6+ Sikap Terlalu Baikmu Ini Justru Bakal Jadi Bumerang Untukmu. Pantas Dimanfaatkan Orang Melulu

Sejak kecil, kita dididik untuk jadi orang baik. Mulai dari perkara tingkah laku hingga yang sekadar ucapan. Selain agar menghormati orang lain, toh jadi orang baik katanya bisa membawa dampak positif untuk diri sendiri. Melihat orang lain bahagia karena kebaikan kita, bukankah kita juga jadi ikut bahagia?

Advertisement

Sayangnya, bersikap baik pun kadang bisa jadi serba salah. Kadang kamu tak bisa membatasi, sehingga sifat baikmu malah jatuh pada level “terlalu baik”. Karena itu kamu jadi sering dimanfaatkan orang lain atau orang lain malah akan meremehkan dan menggampangkan kamu. Kalau sudah begitu, kamu sendiri juga ‘kan yang rugi? Nah, sekarang coba deh cek dirimu sendiri. Bila selama ini orang selalu meremehkan dan memanfaatkanmu, mungkin kamu sering bersikap “terlalu baik” seperti ini.

1. Salah nggak salah, kamu selalu minta maaf duluan. Sekilas manis, tapi lama-lama akan merugikan

Minta maaf terus via unsplash.com

Orang yang berani meminta maaf atas kesalahannya sudah pasti berjiwa besar. Tapi bagaimana jadinya kalau kamu meminta maaf padahal kamu tahu kamu tidak berbuat salah? Seperti saat mau minta tolong harus minta maaf dulu atau cuma karena nggak bisa membantu saja minta maafnya berkali-kali. Padahal tanpa meminta maaf semua hal tadi bisa beres dengan baik. Padahal meski terlihat manis dan sopan, tetap saja merugikan diri sendiri. Karena orang pasti berpikir kalau kamu mudah diinjak-injak dan tak perlu dihargai sebagaima mestinya.

2. Saat diskusi sebenarnya kamu nggak setuju. Tapi daripada perang terbuka, kamu selalu memilih untuk mengangguk-angguk saja

Takut berpendapat via unsplash.com

Di setiap perbincangan atau perdebatan kamu akan jadi satu-satunya orang yang selalu mengikuti arus. Si A bilang ini, kamu mengiyakan. Si B bilang itu, kamu pun mengiyakan. Pokoknya bagimu, kata “iya” jadi kunci agar semua hal bisa cepat selesai. Sementara dalam kepalamu sendiri ada hal-hal yang sebenarnya tak sejalan dengan pendapat si A ataupun si B. Sikap “diam” mu ini bisa membuat orang tak menghargai pendapatmu lho. Bagaimana orang bisa menghargai, lha kamunya sendiri saja tak bisa menghargai pendapat pribadi?

Advertisement

Memberi ruang pada diri sendiri untuk menyampaikan pendapat sama artinya kamu peduli pada diri sendiri.  Jadi jangan ragu untuk mengangkat tangan dan menyampaikan isi pikiran, karena sekonyol apa pun itu, orang-orang perlu mendengar isi hatimu.

3. Ringan tangan memang perlu. Tapi jangan sampai terlalu nggak tegaan sampai-sampai orang mudah memanfaatkanmu

Mengerjakan tugas temanmu via unsplash.com

Siapa yang tak akan bahagia jika kesulitannya ada yang membantu? Kamu sendiri pun ada rasa lega, karena berhasil meringankan beban orang lain. Tapi masalahnya kamu sering kali terlalu sungkan. Semua permintaan bantuan yang datang tak pernah kamu jawab dengan kata tidak. Tak peduli kamu pun kadang kesulitan sendiri dalam membantunya. Tak peduli juga kalau akhirnya kebaikanmu ini dimanfaatkan beberapa orang yang tak bertanggung jawab. Seperti jadi andalan salah satu temanmu dalam mengerjakan tugas pribadinya padahal tugasmu sendiri menumpuk dan menunggu dirampungkan secepatnya.

4. Tak hanya memaafkan, kamu pun masih percaya sepenuhnya dengan orang yang telah mengecewakan

Percaya saja via unsplash.com

Semua orang pasti setuju kalau memaafkan jauh lebih baik dari memendam dendam. Tapi bagimu, memaafkan seperti kurang afdol kalau tak kembali memberi kepercayaan. Karena kepercayaan ini jadi tanda kalau kamu tulus memberi kesempatan untuk orang itu berubah jadi lebih baik. Tapi sayangnya lagi, kamu kadang terlalu polos. Memaafkan dan mempercayai lagi orang yang mengecewakanmu berkali-kali. Padahal sekali dikecewakan, harusnya kita memberi batas yang tegas pada diri sendiri. Kepercayaan itu mahal, tak seharusnya kamu obral begitu saja.

Advertisement

5. Mudah percaya apa kata orang, cuma karena kamu tak ingin terlalu berburuk sangka

Mudah percaya via unsplash.com

Semua kata orang yang masuk ke telinga akan kamu telan mentah-mentah. Seolah tak ada kebenaran lain selain yang diucapkan orang-orang tadi. Padahal ada banyak ucapan orang yang kadang ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi, kalau kamu sendiri tak melihat duduk perkaranya secara langsung. Meski niatmu sendiri baik agar tak terjebak prasangka buruk terhadap orang lain. Tapi kalau seperti ini terus, kamu akan mudah terpancing provokasi negatif yang merugikan dirimu sendiri.

6. Selalu menerima perlakuan orang yang usil kepadamu dengan dalih sabar itu tak ada batasannya

Terlalu sabar via unsplash.com

Sabar itu tak terbatas. Begitulah dalihmu saat ada salah satu orang terdekat yang menasehati atas sikapmu yang selalu menerima pelakuan usil atau tak menyenangkan teman-temanmu. Memang benar kejahatan atau sikap buruk orang tak harus dibalas dengan hal yang sama. Tapi kamu sendiri punya hak untuk membela diri saat orang lain menginjak-injak harga dirimu. Tak harus marah sampai berbuat kasar, tapi cukup dengan sikap tegas dan berani bilang kalau tindakan mereka sudah keterlaluan.

7. Selalu bilang, “terserah deh, aku ngikut saja….” padahal dalam hati kamu punya pilihan sendiri juga

Terserah jadi kata andalan via unsplash.com

“Jadi orang kok gampangan.”

Diam-diam kalimat itulah yang akan muncul sebagai gambaran dirimu di mata orang. Karena memang kamu sendiri seperti tak punya pilihan. Sedikit-sedikit ikut apa yang jadi pilihan orang lain. Kalau pun ditanya soal keinginan, pasti jawabnya ya, “aku mah bebas apa aja, asal kamu nyaman aja.” Niat hati membuat orang lain senang, tapi diam-diam kamu sedang menyiapkan dirimu untuk masuk ke dalam jurang. Lama-lama orang akan berpikir “Ah si Ayu mah gampang. Dia anaknya mauan dan selalu setuju pendapat kita kok. Skip aja.”

Jadi, sebenarnya bersikap baik itu pilihan yang tepat, hanya saja kamu harus bisa bijak dalam bersikap. Salurkan sikap dan kepedulian kamu untuk hal-hal berarti bagi sekitar, tapi jangan sampai lupa untuk #NeverStopCaring pada diri sendiri juga. Karena dirimu yang berharga itu juga perlu diperhatikan dengan baik.

Kamu bisa jadikan perempuan-perempuan aktif dalam video ini sebagai inspirasi untuk #NeverStopCaring pada lingkungan sekitar. Hingga akhirnya orang-orang terdekat pun care pada mereka. Jadi selain tetap care sama hal lain, yuk mulai #NeverStopCaring pada diri sendiri~

Tunjukkan kepedulianmu atas lingkungan sekitar, mimpi dan cita-citamu, atau hal apa pun yang kamu pedulikan. Upload fotomu ke media sosial dan ceritakan kisah #NeverStopCaring mu. Yuk ikutin serunya #NeverStopCaring!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

CLOSE