8 Hal yang Dirasakan Kamu Anak Rantau Baru, Meski Sulit tapi Tetap Seru

Mau tak mau menjalani hidup sebagai seorang perantauan berarti harus akrab dengan kesibukan, perjuangan dan kerinduan. Di kota ini tak selamanya segala sesuatu berjalan mulus, kadang ada banyak rintangan yang harus dijalani. Kali pertama merantau akan selalu diingat dalam kepala karena semua hal jadi semakin asing sementara rindu belum apa-apa sudah menggebu. Apa daya, diri ini harus membuat orang terkasih di rumah bangga, meski harus berkorban dan berjauh-jauhan begini.

Pengalaman yang tak akan terlupa saat pertama kali datang ke kota ini. Orang-orang begitu sibuk, tak ada romantisme macam di rumah sendiri. Di sini berisi kepala-kepala dan hati yang sama-sama resah dan gelisah. Sebagai seorang perantau baru bahkan semuanya harus dijalani dengan hati-hati. Kata orang di rumah di kota ini banyak ancaman dan resiko yang sewaktu-waktu memeluk dan melumat. Memang begitu hidup di perantauan, meski sulit tapi tenyata tetap memiliki keseruan tersendiri. Keseruan yang nantinya akan dirindukan ketika masa perantauanmu selesai atau kamu sudah terbiasa jauh dari rumah.

1. Adaptasi dengan orang-orang dan budaya yang baru. Meski awalnya canggung, tapi akhirnya mereka yang jadi keluarga barumu di tanah rantau

Meski malu tapi akhirnya akrab juga via unsplash.com

Ada orang-orang asing dengan perilaku dan sikap mereka yang unik, menarik dan beberapa bikin ngeri. Awalnya agak canggung, apalagi jadi penghuni kos baru, yakin banget suatu saat pasti bakal dibully. Tapi semua itu tak terjadi, yang ada mereka semua saat ini adalah teman terbaik di kos-kosan ini, beberapa di antaranya bahkan sangat dekat.

2. Padahal merantau belum seminggu, tapi rasa rindu suasana rumah sudah tumbuh

Sudah rindu bahkan belum juga seminggu via unsplash.com

Apa sih yang luput dari suasana rumah sewaktu jadi perantau? Ya, kadang kita kurang bersyukur bahwa kehangatan keluarga adalah hal yang paling indah. Sekarang di perantauan, kadang hal-hal itu jadi kenangan saja, pantas kalau kita selalu rindu hal itu. Sudahlah hari ini kita akan sibuk semoga tahu-tahu lebaran tiba dan mudik dengan bahagia.

3. Takut uang saku tak mencukupi kebutuhan sebulan ke depan, kamu pun belajar irit di awal perantauan

Semoga di awal bulan bisa irit deh via unsplash.com

Sebulan ke depan pasti banyak pengeluaran sementara uang saku tak seberapa. Soal pengeluaran di awal bulan memang hati-hati salah dikit bisa boros lalu awal bulan cuma berisi mie instan dan nasi kecap seadanya. Tak apa yang penting hari ini masih bisa bersyukur, semoga bulan depan ada pemasukan yang lebih, siapa tahu bisa kirim sebagian penghasilan ke rumah. Amin.

4. Banyak orang asing, rasa takut jadi korban kejahatan sempat membayangi sebulan pertama di perantauan

Takut banget jadi korban kejahatan di luar sana. via unsplash.com

Orang-orang asing lalu lalang, tengah malam semakin mencekam dengan rumor kriminal soal begal dan perampokan. Ya ampun, sebulan pertama masih dengan rasa takut sementara harus bekerja dan belajar. Ketenangan di bulan pertama sungguh tak sepenuhnya ada, semakin dipikir semakin takut tapi kalau tak waspada bisa saja jadi korban. Semoga tak terjadi hal buruk.

5. Semua hal semakin nyaman setelah dapat sahabat yang senasib sepenanggungan di tanah rantau

Dapat sahabat yang bisa buat susah senang bareng-bareng. via unsplash.com

Akhirnya setelah berkenalan dengan puluhan orang, satu di antara mereka bisa jadi sahabat baik. Tak berlebihan kalau mereka bisa jadi teman senasib sepenanggungan. kita melewati hidup di perantauan bersama, berbagi curahan hati sampai ajang berbalas pinjaman uang. Sudah biasa, semoga dia selalu baik hati seperti saat ini.

6. Kadang merasa kegagalan di depan mata, tapi begitu ingat wajah orang terkasih di rumah semua berubah jadi semangat

Membayangkan senyum orangtua dan saudara di rumah via unsplash.com

Banyak ancaman, banyak saingan dan banyak pula yang kadang menaruh iri kepada sesama perantau. Kesibukan semakin berat, kadang merasa sangat sakit dan berpikir untuk menyerah. Tetapi setiap kali terpejam menuju tidur ada bayangan wajah orang-orang terkasih di rumah yang menaruh harapan pada diri ini. Semangat itu kembali demi mereka semua. Semoga semua diberi kesehatan dan kebahagiaan.

7. Semangat semakin menjadi saat akhirnya dapat orang spesial di perantauan, rasanya malah jadi betah di kota ini

Orang spesial di tanah rantau, ya ampun bahagianya via unsplash.com

Tak pernah menyangka, perjalan di perantauan mengantarkanku pada seorang yang spesial. Di sini, dia sangat terbuka dan mau berbagi romansa. Bisa dibilang kita berpacaran, entah mau jadi apa nanti yang terpenting akhirnya ada sumber semangat baru. Semoga kisah di perantauan ini berkahir manis seperti apa yang sudah kami mimpikan. Amin.

8. Soal penampilan kadang merasa minder dengan orang kebanyakan, tapi perlahan berubah cuek dan malah tampil jadi diri sendiri

Cuek saja lah yang penting bersih dan berperilaku sopan via unsplash.com

Awal di perantauan, entah kenapa selalu minder dengan mereka para penghuni kota ini. Soal penampilan bahkan merasa minder karena mereka semua terlihat berkelas, ya! Seperti di televisi itu. Tapi lambat laun, soal penampilan jadi teramat biasa, yang penting adalah perilaku dan cara menjaga kebersihan diri. Sudahlah, menjadi diri sendiri adalah cara paling nyaman untuk berpenampilan.

Sebentar lagi tiba waktunya tahun baru, semoga beberapa tanggal merah mampu mengantar diri buat mudik dan bertemu bapak ibu. Meski di rumah paling tak sampai seminggu, tapi cukuplah sekian waktu itu buat berbalas rindu. Sebelum mudik baiknya ada yang dibawa untuk mereka, entah apa itu yang penting beberapa perjuangan sudah dilakukan dan tubuh tetap sehat walafiat. Besok masih harus bersibuk diri, tak terasa sebulan berlalu, sedikit sulit banyak serunya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kertas...