‘Nyari Kerja Begini Amat Ya?’ Suara Hati Pejuang Jobfair yang Belum Beruntung Juga~

Namanya juga sedang berusaha mendapatkan kerja, jalan apapun bisa dicoba. Mulai dari mencari link melalui teman, saudara, senior, dan siapapun yang dikenal, aktif di situs penyedia lowongan kerja, sampai ikutan jobfair rela dijalani. Sayangnya, mencari pekerjaan memang susah. Bukan hanya lowongan yang cocok dengan bidang hanya sedikit, melainkan juga karena saingan yang banyak.

Para jobseeker atau mantan jobseeker pasti nggak asing dengan kata istilah jobfair. Yup, jobfair adalah momen berkumpulnya pemberi kerja dengan pencari kerja. Biasanya diikuti oleh beberapa perusahaan, dan didatangi oleh ribuan pencari kerja yang mengadu peruntungan. Mulai dari ngantri tiket sampai berpanas-panasan, berdesak-desakan, menunggu giliran walk-in interviu semua dilakukan. Kamu jobseeker yang menghayati peran, pasti familiar dengan momen-momen ikutan jobfair ini.

1. Jobfair adalah event yang selalu kamu tunggu-tunggu sejak resmi diwisuda. Momennya lebih berharga dari berbagai konser dunia

Momen wisuda, selain bahagia-bahagianya memakai toga, juga menyisakan sebuah pertanyaan di hati kecilmu: Now what? Setelah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana, selanjutnya bagaimana? Tentu saja mencari kerja. Kamu yang dulu rajin mengamati jadwal tayang film di bioskop, ataupun menunggu-nunggu artis idola menggelar konser di Indonesia, sekarang event yang kamu tunggu berbeda. Jobfair! Kamu mulai rajin mengkuti akun-akun lowongan kerja hanya untuk mencari tahu kapan akan ada jobfair digelar. Karena itu adalah salah satu caramu untuk mencari pekerjaan.

2. Menyambutnya, kamu mati-matian merombak CV. Nongkrong di tempat fotokopi, dan mempersiapkan bermap-map lamaran kerja

Sampai motokopi sendiri

Sampai motokopi sendiri via modalusaha.net

Menyambut event jobfair yang sudah kamu catat jadwal-jadwalnya, kamu pun mulai membuat persiapan. CVmu semasa mahasiswa yang masih abal-abal harus diubah lebih profesional. Kamu pun mulai rajin membaca tips dan trik membuat CV yang menarik. Begitu juga dengan application letter yang harus diperbaiki dan dipadatkan. Setelah CVmu lebih baik, kamu mulai mencetak lembar-lembar CVmu untuk dimasukkan dalam amplop coklat bersama application letter. Berapa banyak amplop yang kamu bawa dalam satu jobfair? Lima? Tujuh? Sepuluh?

3. Meski harus menghadapi antrian panjang dan panas matahari yang menantang, semangatmu tetap tak gentar

Ngantri masuk

Ngantri masuk via www.satuharapan.com

Perjuangan sudah dimulai sejak awal. Untuk masuk ke gedung tempat jobfair diselenggarakan pun kamu harus banyak-banyak sabar. Karena banyaknya orang yang mencari pekerjaan, pintu masuk jobfair selalu dipenuhi dengan antrian. Beberapa jobfair menerapkan sistem pendaftaran via website untuk mengatasi antrean panjang ini. Namun tetap saja, yang mendaftar on the spot tak kalah banyaknya. Tapi namanya sedang berusaha dan berjuang, meski harus panas-panasan dan kaki pegal-gela, kamu tetap bertahan.

4. Namun semangatmu sedikit berkurang ketika kamu sudah masuk ke dalam. Banyaknya orang dan stand yang berjajar justru membuatmu bingung mau ke mana

Bingung mau ke mana dulu kalau begini

Bingung mau ke mana dulu kalau begini via gobekasi.pojoksatu.id

Setelah mengantri lama, akhirnya kamu berhasil masuk ke dalam area jobfair. Pertama-tama kamu masih bersemangat dan senang. Di sini perjalananmu di mulai. Kamu akan mencari perusahaan yang sekiranya berprospek cerah untuk kamu masuki. Namun seketika semangatmu berkurang hingga 30% begitu melihat suasana di dalam. Mungkin kamu sempat bingung, apakah kamu benar ada di acara jobfair, ataukah sedang di pasar. Banyaknya pencari kerja yang datang membuat event jobfair selalu berdesak-desakan. Kamu yang datang dengan temanmu terpaksa harus berpisah dan membuat janji bertemu di suatu tempat agar bisa melihat-lihat perusahaan yang berpartisipasi.

5. Tiba di stand perusahaan yang kamu impikan, bukannya senang, malah frustrasi melihat banyaknya orang yang memasukkan lamaran kerja

Banyak yang nanya-nanya

Banyak yang nanya-nanya via www.satuharapan.com

Dalam jobfair, selain bertemu dengan berbagai perwakilan perusahaan besar yang mungkin bisa menjadi masa depanmu, kamu juga akan bertemu dengan para pesaingmu, ribuan orang yang juga sedang mencari masa depannya. Saking banyaknya orang, dan banyaknya stand yang berjajar, kamu akan senang sekaligus frustrasi karena kamu nggak tahu mau mulai dari mana. Setelah berjalan lama, akhirnya kamu menemukan perusahaan yang kamu cari. Niatnya kamu mau sekalian bertanya tentang banyak hal, namun kamu banyaknya orang yang mengerubungi dan juga mencari informasi, membuatmu nggak punya kesempatan.

6. Bertemu dengan banyak pencari kerja lainnya membuat percaya dirimu menyusut drastis. Rasanya CVmu bukan apa-apa dibanding punya mereka

Minder lihat pelamar lain

Minder lihat pelamar lain via indy100.independent.co.uk

Apa yang terjadi di poin lima itu belum seberapa. Ketika kamu ada di stand perusahaan impian, bertemu dengan pesaing-pesaingmu, rasa minder bisa muncul kapan saja. Sambil menyiapkan CV dan application letter yang sudah kamu bawa, kamu menyempatkan diri melirik CV pesaing-pesaingmu. Sama sepertimu, mereka juga mempersiapkan CV sebaik-baiknya. Kamu yang minder, merasa CVmu nggak ada apa-apanya.

7. Antara bingung mau apply ke mana, dan sumpek karena banyaknya peserta yang datang, akhirnya kamu memilih untuk menyebar lowongan ke manapun agar bisa segera keluar

Yang mana aja lah

Yang mana aja lah via talkpoverty.org

Jobfair memang bukan tempatnya untuk melihat-lihat perusahaan dalam situasi yang santai dan menyenangkan. Semuanya serba desak-desakan dan beradu cepat. Belum lagi bila gedung yang digunakan kurang memadai, seperti AC yang kurang dingin, ataupun jalur stand yang kurang efektif. Kamu yang nggak betah berlama-lama di dalam, mungkin takut sesak nafas, akhirnya mengambil cara cepat. Kamu akan melihat sekilas saja profil perusahaan, dan bila kira-kira menarik, kamu langsung melamar. Nggak perlu browsing-browsing dulu ataupun bertanya kepada perwakilan perusahaan. Nanti saja pas wawancara. Sekarang sih, yang penting bisa segera pulang.

8. Riweuhnya Walk-in-interview. Semuanya serba dimampatkan. Kadang kamu harus psikotes dan TPA di hari yang sama. Duh, kepala rasanya mau meledak!

Walk in interview yang memusingkan

Walk in interview yang memusingkan via www.rantfood.com

Selain bisa memasukkan berkas lamaran kerja ke perusahaan yang kamu incar, beberapa perusahaan peserta jobfair juga ada yang menggelar walk-in interview. Di situ, kamu nggak harus menunggu-nunggu panggilan wawancara di rumah dengan deg-degan. Proses seleksi dan interview dilakukan hari itu juga, di situ juga. Namun tentu saja, yang mau juga banyak. Menunggu giliran untuk interview bisa menyiksa batinmu. Pakaian klimis dan rapi yang kamu siapkan jadi sia-sia karena ujungnya penampilanmu lecek juga akibat menunggu terlalu lama. Selain itu, walk-in inteview itu juga berat. Seluruh tahapan seleksi diipadatkan dalam satu hari. Mulai dari TPA, psikotes, dan wawancara dilakukan di hari yang sama.

9. Rasa kecewa karena panggilan wawancara tak datang juga, mulai kamu akrabi. Namun tetap saja kamu berjuang dari jobfair ke jobfair lagi

Kamu tetap usaha lagi dan lagi

Kamu tetap usaha lagi dan lagi via bloombergphotos.tumblr.com

Setelah event jobfair, kamu akan menunggu dengan gelisah. Setiap muncul notifikasi email ataupun telepon kamu sangka undangan wawancara. Namun setelah menunggu lama, dan sinyal yang diharapkan belum datang juga, kamu pun tahu bahwa jobfair kali ini bukan rezekimu. Kamu mungkin pernah mendengar omongan orang bahwa kemungkinan untuk diterima saat melamar melalui jobfair sangatlak kecil. Meski ketar-ketir dengan informasi itu, namun tetap saja kamu berpikir positif. Meski gagal berkali-kali, kamu tetap semangat ikut jobfair lagi dan lagi. Pantang menyerah!

10. Tapi kalau berhasil mengalahkan jobfair, otomatis kamu menjadi pribadi yang kuat dan layak bersaing. Semangatmu yang tak diragukan lagi, membawamu pada pekerjaan yang sudah lama dinanti

Kamu tangguh banget!

Kamu tangguh banget! via www.entrepreneur.com

Jobfair memang keras. Namun memang begitulah adanya dunia kerja. Persaingannya sudah dimulai bahkan sebelum kamu mulai bekerja. Nanti bila sudah masuk di lingkungan kerja, persaingan yang kamu hadapi akan lebih banyak lagi. Karena itu, jobfair bisa menjadi event yang menempa mentalmu untuk menjadi sosok yang kuat dan pantang menyerah. Meski desak-desakan, dan nggak mendapatkan hasil meski sudah buang-buang uang untuk ngeprint, kamu tetap percaya bahwa suatu saat akan ada saatnya kamu dipanggil untuk wawancara.

Belum berhasil sekarang, bukan berarti kamu tidak layak untuk semua pekerjaan. Kamu hanya harus berusaha lebih keras lagi dan lebih rajin mencari informasi lagi. Karena mencari pekerjaan itu mirip-mirip dengan mencari jodoh. Suatu saat nanti kamu akan bertemu dengan tempat yang tepat untukmu, asalkan kamu mau berusaha dan nggak berpangku tangan.

Semangatt!

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi