6 Hal Kecil untuk Disyukuri Setiap Hari. Karena Nggak Semua Orang Bisa Merasakan Hal Ini

Sebagai manusia, seringnya kita lupa bersyukur. Hal-hal kecil di sekitar yang biasa kita dapatkan, tak pernah dianggap sebagai sebuah keistimewaan. Padahal, tak semua orang punya kesempatan yang sama untuk berada di posisi kita. Jika boleh meminta, banyak yang rela menukar segalanya untuk mendapatkan hal-hal yang saat ini kita punya.

Saat ini, kamu mungkin memang belum bisa hidup berlimpah harta, menghasilkan karya terkenal yang diidolakan orang, menjadi penemu terkemuka di disiplin ilmumu, atau jadi orang yang disegani karena telah melakukan sesuatu yang mengubah dunia. Namun, jika kamu masih memiliki hal-hal di bawah ini, bersyukurlah. Sesungguhnya kamu termasuk orang yang beruntung di muka bumi ini.

1. Kamu tidak tidur di kamar mewah, diantar jemput mobil mahal, dan punya banyak pengawal pribadi. Tapi sehari tiga kali, perutmu pasti rutin terisi

Tidak mewah, tapi cukup

Tidak mewah, tapi cukup via www.pexels.com

Sebagai orang biasa yang bukan berasal dari keturunan bangsawan, juga belum punya kekayaan dari usaha sendiri, hidupmu mungkin jauh dari kata mewah. Namun syukurilah fakta bahwa kamu bisa hidup berkecukupan. Kebutuhan primer bukan sesuatu yang jadi beban pikiran. Walau sederhana, setiap hari kamu masih bisa makan dengan berbagai pilihan, tak pernah sampai kelaparan. Bahkan ketika kamu sedang banyak pekerjaan, atau sekadar malas berjalan ke luar, kamu tinggal pesan layanan food delivery lewat internet saja. Hujan-hujan pun, makanan siap diantar ke depan pintu rumahmu.

2. Pendidikan dan pekerjaan mengharuskanmu berpisah dari keluarga. Tapi walau tak lagi makan di satu meja yang sama, kamu tetap bisa video call-an dengan mereka

Video call dengan keluarga

Video call dengan keluarga via blogs.skype.com

“Ibu, kakak rindu. Malam ini Skypean ya, mau cerita banyak…”

Kamu yang sedang merantau pasti merasakannya. Awalnya berat sekali berpisah dengan keluarga, apalagi harus terpisah laut dan daratan. Tapi karena kamu harus melanjutkan pendidikan, atau mungkin tuntutan pekerjaan, tinggal berjauh-jauhan harus kamu lakukan. Namun tak apa, toh zaman sudah semakin maju. Tak perlu kamu menunggu surat 2 minggu cuma untuk tahu kabar ibu, ayah, adik dan kakakmu. Selama bisa online bersama, kamu dan keluargamu bisa bertatap muka lewat video call dengan mereka.

3. Sahabat masa kecil sering kali terpencar ke seluruh penjuru dunia. Walau tak lagi bersua, kamu tetap bisa bertukar kabar lewat Facebook dan media sosial lainnya

Berkabar dengan kawan lama

Berkabar dengan kawan lama via www.bmfj.gv.at

Tidak seperti orang zaman dulu yang dengan mudah terpisah dengan kawan-kawan lamanya karena tidak bisa saling berkontak lagi, kita yang hidup di era internet ini bisa dengan mudah menemukan kabar teman lama. Tak susah, tinggal googling saja namanya. Mesin pencari akan menemukan aktivitas online mereka yang terekam oleh dunia maya.

Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu 5.1 jam per hari untuk online. Tahu apa saja yang mereka lakukan dengan koneksi internet itu? Berkirim pesan instan dan mengakses media sosial. Saat ini, Facebook masih jadi media sosial paling populer di Indonesia, dengan 14% populasi masyarakatnya adalah pengguna aktif Facebook.

Kalau kamu dan teman-temanmu bisa menggunakan Facebook, bersyukurlah. Malah, mungkin kalian juga saling follow di media sosial lainnya seperti Path, Instagram, Twitter, Snapchat, dan lainnya. Artinya kamu masih tinggal di lokasi yang memungkinkanmu untuk update rutin ke internet tiap hari. Percayalah, tidak semua orang bisa melakukan hal sederhana ini.

4. Saat ini penghasilanmu belum cukup membiayai kursus bahasa dan skill lainnya. Namun jika jeli, Google menyediakannya untukmu dengan cuma-cuma

Sumber belajar gratis banyak tersedia

Sumber belajar gratis banyak tersedia via www.pexels.com

Data menarik yang diungkapkan sebuah agensi digital global, Wearesocial, mengungkapkan bahwa saat ini pengakses internet utama di Indonesia berada pada rentang usia 18-25 tahun sebanyak 49%, dan 26-35 tahun sebanyak 33,8%. Sebanyak 85% dari mereka mengakses internet melalui smartphone.

