7 Hal yang Mengubah Pandanganmu Soal Single di Umur 25. Tak Seseram yang Kamu Kira

Realita menjadi single di umur 25

Saat remaja, kamu beranggapan usia 25 itu puncak kematangan masa muda. Matang secara penghasilan, kedewasaan hingga perihal cinta. Tapi setelah kamu berada di usia 25, rasanya hal-hal tadi belum sama sekali dipunya dirimu. Penghasilan masih segini-segini saja atau bahkan cenderung belum bisa membuatmu berdikari. Perihal kedewasaan belum sepenuhnya kamu genggam. Cinta? Ah, apalagi itu. Boro-boro memenuhi check list menikah. Pacar atau gebetan saja masih alfa.

Advertisement

Statusmu yang masih sendiri di usia yang katanya matang ini, kadang buatmu bergidik ngeri. Di saat teman sebaya sudah halal atau bahkan menggendong buah hati, kamu masih sendiri. Hidup di pikiranmu sekarang, jadi dua kali menakutkan. Padahal mau berapapun usiamu, hidup tak pernah menakutkan asal kamu menghadapi dengan bijak. Jadi masih sendiri di umur 25, harusnya tak masalah kalau berpandangan seperti ini.

1. Sebab punya pacar tak seperti kewajiban punya KTP yang ditentukan batas usianya

Status hubunganmu bukan KTP yang memiliki batas waktu via unsplash.com

Ini hanya perasaanmu atau memang kenyataannya, tapi setiap orang di dekatmu sudah memiliki pasangan. Kamu, di umur 25 ini, merasa jadi satu-satunya orang yang masih sendiri. Wajar sih jika kamu merasa takut untuk menghadapi hari-hari ke depan seorang diri. Tapi satu hal yang perlu ingat. Punya pacar atau tidak di umurmu ini tidaklah melanggar undang-undang. Tak ada aturan baku yang mewajibkan setiap warga negaranya punya pacar di umur 25 ini. Status punya pacar atau tidak, tak seperti KTP yang harus dipunyai ketika usiamu telah 17 tahun.

2. Anggapan ‘tak laku’ memang tak bisa dipisahkan darimu. Selow, anggapan mereka bukan titah Tuhan yang bisa menentukan masa depanmu

Memangnya kamu dagangan? via unsplash.com

Kamu bukan komiditi yang pantas diberi label ‘tak laku’.

Advertisement

Hidup di masayarakat yang kerap menjadikan umur sebagai batasan kematangan memang penuh tantangan. Salah satunya mereka kerap kali melabelimu sebagai komoditi ‘tak laku’. “Udah umur segini kok masih sendirian aja? Mau tante bantu cari pacar?” atau “Saya jodohin ya sama keponakan. Kamu tinggal tahu beresnya aja” kerap kamu dengarkan.

Kamu memang tak bisa melenyapkan anggapan itu begitu saja. Dan yang bisa kamu lakukan adalah sedikit mengendurkan pikiranmu. Selow, pelan-pelan tanamkan bahwa anggapan mereka hanya sekadar suara. Yang tak akan memberi dampak hidupmu selayaknya firma Tuhan akan umat-Nya.

3. Single di umur 25an bukan akhir dari duniamu. Justru bisa jadi pintu lain untuk mengembangkan semua mimpimu

Advertisement

Bukan akhir dunia via unsplash.com

Dari membuka mata sampai menutup mata lagi, dunia seakan berkonspirasi mengejekmu. Mulai dari benda-benda di kamar hingga orang-orang di luar, semua nampak berpasangan. Hanya kamu saja yang masih (sok) kokoh menjalani hari-hari sendiri. Klise memang, tapi status kesendirianmu bukan berarti akhir dari dunia. Coba tengok ke sekitar, betapa banyak kesempatan yang terbuka lebar saat kamu masih sendiri.

