Yuk! Mengenal Lebih Dekat dengan Merauke Serta Keunikannya!

Izakod Bekai Izakod Kai

Merauke adalah salah satu Ibu kota Kabupaten yang letaknya di timur Nusantara, tepatnya di selatannya Provinsi Papua, sekalipun Merauke adalah bagian dari Papua, bukan berarti budaya, bahasa, dan keunikannya “sama peris” dengan daerah lain yang ada di Papua.

Jadi buat yang “mengetahui” Papua hanya lewat media, atau karena pernah mendatangi salah satu tempat di Papua, please jangan langsung men judge Papua dari Sorong sampai Merauke itu sama, karena tiap daerah memiliki keunikannya tersendiri, seperti kota satu ini.

Advertisement

1. Merauke, Bumi Manusia Sejati

orang Marind dan Musamus

orang Marind dan Musamus via https://www.google.co.id

 

“Bro di Papua kamu tinggal di mana?” ” Sa tinggal di Maroke bro”. FYI masyarakat Merauke malafalkan kata Merauke dengan “Maroke”. Karena nama Merauke memang muncul dari kata “Maroka Ehe”.

Advertisement

Merauke sering disebut “Kota Rusa” atau “Bumi Anim-Ha”, buat masyarakat Papua istilah “Kota Rusa” dan “Bumi Anim-Ha” mungkin sudah tidak asing lagi, tetapi untuk kalian yang di luar Papua istilah ini sepertinya masih sangat asing. Merauke disebut juga Kota Rusa karena dahulu populasi Rusa (Cervus timorensis) sangat banyak, namun saat ini jumlahnya berkurang karena tingkat konsumsi Manusia yang makin tinggi.

Sedangkan istilah Bumi Anim-Ha, berhubungan erat dengan kepercayaan dari suku asli Merauke yaitu suku Marind-Anim. Anim-Ha sendiri memiliki arti Manusia sejati.

2. Pele Orang Ko Kabar?

Advertisement
Seorang anak bersama peliharaannya

Seorang anak bersama peliharaannya via https://backpackerjakarta.com

 

Merauke tanpa kata “pele” ituuuuu

” Ah pele tidak bisa kawan”

Merauke punya segudang kata yang memiliki makna tersendiri, yang ketika didengar oleh masyarakat Papua di luar Merauke akan terasa membingungkan dan lucu, walaupun saat ini sebagian kata sudah banyak dikenal. Salah satu kata yang paling terkenal adalah kata “pele”, kata “pele” digunakan sebagai ungkapan dalam situasi apapun saat senang, sedih, marah, bingung, kaget, dan lain-lain dan biasanya kata “pele” diselipkan diawal atau diakhir kalimat.

Contohnya

Ketika bertemu teman setelah waktu yang lama “Pele sa kawan, ko kabar?”

Saat mengerutu “aisss pele”.

FYI ketika “masyarakat” Merauke mengatakan kata pele secara tidak sadar akan sedikit memiringkan kepala mereka ( pele jang bilang ko baru sadar pas baca ).

Selain kata “pele” ada banyak kata dan istilah lain seperti :

” Pele stop hambak-hambak badaki sudah “

” Ah pele Orang salah “

” Sisah yongan hambatan doan”

” Pele ko pu spatu anakan skali “

Dan pastinya masih banyak lagi kata-kata “unik” yang hanya akan kamu temukan di Merauke.

3. Pantai Lampu Satu, Sunset Pertama Nusantara

Sunset di Pantai Lampu satu

Sunset di Pantai Lampu satu via https://www.instagram.com

Berbeda dengan kebanyakan pantai yang ada di Papua, Pantai Lampu Satu dan beberapa pantai yang ada di Kota Merauke memiliki keunikan tersendiri. Selain bentangan pantai yang landai dan garis pantai yang relatif panjang, air lautnya berwarna coklat, maklum keadaan topografi Merauke umumnya datar dan berawa di sepanjang pantai.

Ketika menjelang sore dan air laut surut, masyarakat sekitar memanfaatkan lahan yang luas ini untuk bermain bola, balapan motor ataupun santai mencari kerang, dan pastinya banyak masyarakat yang datang untuk menikmati indahnya matahari terbenam pertama di Nusantara ini.

4. Merauke Tanpa Atam dan Penyanyi Lokal Itu Tipu

  • A : pele Namek malam ini ada atam di manakah?
  • B : ah tadi Katuk Jhon de bilang ada acara 1 di kuda mati, 1 di klapa lima situ
  • A : pele kita pigi kah?
  • B : ah pele sip, nan sa hubungi katuk de baru kita jalan
  • A : ok, tapi nan jam-jam anakan begitu baru kita jalan !
  • B: Ok

FYI Namek dan Katuk sebutan pada anak laki-laki dalam bahasa daerah

Buat masyarakat merauke atam (kalau di Jawa kurang lebih seperti dangdutan) seperti bagian yang tidak bisa dipisahkan, dari anak kecil sampai orang tua, dari penduduk Asli sampai pendatang. Atam biasanya dilakukan saat ada acara pernikahan, ulang tahun, acara sekolah, pergantian tahun dan “acara-acara” lainnya.

Untuk mengiringi atam sudah pasti menggunakan lagu-lagu dari penyanyi lokal, karena di sini artis lokal nama naik, dibanding Raisa. lagu-lagu penyanyi lokal Merauke juga dikenal hampir seanteroh Papua, bahkan ada yang sampai dikenal seanteroh Indonesia, apalagi kalau bukan lagu ” Ko Tinggal Turun Naik “.

5. Taman Nasional Wasur yang Menyimpan Banyak Kekayaan

Pintu Masuk Taman Nasional Wasur

Pintu Masuk Taman Nasional Wasur via https://www.indonesiakaya.com

Taman Nasional Wasur, atau yang dijuluki “Serengeti Papua” merupakan salah satu TN dari tiga TN yang ada di Papua, dan merupakan salah satu bagian dari lahan basah terbesar di Indonesia bahkan di Asia yang masih alami.

Nah buat kalian para pencinta burung, ini surganya buat kalian, karena dari hasil penelusuran WWF ditemukan kurang lebih sekitar 390 jenis burung, di kawasan ini juga kamu bisa menjumpai burung-burung yang bermigrasi dari Australia. Selain burung banyak satwa lain yang dapat kamu jumpai di sini salah satunya kangguru yang menjadi maskot kota Merauke, di sini juga kalian bisa menjumpai Musamus atau rumah semut yang hanya terdapat di Merauke dan di Australia.

Berkat kekayaan flora dan fauna membuat Taman Nasinal Wasur jadi tempat yang sangat indah dan sayang untuk tidak diabadikan dalam foto, apalagi buat kalian yang mencari foto untuk kebutuhan Instagram ada banyak spot menarik di tempat ini.

6. Tugu Kembar

Kok Tugu kembar? Kan cuma satu?

Nah ini yang menjadi salah satu keunikan yang akan kamu jumpai di Merauke, di sini kamu dapat menjumpai tugu kembar yang ternyata kembarannya dapat kamu jumpai bila berada di Sabang. Tugu kembar pertama merupakan tugu yang terletak di Sabang Propinsi Nanggroe Aceh Darusallam yang merupakan nol kilometernya Indonesia dan tugu kembar kedua terletak di Kota Merauke Propinsi Papua, di Merauke tugu kembar tersebut terletak di pertigaan distrik Sota arah perbatasan PNG, Merauke, dan Boven Digul.

7. Sagu Sep Pizza Papua

Proses pembuatan Sagu Sep

Proses pembuatan Sagu Sep via http://yennyletsoin.blogspot.co.id

Jangan bilang ko su rasa kuliner Mroke kalau belum makan Sagu Sep

Ketika membahas kuliner Papua kalian pasti akan membayangkan sagu (papeda), memang benar sebelum mengenal beras, sagu menjadi makan pokok orang Papua, tetapi olahan sagu ada berbagai macam dan tiap daerah punya keunikan dalam mengolah sagu, salah satunya “Sagu Sep” atau Pizza Papua yang merupakan olahan sagu khas Merauke.

Walau bahan utamanya sagu proses pembuatannya berbeda dengan Papeda, proses pembuatan sagu sep sendiri lebih seperti proses bakar batu yang ada di daerah-daerah Papua lainnya. Selain itu olahan Sep biasanya dihidangkan secara berbeda sesuai dengan bahan campurannya, yaitu:

  • Kumobo ( Sagu yang dicampur dengan kelapa dan daging)
  • Wanggilamo ( Sagu yang dicampur dengan daging yang sudah dipanggang)
  • Nggalamo ( Sagu yang dicampur dengan kelapa dan daging yang dipotong besar-besar)
  • Kaka ( Sagu yang dicampur dengan kelapa, daging dan ditambah dengan santan)
  • Siu ( Sagu yang dicampur dengan pisang).

Sayangnya tidak seperti papeda yang mudah dijumpai di warung-warung makan Sagu Sep memang masih jarang dijumpai karena proses pembuatannya yang lebih rumit, sehingga Sagu Sep lebih banyak dijumpai hanya saat acara-acara adat orang Marind.

Itu adalah sebagian kecil dari keunikan-keunikan yang akan kalian temukan di Kota Merauke.

Jangan lupa karena Papua itu luas dan tiap derah punya suku, bahasa, budaya, dan keunikan-unikan tersendiri, jadi kalau mau berbicara tentang Papua harus jelas di daerah mana, apalagi terkait hal-hal yang sensitif

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anaknya makin tua makim paham kalau banyak hal yang belum diphami

CLOSE