Menjadi Cantik Bukanlah yang Utama Ketika Banyak Hal Lain yang Lebih Menarik Di Luar Sana

menjadi cantik bukan yang utama

Kecantikan sepatutnya bisa didefinisikan dengan cara yang berbeda-beda. Sebenarnya setiap wanita juga berhak menjadi cantik seperti apa yang diinginkan. Sayangnya, konstruksi sosial tentang bagaimana kecantikan seharusnya dipandang tak jarang membuat wanita justru merasa tertekan.

Advertisement

Sederhana saja, ketika ada hal-hal yang tidak kamu sukai dalam dirimu, kamu berusaha mati-matian untuk mengubahnya. Kamu pun merasa perlu berubah karena ingin terlihat seperti kebanyakan wanita lainnya. Padahal, bisa jadi yang kamu lihat sebagai kekurangan justru dipandang sebagai kelebihan oleh orang lain. Dan ketika wanita kita sibuk untuk menjadi cantik, bukankah di luar sana banyak hal yang lebih menarik?

Menjadi cantik terkadang bisa sangat melelahkan. Alih-alih membuat orang lain terkesan, yang didapat wanita terkadang hanya celaan.

Cantik itu nggak harus menjadi orang lain

Cantik itu nggak harus menjadi orang lain via elitedaily.com

Menjadi wanita di zaman sekarang tidaklah mudah. Semakin mudahnya teknologi dalam genggaman maka akan semakin mudah orang-orang menaruh anggapan. Lihatlah sekarang kasus-kasus yang menjadikan perempuan sebagai objek seksual. Dan dengan alasan wanita zaman sekarang tak pandai berpakaian, para pelaku dengan mudahnya menjadikan wanita sebagai alasan utama mengapa mereka bertindak demikian.

“Ih apaan sih itu cewek pake yang mini-mini. Pasti dia cewek nggak bener.”

Advertisement

Padahal, bukankah penampilan sepatutnya tak jadi satu-satunya penentu untuk menilai seseorang? Karakter dan kepribadian setiap orang tak bisa ditentukan hanya dengan sekilas melihat penampilan?

Jika penampilan kita tak seperti kebanyakan wanita lain yang dibilang “cantik”, apakah kita lantas tak menghargai diri sendiri?

Cantik nggak harus menjadi orang lain

Cantik nggak harus menjadi orang lain via www.yourtango.com

“Wanita cantik adalah mereka yang bertubuh langsing, berkulit putih, punya rambut panjang dan lurus.”

Advertisement

Kecantikan yang selama ini diagungkan nampaknya hanya sedikit saja yang bisa memenuhinya. Karena kenyataannya, wanita terlahir dengan bentuk tubuh bahkan kepribadian yang berbeda. Ketika kita terus-terusan menganggap bahwa kecantikan hanya milik wanita yang memenuhi standar saja, mustahil kita bisa merasa nyaman dengan diri kita sendiri.

Lalu bagaimana agar wanita mampu merasa nyaman dengan diri mereka yang sebenarnya? Jawabannya adalah dengan mengabaikan anggapan orang-orang yang justru berdampak negatif. Yakinlah bahwa “cantik” itu tidak harus sama dengan yang lainnya.

Wanita memiliki standar kecantikannya sendiri-sendiri. Pipi yang tembem, alis tipis, jerawat, hidung dan badan yang mungil sebenarnya adalah poin-poin penting dari kecantikan yang rata-rata tidak disadari banyak orang. Maka sudah saatnya kita untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan apa yang kita punya, bukan apa yang belum kita ubah.

Menjadi cantik secara fisik bukanlah yang utama. Kecerdasan dan kemampuan membawa diri jadi faktor yang tak kalah pentingnya.

Cantik tak harus menjadi orang lain

Cantik tak harus menjadi orang lain via www.marieclaire.com

“Cantik secara fisik” bukanlah satu-satunya yang harus dicapai seorang wanita. Seorang wanita selayaknya dapat menjadi pribadi yang cerdas, menginspirasi, simpatik, lucu, sederhana — apapun itu. Jadi mengapa sifat-sifat menawan ini diabaikan begitu saja? Mengapa tak ada satupun dari hal-hal ini menjadi patut untuk diperjuangkan? Mengapa tiba-tiba banyak wanita ingin menjadi sama jika itu menyangkut urusan kecantikan?

Boleh dibilang, medialah yang membuat tolak ukur kecantikan itu sendiri dan media pulalah yang memperlakukan kita secara tak sama. Setiap wanita harus cantik. “Tidak cantik” bukanlah sebuah pilihan, dan tak akan pernah menjadi sebuah pilihan selama media masih gencar menebar pandangan bahwa cantik itu harus serupa. Sementara, perkara kecerdasan, isi kepala, hingga kemampuan untuk membawa diri tidak dianggap sama pentingnya.

Ketika dunia dan segala isinya seperti memusuhi, bagaimana wanita sanggup tegak berdiri dan memotivasi diri sendiri?

Cantik tak harus menjadi orang lain

Cantik tak harus menjadi orang lain via maav.org

Untuk bisa terbiasa dan menerima diri sendiri apa adanya memang butuh waktu. Yang pasti, seorang wanita mampu menjadi apa saja, tak perlu berusaha keras untuk tampil cantik hanya demi bisa diterima sekitarnya. Dan sekalipun dunia dengan segala isinya seperti tidak berpihak pada kita, tentu kita tak harus menyerah ‘kan?

Sekali lagi, daripada fokus menjadi cantik secara tampilan, bukankah kita sebenarnya bisa fokus pada hal-hal lainnya? Diri kita layak diperlakukan dengan lebih baik, begitu pula wanita-wanita lain di luar sana. Jadi, mari menguatkan diri sendiri dengan menjadi tegar tanpa perlu peduli anggapan sekitar yang tidak mau menghargai.

Perkara kecantikan bukanlah yang utama. Kesempatan dan segala yang sudah kita punya sampai saat ini jelas tak kalah berharga.

Cantik tak harus menjadi orang lain

Cantik tak harus menjadi orang lain via www.jenny.gr

Hey, kamu sudah cantik dengan apa adanya yang kamu punya. Tentu kamu juga boleh mengusahakan yang lebih baik atau yang terbaik untuk dirimu sendiri. Mengupgrade penampilan, belajar berdandan, atau mengubah hal-hal negatif dalam diri juga layak dilakukan.

Kamu adalah sosok yang belum pernah ada sebelumnya. Kamu terlahir unik dan spesial. Kamu akan membawa berbagai kebaikan ke dunia jika kamu berani untuk mendobrak pendapat yang menyatakan bahwa kamu harus cantik untuk sekedar diterima. Kecantikanmu tak membutuhkan pengakuan banyak orang. Dan sebaliknya, kamu nggak membutuhkan standar kecantikan yang sama untuk terlihat menakjubkan.

Sibukkan diri dengan lebih mencintai diri sendiri dan fokuslah terhadap sisi positif dari diri yang selama ini mungkin masih tersembunyi. Kita jauh lebih berarti dari pada sekedar penampilan diri — dan itu hanya akan kita sadari jika kita mulai mampu menerima dan mencintai diri sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ailurophilia.

CLOSE