5 Alasan Bersyukur karena Pandemi Covid-19. Mengeluh Hanya Menghabiskan Waktu dan Tenagamu!

Bersyukur di tengah pandemi Covid-19

Tak bisa dipungkiri bahwa tahun 2020 ini merupakan tahun yang paling memprihatinkan. Selain bencana banjir yang menyerang beberapa daerah di Indonesia pada awal Januari 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah melumpuhkan sendi-sendi kehidupan manusia, khususnya untuk segi perekonomian, yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Tidak sedikit yang mengalami depresi, stress, gangguan kejiwaan, bahkan sampai ada yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Meskipun demikian, tahukah kamu bahwa dibalik serangan Covid-19 yang memprihatinkan tersebut terdapat beberapa hal yang patut kamu syukuri? Daripada terus mengeluh, simaklah beberapa hal berikut yang patut kamu syukuri, khususnya di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Advertisement

1. Bersyukur: Kamu Masih Memiliki Tubuh yang Sehat

Jutaan orang diseluruh dunia harus mengalami nasib yang tidak seberuntung kamu. Jangankan untuk sekedar berjalan ke kamar mandi. Untuk bernafas saja sulit! Covid-19 yang menyerang paru-paru manusia mengakibatkan si penderitanya mengalami sesak nafas yang luar biasa menyiksa. Satu hembusan nafas saja bagaikan sehabis berlari ratusan kilometer.

Mereka semua yang terpapar Covid-19 tentu saja ingin memperjuangkan hidup mereka untuk sembuh, walau harus menghabiskan air mata mereka. Ada yang beruntung, yaitu sembuh. Namun ada pula yang tidak beruntung, yaitu berujung kematian.

Advertisement

Bagaimana dengan kamu? Kamu yang masih segar bugar, kamu yang masih mampu bernafas dengan baik, kamu yang seluruh inderanya masih berfungsi dengan baik, kamu yang masih bisa berjalan dan berlari, kamu yang masih bisa mengendarai kendaraan, dan kamu semua yang masih diizinkan Tuhan menikmati tubuh yang sehat. Masihkah kamu mengeluh? Maka bersyukurlah! Hargailah tubuh sehatmu dengan menjaganya agar tetap sehat dengan rajin berolahraga dan menerapkan pola gizi seimbang.

2. Bersyukur: Kamu Masih Bisa Makan Hari Ini

Sedang makan

Sedang makan via https://www.google.com

Masih ingat dengan kisah tragis ibu Yulie Nuramelia pada bulan April lalu yang meninggal dunia setelah dua hari kelaparan? Kisah ibu Yulie tersebut sempat viral setelah kurang lebih satu bulan sejak Covid-19 melanda Indonesia. Seperti dilansir liputan6.com pada tanggal 21 April 2020, ibu Yulie dan keluarganya bertahan hidup hanya dengan meminum air galon isi ulang semenjak merebaknya virus corona di Indonesia.

Advertisement

Itu baru satu kasus kematian karena kelaparan semenjak kemunculan Covid-19 di Indonesia. Pastinya masih banyak diluar sana, khususnya rakyat kecil, yang bernasib sama dengan ibu Yulie: menahan lapar hingga berujung kematian.

Bahkan menurut Oxfam, salah satu lembaga nirlaba yang fokus menyoroti kemiskinan dunia, seperti yang dilansir cnnindonesia.com pada tanggal 12 Juli 2020, bahwa Oxfam memperingatkan potensi kematian akibat kelaparan saat pandemi Covid-19 diperkirakan mencapai 12 ribu per hari di akhir 2020. Dalam laporan yang dirilisnya, Oxfam menyebut potensi kematian akibat kelaparan bisa merenggut lebih banyak nyawa dari infeksi virus corona sendiri.

