5 Alasan Kenapa Masa Putih Abu-Abu Selalu Mampu Memantik Rindu

Artikel ini terinspirasi dari @elvriyani_siallagan , pemenang hari 2 #30HariTerimaKasih Challenge  dari Hipwee. Hayo, sudahkah kamu cukup bersyukur hari ini?

Pernahkah kamu bertanya kenapa kita begitu sering merindukan masa SMA? Begitu mendengar kabar terbaru tentang salah satu teman dari masa itu saja, kita akan langsung bernostalgia. Jika dia sebentar lagi menikah, misalnya, kita akan sibuk mengenang kejahilan atau kebodohan yang pernah ia lakukan dulu. Semakin digali, semakin banyaklah kenangan indah atau lucu yang direkam otak dari masa-masa itu.

Memang ada begitu banyak hal yang kita lalui semasa SMA, yang selalu membuat kita mengingat masa itu dengan suka cita. Lima hal di bawah ini, di antaranya:

1. Di bangku SMA, kamu mulai tahu serunya jadi orang dewasa. Tapi enaknya, kamu juga masih tinggal di rumah sebagai tanggungan orangtua

Dulu, lulus SMA aja langsung cari kerja

Anak-anak sekaligus orang dewasa via upload.wikimedia.org

Masa SMA adalah masa yang unik. Hanya di masa inilah kamu tahu rasanya jadi orang dewasa sekaligus anak-anak. Di satu sisi kamu masih seperti anak-anak lainnya yang tinggal bersama orangtua. Di rumah apapun tersedia, dan kalau ada yang dibutuhkan pun kamu tinggal minta pada mereka. Di sisi lain, kamu sudah dibolehkan melakukan banyak hal yang hanya bisa dilakukan orang dewasa. Misalnya menyetir, iseng-iseng mencari uang, atau belajar masak untuk orang rumah.

Mungkin kamu juga masih ingat betapa excited-nya kamu waktu pertama kali menerima KTP dan ikut pemilu. Atau betapa jeleknya wajahmu di foto SIM yang, btw, dibikin dengan cara nembak.

2. Kamu akhirnya merasakan cinta yang bukan sekadar cinta monyet. Momen-momen manis nan innocent yang mungkin masih kamu ingat sampai saat ini juga

kamu mulai mengenal cinta

kamu mulai mengenal cinta via doktercinta.info

Mungkin pacarmu saat SMA-lah yang membuatmu pertama kali tahu rasanya jatuh cinta. Bukan sekadar cinta monyet ala anak SMP, yang baru beberapa hari jadian langsung putus atau justru diam-diaman. Dengannya, kamu merasakan rasa sayang yang sesungguhnya. Kamu rela menabung untuk membelikan hadiah ulang tahun yang diinginkannya. Meski masih begitu inosen dan sederhana, kamu tahu itu cinta.

Pertanyaan tentang kapan menikah sama sekali jauh dari bayangan kalian. Tidak ada juga kerepotan mengatur waktu agar kalian bisa kencan bersama setelah pulang kerja. Pacaran di masa SMA begitu mudah. Kalian tinggal menunggu satu sama lain keluar kelas, lalu mengobrol di kantin atau lapangan basket sampai petang menjelang. Meski sekarang nggak lagi bersama, kamu masih mengingat momen-momen manis yang pernah kalian miliki di masa SMA.

3. Untuk terlihat keren gak butuh pamer di sosmed seperti sekarang. Cukup berani berambut gondrong atau bolos 1-2 mata pelajaran

Bahkan, punya rambut gondrong mungkin tanda bahwa kamu pintar

Bahkan, punya rambut gondrong mungkin tanda bahwa kamu pintar via majalahouch.com

Arti “nakal” di zaman SMA nggak ada apa-apanya dengan “nakal” yang sebenarnya. Cukup berani berambut agak gondrong atau bolos 1-2 mata pelajaran, kamu sudah sah dibilang “nakal”. Merokok atau pulang malam masih jadi hal asing yang tak terpikir untuk dilakukan.

Untuk jadi keren pun gampang saja. Gak perlu upload foto selfie dan bersaing mendapat paling banyak ‘like’ di timeline-mu. Cara menjadi keren saat SMA dulu adalah dengan mengukir prestasi, baik akademik maupun non-akademik. Tanpa harus meng-upload apapun ke sosial media, Bangga, deh, kalau namamu dipanggil untuk maju ke depan seluruh sekolah saat upacara bendera.

4. Di masa putih abu-abu kamu jadi saksi mata pengabdian guru. Mereka yang semakin hari semakin menua, namun tak pernah lelah mengajarmu

Guru kesayangan

Guru kesayangan via instagram.com

Berbeda dari dosen yang kamu temui di jenjang kuliah, guru-guru SMA-mu adalah sosok yang hangat dan dekat secara personal. Cara mereka menyampaikan pelajaran yang dibalut dengan lelucon membuat materi ajar yang sebenarnya rumit menjadi lebih mudah diterima. Mereka pun tak segan memberikan tambahan pelajaran gratis untukmu sepulang sekolah, agar nilai ulanganmu bisa lebih baik dari sebelumnya. Di luar kelas, mereka adalah orangtua yang membimbingmu mengembangkan segala potensi yang kamu punya.

Mereka mengabdi, tak letih menjalani profesi. Selama 3 tahun membimbingmu mendewasa, mereka semakin menua — namun tak pernah berhenti menginspirasi.

“Saya suka guru yang memberikan sesuatu yang bisa dipikirkan di rumah selain PR.”

-Elsi (@elvriyani_siallagan)

5. Teman-teman yang kamu kenal masih menjadi sahabatmu hingga sekarang. Kalian bertransformasi bersama, dari sosok anak SMP tak berdosa hingga menjadi figur dewasa

Teman-teman selamanya

Teman-teman selamanya via www.sekolahjepang.com

Sahabat-sahabatmu di masa SMA akan menjadi teman sejatimu selamanya. Mereka memaklumi segala kepolosanmu dan tingkah anehmu dari dulu sampai sekarang. Mereka mendengar ceritamu saat pertama kali patah hati, mengenalmu dari selera musik sampai pandangan hidup. Di hadapan mereka, kamu bisa menjadi dirimu yang sebenar-benarnya.

Kalian tumbuh dewasa bersama. Dari seorang bocah berseragam putih-biru yang tak tahu apa-apa, sampai bergantian naik pelaminan seperti sekarang. Setiap pulang ke kampung halaman, kalian akan menyempatkan diri untuk reuni. Ketika bertemu, kalian akan selalu bercerita panjang lebar — tak peduli seberapa lamapun kalian telah dipisahkan. Memang, SMA adalah masa sesejati-sejatinya persahabatan.

Selain 5 hal di atas, apa lagi sih yang membuatmu masa SMA-mu selalu memantik rindu? Ceritakan pengalamanmu pada Hipwee lewat campaign 30HariTerimaKasih di Instagram, yuk!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini