Yuk, Belajar Memaafkan Diri Sendiri!

Meski sulit, kamu pasti bisa melakukannya

Kita pasti pernah mengalami kegagalan yang tidak jarang pada akhirnya membuat kita terjebak dengan perasaan takut untuk memulai sesuatu kembali. Beberapa dari kita juga mungkin pernah melakukan kesalahan yang cukup fatal sehingga merasa bahwa diri kita tidak cukup baik dalam hal apapun dan bagi siapapun. Hal seperti ini tentunya sangat tidak nyaman karena pada akhirnya rasa semangat dalam menjalani hari-hari selanjutnya akan terhambat. Maka dari itu, memaafkan diri sendiri sangat dibutuhkan.

Tentunya memaafkan diri sendiri itu tidak akan mudah, bahkan cenderung lebih susah dibanding harus memaafkan orang lain. Terus menerus merasa bersalah pada sesuatu yang telah lama berlalu akan menimbulkan perasaan tidak bahagia yang tidak pernah berakhir dan menyebar.  Oleh karena itu, memaafkan diri sendiri sangatlah penting agar kita bisa bergerak maju dan dapat melepaskan diri dari masa lalu. Berikut adalah beberapa langkah tentang bagaimana caranya memaafkan diri kita sendiri.

Advertisement

1. Latihan untuk menerima diri

Foto dari Pexels

Foto dari Pexels via https://www.pexels.com

Melabeli buruk diri sendiri akan membahayakan pikiran kita dan juga memunculkan pikiran tentang siapa sebenarnya kita dan apa ekspektasi kita terhadap diri. Menerima diri kita sendiri bukan berarti menjadi seseorang yang 100% puas terhadap apa yang telah diri kita putuskan, ataupun perilaku kita di masa lalu. Akan tetapi, menerima diri adalah tentang kita yang harus berdamai dengan jalan hidup yang membawa kita ke titik di mana kita sekarang. Kita harus percaya bahwa kita berharga terlepas dari kesalahan yang kita buat meskipun kita bercita-cita untuk menjadi lebih baik. Penerimaan diri berarti merangkul kemampuan kita untuk belajar dan tumbuh dari kesalahan kita.

2. Memahami pentingnya sebuah maaf

Foto dari Pexels

Foto dari Pexels via https://pin.it

Hidup dalam keadaan tidak bisa memaafkan sangat melelahkan karena akan menghabiskan banyak energi. Kita akan terus-menerus merasa takut, marah akan rasa sakit, sedih, dan lain sebagainya. Padahal dengan memaafkan akan membuat kita bisa bergerak maju daripada masih tertinggal di masa lalu, dengan kata lain kita bisa membuat perubahan, peningkatan, dan membangun pengalaman daripada harus tertahan dengan luka masa lalu.

Advertisement

3. Validasi perasaan

Foto dari Pexels

Foto dari Pexels via https://www.pexels.com

Perasaan-perasaan negatif seperti marah, takut, benci, dan sebagainya seringkali menjadi suatu hal yang tidak mau kita akui. Daripada kita berusaha untuk menjauhi perasaan-perasaan negatif tersebut lebih baik akui atau terima saja perasaan itu dan anggaplah itu sebagainya bagian dari apa yang memicu kekurangan kita. Masalah yang dinamai adalah masalah yang siap untuk ditangani.

4. Jangan beruminasi

Foto dari Pexels

Foto dari Pexels via https://www.pexels.com

Sebelumnya, ruminasi adalah kondisi saat kita terjebak dalam pikiran dan emosi negatif hingga merasa cemas dan stress. Sederhananya, ruminasi adalah suatu situasi ketika pikiran terus mengulangi hal-hal negatif atau suatu masalah secara terus-menerus tanpa ada penyelesaian.

Setelah melakukan kesalahan, beberapa dari kita merenungkan sesuatu yang telah kita lakukan, terus memikirkan pertanyaan berbasis emosi dan terjebak dalam pola pikir yang tidak produktif. Saat kita merenung, kita fokus pada bagian terburuk dari hidup kita dan membesar-besarkannya. Saat kita beruminasi, pengaruh dari pengalaman masa lalu kita pada suasana hati dan hubungan kita saat ini menjadi lebih kuat. Ruminasi ini dekat maknanya dengan perfeksionis, yaitu kecenderungan untuk mempertahankan diri pada standar yang terlalu tinggi dan jarang didapatkan. Jika berekspektasi kesempurnaan dari diri sendiri, ketahuilah ekspektasi tersebut mungkin tidak realistis, bagian dari proses kita untuk mendapatkan rasa baru tentang harga diri yang positif menunjukkan bahwa kita adalah orang yang tidak sempurna tetapi sangat berharga.

Advertisement

5. Pemaafan adalah suatu perjalanan, bukan tujuan

Foto dari Pexels

Foto dari Pexels via https://www.pexels.com

Jika kita cenderung berpikir bahwa kita tidak bisa memaafkan diri sendiri, mungkin itu artinya kita sedang menyabotase kesempatan kita untuk memulai perjalanan “memaafkan”. Kita harus menerima bahwa memaafkan adalah proses yang berkelanjutan dan kita akan mengalami hari-hari baik dan buruk, seperti kebanyakan perasaan dan pengalaman dalam hidup. Ketika kita mungkin merasa telah mencapai titik memaafkan, terkadang kita akan kembali mengalami sesuatu yang menyebabkan kita merasa bahwa semua usaha kita untuk memaafkan diri sendiri adalah sia-sia dan membuat kita kembali ke titik awal, marah dan kesal dengan diri sendiri.

Membiarkan kesalahan terjadi dan melihatnya sebagai kemunduran kecil dalam diri merupakan suatu cara yang baik. Selain itu, sadarilah bahwa proses memaafkan tidak memiliki jadwal. Sebaliknya, kita dapat melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan diri menghadapi proses tersebut dan memulainya. Maafkanlah diri sendiri secara bertahap, dimulai dari menghargai diri  misalnya. Untuk itu, berhentilah membiarkan  masa lalu terus menghantui diri kita yang sekarang.

Ingatlah, dengan memaafkan diri sendiri bukan berarti kita membenarkan kesalahan yang telah kita lakukan, tetapi itu berarti kita melepaskan beban yang berkemungkinan akan membatasi diri kita untuk berkembang. Kesalahan dan kegagalan di masa lalu membentuk kita di masa sekarang. Jadi lihatlah semua kesalahan dan kegagalan itu sebagai suatu hal yang menjadi sebuah arahan dan pembelajaran bagi kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi Psikologi Universitas Syiah Kuala

CLOSE