Data program pangan dunia yang dikutip oleh Oxfam memperkirakan pada 2019 sekitar 821 juta orang tak memiliki cadangan pangan memadai dan 149 juta di antaranya mengalami “kelaparan tingkat krisis atau lebih buruk”. Bahkan proyeksi saat ini menyebut jumlah yang mengalami kelaparan tingkat krisis mencapai 270 juta pada 2020 sebagai akibat dari pandemi virus corona, melejit lebih dari 80 persen dari tahun sebelumnya. Oxfam juga menyebutkan bahwa ada 10 titik kelaparan terparah di dunia yaitu Yaman, Kongo, Afghanistan, Venezuela, Afrika Barat, Ethiopia, Sudan, Sudan Selatan, Suriah, dan Haiti.

Jadi bisa kamu bayangkan ya, bagaimana Covid-19 telah merenggut banyak jiwa, baik anak-anak maupun dewasa. Bagi kamu yang masih bisa menikmati makan siang atau makan malammu dengan nikmat, walaupun itu hanya sekedar nasi plus telur ceplok dan kecap… bersyukurlah!

Setidaknya kamu tidak kelaparan hari ini. Apalagi bagi kamu yang masih dikasih bonus oleh Tuhan untuk masih bisa menyantap hidangan di tempat makan atau restoran. Masihkah kamu mengeluh?

3. Bersyukur: Kamu Masih Bisa Tinggal di Rumahmu

Home Sweet Home. Kemanapun kamu pergi, tidak akan ada tempat yang lebih nyaman daripada rumahmu sendiri. Ketika kamu di sekolah, di tempat kerja, di mall, bahkan saat kamu berada jauh di negara lain sekalipun, tetap saja rumahlah tempat tujuan kamu ketika pulang.

Namun pernahkah kamu membayangkan bagaimana menderitanya para pasien Covid-19 yang harus dikarantina, bahkan dirawat di rumah sakit selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan? Mereka tidak dapat pulang ke rumah karena akan membahayakan kesehatan para penghuni yang ada di rumah, termasuk orang-orang disekitarnya. 

Bersyukurlah kamu yang masih bisa pulang ke rumah, baik itu rumahmu sendiri, rumah orang tuamu, rumah kontrakanmu, atau bahkan kamar kosmu. Hargailah keberadaan rumahmu dengan rajin merawatnya. Bersyukurlah jika kamu masih bisa menikmati tidur nyenyakmu di kasur empuk di kamarmu.

Rasa jenuh untuk #stayathome mungkin sering menghampirimu. Namun ingatlah sekali lagi, bahwa diluar sana masih banyak yang tidak seberuntung dirimu, yang berharap bisa pulang ke rumahnya masing-masing, namun kenyataannya tidak bisa. Bahkan ada yang tidak bisa pulang lagi untuk selamanya.

4. Bersyukur: Kamu Masih Bisa Berkumpul Bersama Keluargamu

Kehangatan keluarga

Kehangatan keluarga via https://www.google.com

Keluarga adalah harta terindah yang Tuhan berikan dalam hidupmu, yang tidak hanya sekedar hubungan darah, tetapi juga hubungan hati. Sejauh apapun kamu pergi, keluarga adalah tempat kamu untuk pulang. Dan tidak ada moment yang paling indah selain bisa berkumpul bersama keluarga.

Namun bagaimana jika kamu tidak bisa bertemu dengan keluargamu untuk waktu yang cukup lama? Rasa rindu yang memuncak untuk memeluk dan mencium orang tuamu, pasangan hidupmu, anakmu… semuanya tidak bisa kamu lakukan dan kamu hanya bisa menangis menahan rindu karena kamu hanya bisa menatap keluargamu melalui layar telepon genggammu.

Begitulah yang dirasakan para pasien Covid-19 dan para tenaga medis di rumah sakit. Mereka ingin sekali pulang dan memeluk keluarga mereka, namun keadaan yang menghalanginya. Bukan hanya satu dua hari, tapi berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bahkan ada diantara mereka yang akhirnya tidak bisa bertemu lagi dengan keluarga mereka untuk selama-lamanya.

Bagaimana dengan kamu? Bersyukurlah jika kamu masih bisa merasakan kehangatan keluargamu. Bersyukurlah jika kamu masih bisa merasakan masakan buatan ibumu. Bersyukurlah jika kamu masih bisa memeluk ayahmu. Bersyukurlah jika kamu masih bisa menikmati kemesraan bersama pasangan hidupmu. Bersyukurlah jika kamu masih bisa mendengar tawa ceria anak-anakmu. Bersyukurlah selalu jika kamu masih berkumpul dan menikmati kehangatan keluargamu.

5. Bersyukur: Kamu Masih Memiliki Penghasilan

Dampak virus corona yang paling terasa adalah dari segi ekonomi. Salah satunya adalah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran terhadap para pekerja akibat ketidakmampuan perusahaan untuk membayar gaji karyawan sebagai dampak dari penurunan omset.

Dilansir dari liputan6.com tanggal 7 Agustus 2020, bahwa ketua Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, menyatakan survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyebut sekitar 29 juta warga Indonesia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada masa Covid-19 tidak berbeda dengan data yang diterimanya dari berbagai sumber. Yang paling banyak dirumahkan dari sektor formal adalah pekerja di bidang tekstil. Angkanya mencapai 2,1 juta orang. Transportasi darat 1,4 juta orang, restoran hampir 1 juta orang, alas kaki 15 ribu, dan lainnya.

Pun demikian dengan para pengusaha kecil dan menengah. Menurut laporan survei Asian Development Bank (ADB), seperti dilansir liputan6.com tanggal 7 Agustus 2020, juga menyatakan bahwa UMKM yang berhenti seketika karena terdampak Covid total 48,4 persen dari 60 juta. Berarti, kurang lebih, hampir 30 juta UMKM yang harus menutup usahanya sebagai dampak dari penurunan omset akibat pandemi Covid-19.

Bisa dibayangkan bagaimana pilunya mereka yang harus 'dirumahkan' atau yang harus menutup usahanya, padahal ada tanggungan yang harus mereka pikirkan. Ada keluarga di rumah yang harus terpenuhi kebutuhan hidupnya, ada cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan, ada uang sekolah anak yang harus dibayarkan setiap bulan, dan tanggungan-tanggungan lainnya yang tentu saja membutuhkan uang yang tidak sedikit jumlahnya.

Jika kamu masih memiliki penghasilan setiap harinya atau setiap bulannya, baik kamu yang masih memiliki penghasilan dari pekerjaanmu maupun kamu yang masih memiliki penghasilan dari usahamu bersyukurlah! Di luar sana masih banyak orang yang ingin sekali berada di posisimu. Janganlah mengeluh jika gajimu harus dipotong oleh perusahaan tempatmu bekerja. Tetaplah bersyukur!

Setidaknya perusahaan tempatmu bekerja masih mampu membayarmu, sehingga kamu tidak perlu mengais-ngais rejeki di jalanan. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya adalah seorang istri dan juga seorang ibu dari dua malaikat cantik, sekaligus pemilik bisnis dari Ade Laundry dan Bali Super Clean yang berlokasi di Jl. Pendidikan No. 11, Sidakarya, Denpasar Selatan. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Jakarta, saya tumbuh menjadi seorang pekerja keras dan pantang menyerah. Kedua hal tersebut yang melandasi saya untuk memutuskan hijrah ke Bali pada Februari 2018 dan memilih membangun bisnis di pulau dewata ini. Dan di sela-sela kesibukan saya, membaca dan menulis adalah dua hal favorit saya, bahkan sejak saya masih kecil. Saya mulai menulis sejak kelas 2 SD, dimana untuk pertma kali saya mempunyai buku diary yg isinya tulisan-tulisan saya mengenai keseharian saya. Sebagai perantau, selain anak-anak saya, membaca dan menulis (khususnya menulis) adalah teman pelipur lara saya.

CLOSE