6 Tipe Komunikasi Non-Verbal Untuk Membangun Chemistry!

Berkomunikasi dengan teori nonverbal, seperti apa ya?

Pada dasarnya manusia memiliki mulut untuk mengunyah, menelan, dan berkomunikasi. Komunikasi tidak akan terhindar dari keseharian hidup seseorang. Bahkan, orang bisu pun bisa berkomunikasi dengan orang lain memakai Bahasa isyarat. Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal yang mengirim pesan dengan kata-kata dan komunikasi nonverbal yang tidak perlu kata-kata. Komunikasi Nonverbal di samakan dengan Simbol yang artinya mewakilkan berbagai hal seperti suasana hati, bagaimana cara kita menatap orang lain, mengangkat bahu, tersenyum, dan alihkan pandangan mata atau komunikasi nonverbal mempunyai pesan yang tidak memerlukan kata-kata. 

Aspek dari komunikasi nonverbal merepresentasikan arti dari kata-kata yang dikeluarkan dari mulut seseorang. Bahkan aspek lingkungan juga mempengaruhi komunikasi nonverbal kita seperti; bagaimana cara kita berpakaian, aksesoris yang kita pakai, ekspresi wajah, dan bentuk tubuh kita. Saat kita tersenyum melihat teman perempuan cantik yang sedang duduk sambil meminum kopi di café mengartikan bahwa kita terpaku dan menimbulkan perasaan dalam diri. Komunikasi Nonverbal akan terus berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, tergantung makna dari simbol tersebut. Lalu, bagaimana seseorang membangun sebuah chemistry melalui komunikasi nonverbal? Kali ini kita akan membahas enam tipe-tipe komunikasi nonverbal agar membangun hubungan dengan seseorang.

Advertisement

1. Kinesika

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Kinesika adalah raut wajah, posisi tubuh, dan gerakan tubuh. Seseorang akan dengan mudahnya menilai dan mengasumsikan perilaku kita melalui gerakan tubuh atau wajah kita yang menghasilkan sebuah makna jelas. Seseorang yang berjalan lamban dengan raut muka lesu menciptakan sebuah persepsi bahwa orang tersebut pemalas. 

Jika seseorang berjalan mondar-mandir dengan muka penuh kekhawatiran memberikan persepsi bahwa orang tersebut sedang tergesa-gesa menunggu kepastian. Terkadang seseorang menggunakan tangan mereka untuk membantu pikiran mereka. Gerakan tubuh atau nonverbal membantu menekanakan komunikasi verbal, seperti saat kita melakukan penolakan “tidak” dengan bantuan tangan menyilang atau indekasi setuju “ya” dengan menggunakan jari jempol di angkat.

Advertisement

Raut wajah kita adalah pesan yang rumit untuk di artikan. Seperti mata yang bisa saja mencipatakan emosional marah, bahagia, kecewa, manja, bahkan menunjukan rasa cinta.  Wajah kita bisa memberikan indekasi marah dengan menunjukan pandangan penuh dendam atau kekesalan, perasaan ragu dengan mengangkat alis, dan mempersepsikan dengan menunjukan alis yang mengkerut dengan pandangan mata melihat subjek.

2. Haptics

Foto oleh Mental Health America (MHA) dari Pexels

Foto oleh Mental Health America (MHA) dari Pexels via https://www.pexels.com

Haptics yang berarti sentuhan, indra peraba atau kontak fisik. Menyentuh atau disentuh adalah sebuah esensi kehidupan yang sehat (Benjamin & Warner, 2004; Filed2003). Sentuhan juga bisa menjadi komunikasi sebuah perasaan kepada seseorang. Jika ada seorang laki-laki yang menyentuh dan mengelus kepala wanita dengan bantuan komunikasi verbal, wanita itu mengasumsikan laki-laki tersebut memiliki perasaan suka karna memberikan perhatian lebih. Sentuhan pada pria di gunakanya untuk menunjukan sebuah kekuasaan dan pengendalian. Jika wanita menggunakan sentuhan lebih cenderung untuk memperlihatkan perasaan mereka.

3. Tampilan Fisik

Foto oleh Tuấn Kiệt Jr. dari Pexels

Foto oleh Tuấn Kiệt Jr. dari Pexels via https://www.pexels.com

Tampilan fisik menjadi sebuah penilaian tinggi seseorang untuk mempersepsikan orang yang mereka temui. Pada sekian banyak orang, jika melakukan sebuah interaksi langsung pertama kali yang di lihat adalah penamilan nya. Budaya mempengaruhi komunikasi tampilan fisik seperti di kebudayaan barat, wanita kurus dan muda adalah wanita yang memiliki badan yang ideal, mengasumsikan kalua wanita kurus dan muda itu memliki pola hidup yang sehat dan teratur. Sedangkan wanita yang memiliki bobot lebih besar mengasumsikan bahwa pola hidup wanita itu tidak sehat dan malas berolahrga. Sebaliknya, di Afrika wanita yang montok dan berisi mengibaratkan kemakmuran, kesehatan dan kekayaan. Akan tetapi, bentuk tubuh kurus maupun gemuk tidak diterapkan ke seluruh budaya, semuanya memiliki standar kecantikan yang berbeda-beda.

Advertisement

4. Artefak

Foto oleh Amina Filkins dari Pexels

Foto oleh Amina Filkins dari Pexels via https://www.pexels.com

Artefak adalah sebuah subjek yang di gunakan seseorang untuk meperkenalkan identitas mereka. Sosial media menjadi tempat seseorang memakai avatar untuk menandakan identitasnya. Dalam komunikasi dua arah secara langsung, kita memberikan citra melalui apa yang kita kenakan dan apa yang kita bawa. Siswa-siswi yang memakai seragam putih abu-abu menggendong tas ransel untuk pergi kesekolah lalu Seorang TNI yang mengenakan seragam dan memaki lencana pin, serta nametag. Seorang mahasiswa yang memakai tas totebag dengan rambutnya yang gondrong. Menggunakan artefak mengartikan teritroi pribadi (Wood, 2006). Pasangan suami istri yang memasang foto mereka berdua lalu di pajang di dinding mengartikan ada chemistry dan keakuran mereka. Keluarga yang sangat patuh dengan agama atau religious menunjukan rasa komitmen dan ketaatan nya pada tuhan.

5. Proxemics dan Jarak Personal

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels via https://www.pexels.com

Proxemic memfokuskan pada space atau jarak dan bagaimana kita mengaplikasikanya (Hall, 1968). Di setiap budaya pasti mempunyai norma yang berbeda-beda juga, yang menentukan bagaimana orang-orang tersebut menentukan jarak-jarak nya. Budaya Amerika Serikat, orang berinterkasi dan berkenalan dengan jarak 1 hingga 3,5 Meter. Berbeda dengan teman dekat, biasanya jarak mereka lebih deket 40-50 Centimeter karna sudah saling kenal dan akrab (Hall, 1966).

Di Amerika Serikat mempunyai budaya yang individualis, diamana orang AS sangat menghargai jarak seseorang bahkan dengan keluarganya sendiri. Itu mengapa orang tua dan anak nya yang masih kecil membedakan kamar tidurnya karena mereka mengahrgai jarak anak mereka sekaligus mengajarkan mereka tidur sendiri dari saat mereka masih kecil.

6. Paralangue

Foto oleh Sound On dari Pexels

Foto oleh Sound On dari Pexels via https://www.pexels.com

Paralanguage yaitu komunikasi dari mulut, tetapi tidak memakai kata-kata. Contohnya seperti helaan nafas, bisikan, dan kualitas vokal seperti perubahan nada, volume, dan titinada. Bahkan aksen Bahasa dan pengucapan dalam sebuah kalimat yang kompleks termasuk paralanguage. Suara kita sama dengan nadaserba guna yang memberikan tanda terhadap seseorang bagimana meninterpretasikan maksud yang sudah di ucapkanya.

Contohnya, helaan nafas atau hembusan nafas dalam hubungan, memberikan pesan membosankan, lelah, dan sarkasme pada perempuan. Contoh kedua, bisikan menunjukan ada sesuatu yang tidak banyak orang tahu dan intim. Dengan vokal yang keluar dari mulut kita, seseorang bisa saja mempersepsikan diri kita. Contohnya saat melakukan presentasi kedepan kelas, vocal harus dikontrol demi citra yang bagus didepan dosen dan mahasiswa lain agar menunjukan kepercayaan diri presentator.

Paralanguage juga mengrefleksikan keturuan budaya yang menandakan bahwa logat tersebut dari wilayah tersebut. Contohnya nada suara orang medan, nada mereka memang mempunyai ciri khas yang keras dan keras sehingga dianggap wajar bagi orang Medan. Akan tetapi berbeda jika orang Medan tinggal di Pulau Jawa, karena orang sunda bisa mengasumsikan orang Medan itu suka marah-marah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE