6 Beda Optimis dan Ambisius. Pahami Sebelum Mengejar Mimpi, Biar Kamu Tak Terbawa Arus

Mewujudkan mimpi

Setiap manusia hidup pasti memiliki mimpi yang ingin diraih. Berbeda orang berbeda juga apa yang ingin dicapainya. Ada yang ingin menjadi presiden, ada yang ingin menjadi model, bintang film, pesepak bola, youtuber dan lainnya. Meski tak semua impian tersebut bisa terwujud, namun bermimpi salah satu motivasi bagi seseorang untuk selalu produktif dalam hidupnya.

Impian banyak tercetus ketika kita masih anak-anak. Ihwal mimpi tiap orang punya cara tersendiri menghadapi mimpinya, ada yang merawatnya hingga dewasa, ada yang berubah di tengah jalan, ada yang justru malah semakin banyak seiring dengan bertambahnya usia. Dalam merawat impian kita mesti paham sejauh mana kemampuan diri dan seberapa besar usaha kita untuk mewujudkannya. Supaya jika sewaktu-waktu gagal kita tahu apa yang mesti dievaluasi. Untukmu yang sedang merawat impian, baiknya kamu pahami dulu beda optimis dan ambisius yang merugikan.

1. Kamu yang optimis akan selalu menyesuaikan kemampuan dengan impian, sementara yang ambisi tahunya hanya pencapaian

Tahu kemampuan via unsplash.com

Sikap yang selalu menjadi penghambat dalam meraih impian adalah ketika memerjuangkan tanpa melihat kemampuan yang ada pada diri. Tanpa tahu bekal apa yang dimiliki kita tak mengerti sejauh mana kita dapat mewujudkan mimpi itu. Apabila dibiarkan, maka potensi terjadinya kekecewaan karena gagal sangat mungkin terjadi.

2. Orang yang optimis paham mana mimpi yang bisa diwujudkan, nggak seperti si ambisius yang segalanya ingin diraih tanpa banyak pertimbangan

Orang ambisius minim pertimbangan via www.pexels.com

Ada banyak harapan dan mimpi yang dirangkai dan berusaha diwujudkan di masa depan. Tapi semua hal yang dirangkai itu pastinya telah dipertimbangkan dengan matang. Sikap ambisius bisa jadi positif jika dipertimbangkan dengan bijak, tapi bisa jadi bumerang bagi diri sendiri jika terbelenggu pencapaian yang instan. Semua yang terangkai mesti dilaksanakan dengan tanggung jawab dan pertimbangan yang bijak juga tentu saja optimisme.

3. Pribadi optimis tahu batasan, sementara yang ambisius cenderung memaksakan kehendak

Memaksakan kehendak via unsplash.com

Semua orang memiliki kekurangan, tetapi tak setiap orang sadar akan kekurangannya. Pribadi yang optimis selalu menimbang dengan pasti tantangan di depannya dan melihat diri sendiri untuk mencari tolok ukur yang cocok. Kebiasaan ini menjadikan orang dengan pribadi yang optimis mampu menjalankan semua harapan dengan bijak. Sementara yang selalu ambisius akan menemukan kesulitan mencari jawaban dari segala usahanya.

4. Orang yang optimis cenderung punya rencana yang matang, tahu langkah apa yang harus diambil, sedang yang ambisius hanya mengandalkan semangat

Perencanaan matang via www.pexels.com

Setelah paham tentang apa bekal yang dimiliki, pribadi optimis biasanya menyusun langkah-langkah yang mesti ia tempuh. Memperhitungkan langkah apa yang mesti dilakukan ini membantunya untuk selalu berada dalam jalur menuju mimpi. Selain itu langkah-langkah ini juga semacam panduan yang bisa digunakanan untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukannya.

Lain halnya dengan pribadi ambisius, terkadang meskipun ia telah menyusun rencana namun hasil yang diterima kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena mereka terlalu terburu-buru dalam menggapai tujuan. Mereka lupa bahwa tak ada yang instan, semua butuh waktu dan perlu kesabaran untuk dapat melaluinya.

5. Kamu yang ambisius sering kali iri atas pencapaian orang lain. Sementara orang optimis akan selalu fokus dengan perjuangnya

Suka iri via unsplash.com

Kamu yang optimis pasti tak akan pernah goyah, bisa dengan nyaman melenggang perlahan mewujudkan satu per satu mimpi yang sudah dirangkai. Menghabiskan waktu untuk iri kepada pencapaian orang lain malah sia-sia, waktu yang seharusnya dihabiskan dengan upaya-upaya positif malah ludes dengan rasa iri. Optimis dengan diri sendiri, bersikap iri hati itu melelahkan.

6. Mereka yang ambisius akan kecewa bahkan marah saat gagal, sementara mereka yang optimis menjadikan tiap kegagalan sebagai pelajaran

Marah via unsplash.com

Kita mesti paham bahwa dalam hidup apa yang terjadi tak selamanya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Maka jangan heran jika apa-apa yang telah diperjuangkan terkadang belum membuahkan hasil. Orang ambisius biasanya marah ketika dan menyalahkan keadaan. Sedang orang yang optimis dalam hidup umumnya bisa menerima semuanya. Kalau pun kecewa tak sampai berlarut-larut karena memahami bahwa barangkali memang apa yang diperjuangkan bukanlah rezeki yang diberikan Tuhan untuknya. Ia percaya Tuhan  punya rencana lain untuk kesuksesan hidup

Pada umumnya semakin kita bertambah dewasa kita bisa memahami bahwa tak semua yang kita impikan bisa terlaksana. Kita menjadi tahu mana yang bisa kita lakukan dan mana yang sulit kita wujudkan. Ambisi memang penting sebagai motivasi tambahan, namun yang lebih penting adalah peka terhadap kemampuan diri dan jeli menyesuaikan dengan tujuan. Dan yang tak kalah penting, kita juga mesti memikirkan strategi yang mesti ditempuh agar tujuan kita berhasil kita raih.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.