7 Penolakan yang Membuatmu Gentar, tapi Demi Masa Depan Kamu Harus Terus Berjuang

Terkadang hidup tak berjalan sesuai kehendak. Saat sudah berusaha keras, tapi ada saja halangan untuk dapatkan apa yang kamu inginkan. Entah lingkungan yang tak mendukung atau penolakan atas usahamu. Saat menghadapi penolakan-penolakan tersebut rasanya memang buatmu ragu untuk melangkah lagi. Kamu trauma kalau langkah selanjutnya akan berhadapan dengan penolakan lagi. Pilihan untuk berhenti berjuang pun terlintas di pikiran, tapi kamu bertanya lagi ke dirimu bagaimana dengan masa depan jika berhenti sekarang.

Buatmu yang udah sering sakit hati karena penolakan dalam hidup, pasti akrab dengan hal-hal ini. Semoga penolakan-penolakan ini jadi tempat untuk menempa nyalimu. Hidup memang tak seindah yang orang pikirkan, tapi tanpa kesulitan hidup akan lebih datar lagi. Sudahlah jangan gentar dengan semua penolakan yang mungkin datang silih berganti, kamu harus belajar bertahan demi masa depan.

1. Setelah sekian banyak surat lamaran yang dikirimkan, tak satupun yang memberi kabar, seakan kamu digantung tanpa kepastian

Digantung tanpa kepastian via www.unsplash.com

Penolakan pertama yang buatmu sakit hati sekali terjadi setelah kamu tenggelam dengan euforia wisuda. Setelah pesta sehari untuk merayakan tambahan beberapa huruf di belakang nama, kamu kemudian sadar, setelah ini mau jadi apa? Agar tak terus-terusan membebani orangtua, kamu pun mulai mencari kerja.

Awalnya kamu tak percaya cari kerja itu susah, apalagi dengan gelar yang dikantogi. Sehari-dua hari, kamu belum merasakan susahnya cari kerja. Hingga sekarang, mungkin hampir genap berpuluh-puluh surat lamaran kamu kirimkan, tapi tak satupun terbalaskan. Kamu digantung tanpa kepastian. Ternyata mencari pekerjaan dan bersabar jadi dua hal yang susah dihadapi untuk saat ini.

2. Siang-malam kamu belajar ini itu, tapi mimpi melanjutkan sekolah ke luar negeri harus kamu kubur saat dinyatakan tak lolos seleksi

Pupus sudah harapan via www.unsplash.com

Setelah lulus sarjana, kalau tidak mencari kerja, pilihannya hanya melanjutkan S2. Kamu jelas berusaha mati-matian untuk mendapatkan beasiswa. Sebab kamu tahu diri, kali ini tak bisa lagi meminta donasi dari kedua orangtua. Apalagi yang kamu pilih studi di luar negeri. Tapi siapa sangka, usahamu berhari-hari ternyata berujung pada penolakan yang terpampang di layar monitor. Malu? Pasti. Kecewa? Apalagi. Rasanya kamu ingin segera ditelan bumi. Semangat yang pada awalnya membara, kini entah hilang di mana.

3. Ide dan riset yang kamu pikirkan berhari-hari, hanya mendapat tatapan remeh, saati itu juga usahamu terasa sia-sia

Karyamu dicela, seakan sampahn yang tak berharga via www.unsplash.com

Hidup ini hanya terdiri dari dua celah, diterima atau ditolak mentah-mentah. Saat kamu sudah dapat pekerjaan pun hidup tak sekonyong-konyong menyenangkan seperti saat menerima gaji. Kamu masih saja menerima penolakan. Kini, ide dari risetmu semalam suntuk diremehkan dan ditolak atasan tanpa alasan. Mereka inginnya kamu segera merevisi, meski kalau dilihat-lihat hasil pekerjaanmu sudah sama persis dengan brief yang diminta. Setelah direvisi, mereka justru menginginkan pekerjaanmu dikembalikan seperti versi pertamanya. Sakit hati jelas, tapi kamu hanya bisa menahannya sendiri. Ah, hidup kadang keras sekali.

4. Tak dianggap dalam pergaulan hanya karena kondisi fisikmu. Kamu sampai merasa tak punya siapapun di dunia ini

Main fisik 🙁 via www.unsplash.com

Zaman sudah semakin canggih. Penolakan di hidup juga semakin beradaptasi. Apabila dulu harus berinteraksi dulu baru bisa menolak, kini tanpa hal itu pun kamu sukses tak dianggap lagi. Apalagi kamu memiliki keistimewaan dalam fisikmu. Entah kamu gendut, kurus, atau hal-hal sepele seperti warna rambut yang berbeda. Perbedaan kondisi fisiki tersebut buatmu ditolak dalam pergaulan. Kamu tak punya teman. Akibatnya kamu hanya bisa menyendiri, ditemani sunyi.

5. Sudah melakukan segala cara agar kelak bisa bersama, tapi akhirnya cintamu harus layu duluan sebelum berkembang

Ditolak via www.unsplash.com

Penolakan hidup tak berhenti pada kondisi fisik saja. Segala hal yang tak bisa dilihat pun juga turut menolakmu. Seperti cinta contohnya. Sudah lama kamu berusaha untuk memantaskan diri. Sudah lama pula kamu berjuang demi dia yang katanya dulu mencintaimu juga. Namun saat kamu memintanya untuk serius, dia justru mundur perlahan dan minta putus. Lagi-lagi penolakan. Namun kali ini jauh lebih sakit. Sebab obat peredanya sudah tak mau lagi bersama.

6. Rencana untuk menikah di tahun depan, terpaksa ditunda. Sebab ayah dan ibu tak kunjung memberi restu kamu dan dia

Restu? Ah, jangan tanyakan padaku via www.unsplash.com

Tak berhenti sampai di situ. Saat kamu sudah punya tambatan hati, penolakan selalu punya celah untuk menghampiri. Kini kamu dan dia ingin menyeriusi hubungan dan minta restu orangtua untuk segera dihalalkan. Namun apa daya, karena masalah pekerjaan, latar belakang, atau masalah yang sebenarnya hanya alasan, kalian berdua tak kunjung mendapatkan juga restu itu. Meski tak diucapkan langsung, sikap kedua ornagtuamu menggambarkan jelas penolakan itu. Dari sikap mereka kamu bisa membaca, bahwa kamu seharusnya bisa mendapatkan pasangan hidup yang jauh lebih pantas dari dia.

7. Doa-doa atas keinginanmu tak kunjung dikabulkan. Setelah banyak usaha yang telah kamu lakukan tapi masih gagal

Tak kunjung dikabulkan via www.unsplash.com

Ternyata mengalami penolakan dari manusia belum ada apa-apanya jika dibandingkan ditolak Yang Maha Kuasa. Saat kamu tengah rajin-rajinnya memohon dan berusaha keras, tapi nyatanya itu tak diiyakan oleh-Nya. Justru hal-hal lain yang didahulukan, padahal kamu sama sekali tak meminta. Kalau sudah seperti ini, gentar rasanya untuk ingin memohon kembali.

Setelah sekian tahun hidup, lewat berbagai penolakan yang dilalui ini kamu bisa belajar. Bahwa memang seninya hidup justru dari sini. Penolakan yang buat semangatmu tandas dan pikiran yang terkuras. Kamu juga sadar, bahwa yang dibutuhkan bukan semata-mata keinginan dirimu saja. Meski sempat gentar saat ditolak, nyatanya pilihanmu sudah tepat untuk tidak menyerah. Kini, kamu bisa berdiri dan menatap masa depan dengan lebih kuat lagi. Saat kamu menengok ke belakang, ingin rasanya kamu berterima kasih atas semua penolakan yang dulu kamu dapatkan. Tanpanya, kamu tak bisa menjadi sekokoh sekarang.

Klise kalau tetap memintamu untuk bersemangat. Sebab hal itu nyatanya memang berat. Untukmu yang tengah menjalani fase penolakan hidup, semoga tak lekas hilang sabar. Sebab dengan sabar itu kamu bisa ditempa menjadi pribadi yang lebih kuat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.