Kalau 8 Kebiasaan Ini Belum Dihilangkan, Jadi Kaya dan Mapan Itu Susah!

Nasehat mencapai kemapanan yang hakiki

Pengin punya mobil mewah

Lengkap dengan AC, tape, dan sopir pribadi

Pengen punya rumah gedong

Lengkap dengan pelayan

Andai aaaaaa aku jadi orang kaya

Andai aaaaaa nggak usah pakai kerja

Advertisement

Bila kamu anak 90an, pasti langsung ikut nyanyi saat membaca sepenggal lirik lagi Cuma Khayalan dari Oppie Andaresta di atas. Menjadi kaya, memang memberikan banyak kemudahan. Ini itu tinggal gesek tidak perlu banyak pertimbangan. Toh, banyak uang yang bisa digunakan.

Namun tentu saja menjadi kaya tidak semudah itu. Kecuali bila kamu keturunan jutawan yang kekayaannya tidak habis dimakan sampai tujuh turunan ataupun menang undian yang hadiah milyaran. Namun bila kamu bukan keduanya, berarti kamu harus berusaha keras untuk menjadi kaya. Tapi percuma kamu berkhayal menjadi orang kaya, kalau kebiasaan-kebiasaan ini masih sering kamu lakukan.

1. Selalu saja ada alasan untuk menunda pekerjaan. Sikap malas-malasan tidak perlu pembelaan

Malas-malasan seharian

Malas-malasan seharian via quotesgram.com

Nunggu inspirasi, nunggu kesempatan, lagi nggak mood nanti malah nggak maksimal, ngapain dikerjakan buru-buru kalau bisa besok-besok?

Advertisement

Banyak alasan yang kamu gunakan untuk melakukan pembenaran atas rasa malasmu. Terus-menerus menunda, sampai akhirnya waktu berlalu dan kamu belum melakukan apa-apa. Rasa malas adalah musuh utama dalam diri. Mungkin itulah yang membuat mimpimu seolah tak tergapai. Karena kamu terlalu malas untuk memulai langkah pertama. Hari-hari yang seharusnya produktif hanya kamu habiskan dengan aktivitas yang tak ada faedahnya. Sudah, tak perlu banyak membela diri. Selama kamu masih menghidupi kebiasaan malas ini, sebaiknya kamu tidak banyak bermimpi.

2. “Duh….kayaknya nggak kelas deh buat aku.” Mau kaya atau mamam gengsi, Kak?

Song Jong Ki aja naik truk nggak gengsi

Song Jong Ki aja naik pickup nggak gengsi

Nebeng teman, gengsi. Minta minum, gengsi. Pakai barang murah, gengsi. Naik kendaraan umum, gengsi. Hidup akan terasa lebih sulit bila kita terlalu mementingkan gengsi. Harga diri memang harus ditaruh setinggi-tingginya agar tidak terinjak orang, namun itu tidak berarti kamu harus gengsian. Mengurangi sedikit rasa gengsimu, kamu bisa menjalani hidup ini dengan lebih mudah. Nebeng teman yang searah bisa membuatmu lebih hemat uang ongkos. Membeli barang tidak perlu yang bermerk dengan harga yang bikin dompet sekarat. Yang lebih penting adalah fungsi, bukan merk. Asalkan kebutuhan sudah terpenuhi, mengapa harus membesar-besarkan gengsi?

3. Kalau semua keluhanmu itu diuangkan mungkin sekarang kamu sudah jadi jutawan

Advertisement
Berhenti ngeluh melulu

Berhenti ngeluh melulu via breaktime.co.id

“Ah panas banget sih hari ini! Nyebelin!”

“Yaaah hujan. Argh! Gimana nih, malah jadi nggak bisa ke mana-mana.”

“Astaga ini gorengan mahal banget seribu satu? Penjualnya mau naik haji pasti!”

“Ih, masa ongkos angkot naik gopek. Mahal banget!”

Mengeluh sekali boleh saja, karena namanya juga manusia. Namun bila mengeluh setiap hari, itu namanya buang-buang kesempatan saja. Hidup akan terasa lebih berat bila kamu terlalu banyak mengeluh. Toh, dengan mengeluhkan segalanya, hidupmu tidak akan berubah bukan? Daripada mengeluh melulu, lebih baik mensyukuri segala yang kamu miliki, dan bila itu dirasa belum cukup, kamu harus segera berusaha lebih keras lagi.

4. Ghibah dan gosip jadi nama tengahmu. Dampaknya kebiasaan ini memakan waktu kerjamu

Kamu berpikir bahwa tidur adalah kegiatan yang tidak produktif, namun bergossip mungkin lebih tidak produktif lagi. Saat tidur, tubuh melakukan proses-proses alami yang akan menghasilkan enerji untuk esok hari, sementara saat bergosip, kamu justru buang-buang enerji. Di rumah, nonton acara gosip. Ketemu tetangga, gosip. Ketemu teman lama, malah bahas kejelekan teman lainnya. Bukankah apapun yang dilakukan orang dengan hidupnya, tidak akan berpengaruh pada hidupmu juga? Bukankah daripada menghabiskan waktumu untuk membahas hal-hal yang tidak ada hubungannya denganmu itu untuk berkarya? Bekerja dan mencari uang sebanyak-banyaknya?

5. Ini itu dibeli hanya demi menuruti keinginan hati. Besoknya sadar bahwa gajian masih lama dan uang di dompet tak ada

Boros

Boros via swagclothes.pw

Tanggal gajian tiba membawa euforia tersendiri. Kita mendadak impulsif untuk belanja ini itu. Semuanya dibeli meski sebenarnya tidak butuh-butuh sekali. Semuanya hanya demi kepuasan diri. Belum lagi, terkadang kita juga terbiasa mengandalkan uang yang belum ada. Mentang-mentang tahu bulan depan akan dapat bonus, lalu kamu berfoya-foya bulan ini. Akibatnya, sebelum gajian dan bonus datang, dompetmu sudah kehilangan sebagian besar penghuninya. Jangankan menabung. Kamu yang berfoya-foya di awal bulan, mendadak miskin di pertengahan bulan. Untuk bertahan hidup, akhirnya mencari pinjaman ke sana ke mari. Kalau begini terus, kapan kayanya?

6. Belajar kreatif mulai dari sekarang. Cari penghasilan sampingan

Mulai mencari sampingan

Mulai mencari sampingan via creative.artisantalent.com

Memiliki penghasilan tetap memang lebih menjamin. Setidaknya dalam satu bulan, ada penghasilan yang bisa kamu andalkan. Namun mengandalkan satu sumber penghasilan saja bisa membuatmu kelabakan. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa saja ada banyak kebutuhan yang harus terpenuhi dan penghasilan tetapmu tidak bisa mencukupi. Bisa saja, hal buruk terjadi mengakibatkan satu-satunya sumber penghasilanmu hilang. Bila sudah begini, keuangan jelas akan berantakan. Karena itu, untuk sekadar berjaga-jaga sekaligus menambah-nambah tabungan, ada baiknya kamu mulai mencari sampingan. Selain untuk menguatkan sisi finansial, kamu juga bisa semakin mengembangkan kemampuan.

7. Bersikap sinis terhadap semua orang dan semua keadaan. Lalu dari mana kamu akan mendapatkan kesempatan?

Marah-marah melulu

Marah-marah melulu via wesharepics.info

Sinis yang dimaksud di sini tentu sikap yang selalu memandang negatif terhadap segala hal. Mulai dari hobi menyinyiri semua orang dan keadaan, juga keengganan bersikap ramah ataupun hangat kepada orang lain. Sifat sinis ini membuat seseorang sulit berinteraksi. Bukan hanya karena membuat banyak orang tersakiti, juga membuatmu terlihat sulit dipercaya. Orang yang selalu sinis akan mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Bukan hanya itu, kesempatan untuk mewujudkan mimpi juga akan terbuang karena kamu sibuk mengutuk keadaan. Kalau kesempatan terus-terusan kamu sia-siakan, bagaimana bisa kamu jadi kaya?

8. Murah hati memang sikap yang terpuji. Namun terlalu murah hati tanpa memperhatikan kondisi, akan membuatmu susah sendiri

Terlalu murah hati

Terlalu murah hati via www.asalasah.com

Membantu orang lain, selain merupakan sifat terpuji, juga membawa kesenangan sendiri dalam hati. Rasanya pasti menyenangkan ketika kita bisa meringankan beban orang lain. Namun sebelum itu, kamu harus realistis dulu. Membantu orang lain tidak berarti kamu mengabaikan kondisi disi sendiri. Bila memang kamu sendiri sedang terjepit masalah finansial, membantu teman yang sedang kesulitan uang tentu bukan hal yang bijak sana. Belum rasa tidak enakan itu membuatmu memilih mengikhlaskan daripada harus mengingatkan teman tentang hutang yang belum dibayar. Memang tidak harus menunggu kaya raya dulu untuk membantu sesama, namun tidak meski bearti kamu membuat dirimu susah sendiri.

Karena kita bukan keturunan jutawan yang uangnya tidak habis-habis dimakan setiap hari, harus ada kiat-kiat khusus untuk mencari kekayaan. Ada perjuangan yang harus dilakukan, dan ada penghalang-penghalang yang harus disingkirkan. Ironisnya, penghalang itu seringnya berasal dari diri sendiri. Jadi bila sampai saat ini kamu tidak kaya-kaya juga, dirimu sendirilah yang harus dievaluasi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE