Betapa Bingungnya Mengarungi Dunia Pencarian Kerja. Kukira Harus Kirim 300 CV Sekaligus #HipweeJurnal

Bingung cari kerja

Setelah lulus kuliah pada awal 2019, saya memutuskan buat cari kerja seperti kebanyakan orang lainnya. Saya merasa cukup pede karena sudah beberapa kali kerja freelance dan part-time semasa kuliah. Namun ternyata, mencari kerja full-time alias penuh waktu nggak semudah yang dibayangkan. Prosesnya lebih susah, rumit, lama, dan cukup menguras tenaga serta pikiran.

Advertisement

Selama dua bulan mencari kerja, ada berbagai pengalaman penting yang ingin saya bagikan. Terutama beberapa kesalahan yang semestinya dihindari. Semoga dengan membacanya, kalian bisa lebih mudah mencari kerja dan nggak kebingungan seperti saya dulu. Yuk simak bersama!

Pencarian kerja saya dimulai dengan mencari info lowongan di internet. Aksesnya gampang, tetapi sayang nggak semua info masih valid

Cari kerja di zaman sekarang / Credit: Paige Cody via unsplash.com

Lega rasanya karena proses mencari kerja di zaman sekarang lebih praktis. Bahkan lowongannya bisa ditelusuri satu per satu lewat website. Infonya juga lengkap; mulai dari syarat pendaftaran, gambaran pekerjaan, sampai profil perusahaan. Betul-betul memudahkan para pencari kerja.

Namun sayangnya, nggak semua info di internet masih valid. Ada beberapa lowongan yang saya lamar karena mengira masih dibuka, tetapi ternyata sudah ditutup. Jadi kita perlu lebih cermat saat memilih lowongan. Bandingkan info di satu website dengan website lainnya, lebih bagus lagi kalau menghubungi perusahaan yang bersangkutan.

Advertisement

Setelah memilih sejumlah lowongan, saya menyiapkan berbagai dokumen untuk seleksi, termasuk CV. Namun saya bingung harus mengikuti format CV yang mana

Bingung menyiapkan dokumen / Credit: Jason Tharsiman via unsplash.com

Beberapa dokumen yang gampang disiapkan adalah fotokopi KTP, Kartu Keluarga, ijazah, dan sertifikat yang berhubungan dengan lowongan. Surat lamaran kerja juga bisa dicontoh dari internet karena kebanyakan mempunyai pola yang sama. Nah, masalah terjadi saat saya hendak membuat CV. Bisa dibilang dokumen inilah yang paling penting untuk seleksi, sebab berisi penjelasan singkat tentang latar belakang kita.

Namun, saya bingung karena ada berbagai format CV dengan aturan yang berbeda-beda di internet. Misalnya situs A berkata kalau nggak perlu mencantumkan foto diri dalam CV, sedangkan situs B justru menyarankan yang sebaliknya. Padahal itu baru satu aspek. Akhirnya, saya membuat CV dengan isi dan desain yang simpel tetapi lengkap.

Selanjutnya, saya mengirim dokumen ke sejumlah perusahaan. Saat itulah saya sempat panik karena membaca pengalaman orang yang mendaftar ke 300-an tempat sekaligus

Advertisement

Merasa panik / Credit: Brooke Cagle via unsplash.com

Awalnya saya hanya berniat mendaftar ke beberapa perusahaan aja. Dokumen pun sudah saya kirimkan ke surel mereka. Sambil menunggu proses, saya membaca di forum online tentang pengalaman orang-orang mencari kerja di Indonesia. Ternyata memang sulit. Bahkan ada orang yang sudah mendaftar ke 300-an tempat sekaligus, tetapi belum juga diterima kerja! Ada lebih dari satu orang lo yang punya pengalaman seperti itu.

Saya jadi panik setelah membacanya. Jangan-jangan memang harus begitu supaya diterima kerja. Lantas muncul tekad untuk mengirim CV ke sebanyak mungkin perusahaan. Saya pun melamar berbagai lowongan yang mencantumkan kata “penulis” atau “writer” karena ingin bekerja di bidang tersebut. Akhirnya saya nggak melamar ke ratusan tempat karena terlalu melelahkan, tetapi hanya ke 13 tempat aja. Ternyata itu pun sudah banyak dan bikin kewalahan~

Tahap selanjutnya adalah wawancara dengan perusahaan. Saya sering ditanya berapa gaji yang diharapkan, tetapi bingung harus menjawab apa

Saat wawancara / Credit: Tim Gouw via unsplash.com

Satu per satu perusahaan mulai memanggil saya untuk wawancara. Mereka melontarkan sejumlah pertanyaan standar, salah satunya tentang gaji yang diharapkan. Saya bingung menjawabnya karena nggak tahu pasti berapa kisaran gaji di sana. Memang ada sejumlah info tentang itu di internet, tetapi seringkali nggak update atau nggak lengkap. Akhirnya saya pun menggunakan Upah Minimum Regional (UMR) sebagai patokan gaji.

Proses wawancara ini saya lakukan berkali-kali di beberapa perusahaan karena dulu melamar 13 lowongan sekaligus. Lucunya, saya pernah dapat panggilan wawancara berturut-turut selama 3 hari: Senin di perusahaan A, Selasa di perusahaan B, dan Rabu di perusahaan C. Bahkan sampai ada jadwal yang tabrakan juga. Akhirnya saya mengundurkan diri dari beberapa seleksi supaya bisa fokus ke lowongan yang betul-betul diinginkan.

Setelah melalui berbagai rintangan, akhirnya saya berhasil juga diterima kerja. Saya pun bersyukur karena sudah melalui masa-masa sulit

Berakhir dengan indah / Credit: Priscilla Du Preez via unsplash.com

Total waktu pencarian kerja saya adalah sekitar dua bulan. Syukurlah saya diterima di dua perusahaan sekaligus dengan job description menulis seperti yang diinginkan. Setelah mempertimbangkan dengan matang, saya memilih kerja di salah satu perusahaan itu sampai sekarang.

Itulah pengalaman saya dalam mencari kerja. Ada beberapa kebingungan yang sempat saya rasakan, salah satunya saat harus menyebutkan jumlah gaji yang diharapkan dari perusahaan. Supaya bisa mendapat penawaran terbaik, sebaiknya kita riset dulu dengan benar. Tidak bisa cari informasi yang serampangan sih, tapi carilah informasi dari platform-platform terpercaya seperti Karir.com , yang merupakan portal lowongan kerja pertama di Indonesia. Yuk cek situsnya supaya cepat dapat kerja!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE