanmu. Tidak kah kamu merasa empati pada kami saat kami meminta bantuanmu? Kamu mencaci bahwa kami lambat memberimu A,B,C, tidakkah kamu menyadari bahwa kami bekerja dengan tim yang sangat terbatas dan beban kerja yang tidak sepantasnya.

Tidak sedikit pula kamu selalu lambat dalam memberi laporan-laporan yang kami butuhkan. Tapi kami masih dengan sabar walau hati kami teramat perih. Kami pun sadar bahwa penting HRD menjadi JEMBATAN bukan HAMBATAN. Tempatkan kami sesuai dengan kemampuan kami bukan yang diluar kapasitas kami.

Advertisement

3. HRD itu sosok yang Obyektif, bukan Subjektif

Manajemen Personalia

Manajemen Personalia via https://www.sekolahpendidikan.com

Sudah sering kali kamu memberikan penilaian atas ketidak sesuaianmu terhadap rekan kerjamu yang tidak kamu sukai berimbas pada pilihan nasib karyawanmu. Penilaian hasil kerja yang kami tahu adalah penilaian atas prestasi yang sudah kami capai selama bekerja. Bukankah kamu juga sangat menginginkan prestasi dan apresiasi itu sebanding? Tapi mengapa penilaianmu masih seputar obyektifitas suka dan tidak suka dirimu sendiri. Lalu kami pun sadar bahwa HRD membutuuhkan sosok yang OBYEKTIF dan bukan SUBYEKTIF.

4. HRD itu mengayomi, bukan malah nyinyir kesana sini

Tujuan Manajemen

Tujuan Manajemen via http://www.psychologymania.com

Ada yang tidak kamu suka dari karyawan, simpanlah tidak sukamu sendiri. Selama kredibilitasnya diakui, apa masalahnya dengan kekurangan pribadi. Toh semua manusia itu tak sempurna, masih bisa di training, masih bisa diubah. Jangan segan-segan menegur, teguran itu positif selama kamu menyampaikan itu tidak nyiyir sana-sini. Dari sini kami sadar bahwa HRD itu harusnya MENGAYOMI dan mendidik jadi karyawan yang patut diacungi jempol di tempat mereka berada.

5. HRD itu harus terbuka dan jujur pada diri sendiri, bukan malah menghakimi orang lain

Hal Mendasar Perusahaan

Hal Mendasar Perusahaan via https://blog.talenta.co

Terkadang kamu tidak mau mengakui kekuranganmu sendiri dan membeberkan kekurangan orang lain dari sudut pandangmu. cukupkan saja sampai disini. Jujurlah dengan kekurangan dan kelebihanmu, kamu juga tidak mau kan kalau orang lain lebih melihat kekuranganmu daripada kelebihanmu. Bukankah kamu juga ingin kelebihanmu dianggap oleh orang lain? Jika kami salah wajar jika kamu menegur kami, tapi tidak wajar jika kamu menghakimi kami karena kesalahan yang kami lakukan. Toh jika kamu salah kami masih bisa memakluminya.

Advertisement

6. Bagi kami pengalaman bersamamu cukup menjadi contoh nyata kami

Dari sini kami menyadari seperti apa kamu di posisimu. Mungkin ini alarm dari yang Kuasa bahwa kami harus berhenti sampai disini. Bukan kami kalah, bukan juga karena kami benci hanya saja kami sudah lelah dan banyak yang perlu dipikirkan dari hidup kami tentang apa yang kami cari.

Kami ini sehat, kami ingin berprestasi, kami juga ingin berkembang. Kami memang tidak segera puas dengan keadaan, karena kami menyadari hidup ini dinamis dan tidak bisa hanya berpuas diri. Walau begitu kami tidak lupa bersyukur pernah bertemu atau berkenalan dengan Partner HRD kami. Kami bisa melihat sisi lain dan kami berjalan ke arah yang lebih baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Writting, Dancing and Music is the best combination for my soul. Definitely, I'm the dreamer. Believe it, the dream is never die.

CLOSE