Kalau kamu bisa membaca ini, artinya kamu adalah salah satu yang beruntung bisa mengakses internet dengan leluasa. Kamu yang haus informasi bisa dengan mudah mendapatkannya. Mulai dari yang sepele seperti lupa lirik lagu, sampai yang intens seperti belajar skill baru. Dengan kemudahan ini, tidak ada alasan lagi bagimu untuk tertinggal dari orang lain karena alasan tidak tahu.

5. Tabunganmu belum bisa membiayaimu traveling ke luar negeri. Toh, Pokemon Go pun bisa membawamu ke tempat sekitar yang belum pernah kamu jelajahi

Suatu saat, kamu akan ke sini.

Suatu saat, kamu akan ke sini. via www.pexels.com

Jauh di lubuk hatimu, kamu ingin sekali mengunjungi banyak tempat di luar negeri sendiri. Banyak negara sudah ada di bucket list-mu, semoga suatu saat bisa kamu kunjungi. Terkadang ada rasa iri melihat temanmu mondar-mandir ke luar negeri, sementara tabunganmu masih jauh dari kata cukup untuk membiayai rencana travelingmu sendiri. Tak perlu bersedih hati, sesungguhnya di sekitarmu banyak tempat yang belum kamu jelajahi.

Kamu tahu kan saat ini orang-orang sedang terjangkit virus Pokemon Go? Game berbasis aplikasi di smartphone ini memang belum secara resmi dirilis di Indonesia. Namun nyatanya, banyak anak muda berjalan-jalan ke luar rumah hanya untuk mencari Pokemon yang terkoneksi dengan GPS di hapenya. Pemandangan ajaib gerombolan anak muda mencari Pokemon ini ternyata terlihat lebih banyak di Pulau Jawa.

Saat ini kamu mungkin bisa ikut menjelajahi rute pencarian Pokemon di negeri sendiri. Sambil menabung, siapa tahu beberapa waktu lagi kamu bisa mencari Pokemon di luar negeri.

6. Walau belum bisa sesukses Mark Zuckerberg, tapi di era digital ini kesempatanmu jadi pengusaha muda terbentang di depan mata

Cita-citamu bisa terlaksana, asal mau berusaha

Cita-citamu bisa terlaksana, asal mau berusaha via www.pexels.com

Kalau kamu punya cita-cita jadi pengusaha, bersyukurlah kamu dilahirkan di zaman ini. Teknologi Informasi Komunikasi yang semakin maju memungkinkan berbagai bisnis startup seperti Kaskus, Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, berkembang pesat di Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun TechinAsia, sejak 2011 bisnis startup lokal Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan karena mulai mendapatkan suntikan dana atau investasi dari berbagai pihak. Program inkubator dan akselerator bisnis startup pun bermunculan. Bahkan, Presiden Jokowi sendiri memiliki visi menjadikan Indonesia menjadi bangsa ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Kalau kamu bisa merasakan hal-hal di atas, berarti kamu termasuk golongan orang yang beruntung. Akses internet yang mempermudah hidupmu saat ini, lazimnya hanya dinikmati orang-orang di kota besar. Program pengembangan usaha yang berbasis teknologi digital, saat ini hanya terpusat di kota-kota di Pulau Jawa seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Malang.

Padahal, berdasarkan survei yang dilakukan TechinAsia terhadap remaja di seluruh Indonesia, ada sekitar 87% remaja yang tinggal di wilayah terpencil (dengan tingkat kemiskinan yang tinggi) seperti Maluku Utara dan Papua Barat tidak pernah mengakses internet. Artinya, boro-boro mau pesan ojek online, video call-an, belajar skill baru lewat situs-situs gratis, atau bahkan memulai usaha digital, mengoperasikan mesin pencarian Google saja mungkin masih banyak yang tidak tahu caranya.

Memang, saat ini pemerintah sedang berusaha mengusahakan pemerataan jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia, yaitu Network Sharing. Pemerataan telekomunikasi lewat jaringan 4G yang merata dan bisa diakses lintas operator di Indonesia adalah yang diharapkan. Selain menekan pengeluaran, tiap elemen masyarakat di Indonesia juga bisa mendapatkan akses internet ini untuk tiap keperluan kesehariannya.

Milenials di Indonesia nantinya bukan hanya mampu mengakses konektivitas dengan lebih baik dan berbiaya murah, tapi juga bisa mendorong bisnis startup dan industri kreatif digital di luar pulau Jawa. Sudah ada beberapa negara maju yang mengadopsi Network Sharing ini, seperti Swedia, Kanada, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Brazil, Spanyol, dan Jepang. Sebuah langkah yang perlu diaplikasikan juga untuk meratanya koneksi 4G di Indonesia.

Sembari mendukung perbaikan untuk hidup yang lebih sejahtera, mungkin memang ada baiknya kamu bersyukur juga atas yang saat ini sudah kamu punya. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

21th century lady – grooves in medieval fantasy