Kamu bebas menentukan pekerjaan sesuai selera. Bebas mengambil risiko sebanyak-banyaknya tanpa ada yang ngomel dan memintamu segera menyudahi semua. Mimpiimu punya lebih banyak energi untuk dikembangkan. Belum tersita oleh rasa galau karena pesan yang belum dibalas, jadwal kencan yang tak kunjung terlaksana.

4. Rencana menikah atau bahkan punya anak di umur 25 memang harus disimpan dulu. Tapi bukan berarti kamu tak bisa menemukan siapa jodohmu

Terpaksa harus dikubur via unsplash.com

Mungkin kamu termasuk satu dari beberapa orang yang punya rencana menikah dan punya anak di usia 25. Tapi setelah kamu berada di usia seperempat abad ini, mimpi tersebut harus dicoret dengan berat hati. Galau? Jangan ditanya. Iri dengan teman yang sudah mendahului? Sudah pasti. Tapi rencana yang terpaksa harus dikubur dalam itu bukan berarti menutup pintu jodohmu. Kamu tetap punya tambatan hati. Hanya saja Tuhan lebih ahli dalam menempatkan jodohmu pada labirin kehidupan ini.

5. Di pikiranmu, single di umur 25-an bisa jadi beban pikiran orangtua. Tapi zaman makin berkembang, orangtua pun tak sekaku dulu

Yakin masih kepikiran jadi beban mereka? via unsplash.com

Dulu kamu berpikir bisa seutuhnya mandiri di usia 25. Kamu punya impian untuk tak merepotkan orangtua dan membalas jasa mereka dengan pekerjaan, keluarga kecil serta seorang cucu yang lucu. Kalau hal-hal itu belum tercapai, kamu merasa akan seterusnya menjadi beban orangtua.

Tapi tak semua ayah ibu menuntut anaknya untuk menikah dan punya segalanya di umur 25, mungkin termasuk orangtuamu. Tak apa kamu memang jodohmu belum dibuka kartunya. Asalkan kamu mau belajar dan tak bersedih hati itu cukup bagi orangtuamu.

Buat apa buru-buru menyudahi status single kalau malah menambah beban orangtua karena terhambat soal restu?

6. Dulu hal yang paling kamu takutkan adalah tak ada teman dan lebih sering sendiri. Hey, bukankah kamu lahir ke dunia ini seorang diri?

Kamu merasa sendiri via unsplash.com

Melihat teman yang pulang kerja dijemput suami atau adik yang senyum-senyum sendiri saat berbalas pesan dengan pacar membuat hatimu sedikit nyeri. Sementara kamu dari luar kamu memang tampak tangguh dan mandiri. Tapi ada kalanya kamu butuh ditemani. Bukan oleh teman, tapi oleh tambatan hati. Ketakutan yang kamu rasakan ini memang wajar. Tak apa jika sesekali berhenti lalu meminta dibukakn pintu jodohmu. Tapi yang perlu kamu ingat, untuk apa merasa takut jika saat kamu lahir pun kamu tangguh keluar seorang diri.

7. Belum punya tambatan hati sebenarnya kesempatan untuk menikmati banyak hal sebelum fokus memikirkan soal rencana berumah tangga

Single itu bukan dosa via unsplash.com

Kiamat kecil bukan hanya hilangnya nyawa. Bagimu yang masih sendiri, mungkin belum adanya pasangan juga rasanya seperti kiamat kecil. Saking ekstremnya single di umur 25 itu seakan dosa besar dalam hidupmu. Padahal punya pacar atau tidak, jelas bukan dosa besar. Pikiran tersebut baiknya mulai kamu kurangi dari sekarang. Justru kamu perlu bersyukur sebab kesempatanmu untuk menikmati hal-hal baru lebih terbuka.

Setiap fase umur dalam hidup sebenarnya tak ada yang menakutkan. Apalagi kalau yang kamu takutkan adalah fasemu masih sendiri di umur 25. Menakutkan atau tidak, hal tersebut tinggal pintar-pintarnya kamu dalam memandangnya. Mulai sekarang, mari kembangkan sudut pandang hidupmu. Biar single di umur 25 yang lagi menakutkan seperti perkiraanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE