Sebelum Menyandang Status Suami Atau Istri, Pastikan 8 Kesenangan Ini Sudah Lunas Kamu Cicipi

Artikel Hipwee ini dipersembahkan oleh iFWD Liberate dari FWD Life Indonesia, perusahaan arusansi jiwa pertama yang sepenuhnya berbasis elektronik di Indonesia.

Pernikahan boleh dibilang jadi topik paling populer di kalangan orang dewasa. Meski ada yang menanggapinya dengan hati berbunga-bunga, banyak pula yang memandang hal ini dengan kerut di dahi dan mata yang menyipit ngeri.

Pasalnya, keputusan untuk menikah jelas bukan perkara yang gampang. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dengan matang, sebelum mantap melewatkan perjalanan hidup dengan seseorang. Selain itu, kamu pun akan mengalami berbagai perubahan ketika meninggalkan masa lajang lalu memasuki kehidupan pernikahan. Sementara,

“Perkara mengubah gaya hidup juga tak semudah memencet on pada saklar lampu saat malam lalu mematikannya setelah pagi. Kamu akan terlatih untuk belajar berkompromi dengan pasangan, hingga mengorbankan kesenangan pribadi tanpa perlu merasa keberatan.”

Nah, artikel Hipwee kali ini ingin mengajakmu sejenak merenungi. Sebelum kelak hidupmu semakin terbatasi, sudahkan kesenangan-kesenangan ini kamu lakoni?

1. Selepas menikah kumpul-kumpul bersama teman akan bertransformasi jadi kemewahan. Sebelum saat itu datang kebutuhan ini harus dituntaskan

Hangout bareng teman jadi kebutuhan

Hangout bareng teman jadi kebutuhan via www.huffingtonpost.com

Saat masih sekolah atau kuliah dulu, agenda nongkrong bareng teman bisa jadi tak pernah kamu lewatkan. Meski harus berkutat dengan tugas sekolah atau kuliah dari Senin sampai Sabtu, ada-ada saja caramu untuk meluangkan waktu.

Tak jarang, kamu pun terpaksa mangkir dari acara keluarga atau sejenak mengabaikan pacar demi bisa hangoutdengan mereka yang sudah jadi bagian penting dalam hidupmu. Bukan hanya bisa menyegarkan pikiran, tapi bertemu dan mengobrol dengan mereka ibarat sudah jadi kebutuhan.

Warung mi ayam di depan sekolah, kantin jurusan, foodcourt mall, hingga coffee shop langganan selalu bisa diandalkan meskipun perkara tempat nongkrong sebenarnya tak jadi soal. Asalkan ada sahabat-sahabat terdekat, momen kumpul bersama sudah pasti terasa menyenangkan.

Sementara setelah menikah dan menyandang status sebagai suami atau istri, kebutuhanmu yang satu ini mungkin tidak lagi bisa dengan leluasa terpenuhi. Jangankan menelepon sahabat-sahabat sejati, sepulang kerja bisa jadi kalimat ini yang kamu rapal dalam hati.

“Ada rumah yang harus segera disambangi, ada pasangan yang pasti sudah menunggu.”

2. Kebahagiaan sering datang dari hal-hal sederhana. Sebelum urusan waktu dan dana tak lagi jadi privilege, puaskan dirimu untuk nonton premiere setiap kali bisa

Nonton film terbaru adalah kesenangan

Nonton film terbaru adalah kesenangan via imgkid.com

Teman: “Eh, gue mau nonton premiere Insidious. Mau ikutan nggak loe?”

Kamu: “Wah, mau banget! Nggak boleh ketinggalan gue!”

Kamu yang memang hobi nonton film pasti memahami kesenangan macam ini. Bisa menonton premiere film yang sudah kamu nanti-nantikan kemunculannya memang memberi kebahagiaan tersendiri. Ada rasa puas dan kebanggaan dalam hati ketika kamu bisa menonton lebih dulu daripada teman-temanmu yang lain.

Saking gemarnya menonton film di bioskop dan berburu tiket premiere, kamu pun rela meluangkan waktu dan melakukan apa saja demi mewujudkan kesenangan itu. Kamu paling rajin browsing daftar film-film unggulan yang bakal rilis, bikin reminder di handphone, sampai-sampai menyusun strategi mengantre supaya nggak kehabisan tiket.

Bayangkan ketika kelak kesenangan macam ini harus dikesampingkan. Kamu tak lagi sempat browsing atau membuat reminder lantaran tengah sibuk menyelesaikan satu demi satu pekerjaan di rumah. Tak lagi punya waktu untuk segera meluncur ke bioskop kesayangan, karena ada anak yang harus ditunggui lantaran tak bisa diajak apalagi ditinggalkan sendirian.

3. Puaskan dirimu membeli apa yang disuka waktu kesempatan sale tiba. Saat nanti sudah berkeluarga kebiasaan ini tidak bisa lagi dilakukan seenaknya

Longgar mengatur pengeluaran

Longgar mengatur pengeluaran via adenwind.com

Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk jalan-jalan. Setelah selesai dengan rutinitas kuliah atau pekerjaan, kamu bisa sejenak bersantai melonggarkan pikiran. Pergi ke mall atau pusat-pusat perbelanjaan bisa jadi pilihan hiburan; sekadar window shopping sambil melemaskan otot-otot kaki dengan cara yang menyenangkan.

Bahkan, acara jalan-jalanmu ini mungkin akan membawa keberuntungan. Pasalnya, banyak mall atau pusat perbelanjaan yang sengaja menggelar sale besar-besaran di akhir pekan. Strategi marketing macam ini biasanya ampuh menjaring lebih banyak pelanggan.

Bagi kamu yang masih lajang, diskon atau sale mungkin jadi kesempatan yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Jika ada barang yang bagus dan memang sudah diincar, tak ada salahnya segera merogoh kocek dan membayarnya. Uang, katanya, selalu bisa dicari.

4. Budget nongkrong dan senang-senang perlahan akan tergeser untuk urusan rumah dan anak. Waktu masih sendiri, kenapa tidak membahagiakan diri dengan sering-sering makan enak?

Hobi jajan nggak harus ditinggalkan kok

Hobi jajan nggak harus ditinggalkan kok via michigan.spoonuniversity.com

Teman: “Bro, cobain deh cafe baru deket rumah gue. Racikan kopinya juara, red velvet-nya enak dan murah banget!”

Kamu: “Beuh, kudu dicoba tuh sekalian nambah koleksi foodstagram gue.”

Bentuk kesenangan setiap orang bisa jadi berbeda-beda. Mungkin, kamu salah satu yang gemar mengunjungi cafe atau restoran baru yang memang tengah jadi pembicaraan alias lagi hits banget. Menjajal menu-menunya, mengamati dekorasi hingga suasana dan pelayanan yang ditawarkan jadi kesenangan tersendiri bagimu. Meskipun konsekuensinya, kamu harus punya dana khusus untuk memenuhi kegemaranmu ini.

Tapi hal ini tak akan jadi masalah jika kamu bisa mengatur keuanganmu dengan baik. Dari seluruh pendapatan yang kamu terima setiap bulannya, kamu sudah bisa membaginya dengan seksama:

30% -> buat tabungan
30% -> kebutuhan sehari-hari
20% -> dana cadangan
10% -> dana senang-senang
10% -> buat berbagi

Pos-pos yang kamu buat itu bisa memudahkan kamu mengatur keuangan sekaligus mengontrol pengeluaranmu. Perkara hobi jajan atau mengunjungi cafe dan restoran-restoran baru pun bisa mengandalkan “dana senang-senang”.

Namun, pola keuangan ini besar kemungkinan harus diubah ketika kelak kamu sudah menikah. Kebiasaan jajan atau makan di luar bisa jadi salah satu yang harus dicoret dari daftar pengeluaran demi bisa melakukan penghematan.

5. Punya wacana traveling ke tempat yang belum pernah dikunjungi? Saatnya kamu buat jadi nyata. Saat berkeluarga nanti kamu tak akan bisa sebebas ini.

Pergi kemana kaki ingin melangkah

Pergi kemana kaki ingin melangkah via chezmoiblog.com

Banyak orang pasti akan mengangguk setuju bahwa traveling adalah cara menikmati waktu dengan cara yang seru. Selain bisa merasakan pengalaman-pengalaman baru, kamu pun punya kesempatan untuk “memperkaya diri” dengan wawasan dan pengetahuan baru.

Di usia yang masih muda dengan kesempatan berupa waktu dan dana yang bisa diusahakan, kamu wajib memanjakan dirimu dengan kesenangan yang satu ini. Bebaskan kakimu melangkah kemana pun yang dia ingini. Menyusuri gang-gang sempit di Yaowarat Road di Thailand, pergi ke kota Vang Vieng di Laos demi menikmati indahnya pemandangan sungai Nam Song, atau menyambangi Australia dengan fasilitas Work and Holiday Visa (WHV).

Kemana pun destinasi wisata yang ingin kamu tuju, kamu layak mewujudkan keinginan itu. Meskipun harus susah payah berburu tiket promo, melakukan penghematan besar-besaran, atau mengajukan permohonan cuti kerja sejak jauh-jauh hari. Jangan buat passion kamu cuma jadi wacana, tapi berani buat jadi nyata dengan menjadikannya #unstoppablepassion . Setidaknya, kamu masih punya kesempatan yang tak layak disia-siakan. Ketika waktu tak bisa diulang dan kesempatan belum tentu akan kembali datang, memperjuangkan apa yang jadi kesenanganmu adalah satu-satunya pilihan.

6. Pengalaman mendaki gunung bisa memberi sebaik-baiknya pelajaran. Mendaki jadi bukti bahwa setiap keinginan dapat diwujudkan asal berbekal kegigihan.

Mendaki gunung = menempa diri

Mendaki gunung = menempa diri via addakhil.wordpress.com

Sesuatu yang kamu anggap sebagai sebuah kesenangan kadang tak dilihat sama oleh orang lain. Salah satunya adalah mendaki gunung. Mereka yang belum pernah atau memang tak suka mendaki mungkin akan dengan ringan berkata,

“Buat apa capek-capek mendaki Semeru? Toh senengnya cuma sebentar, pas sampai puncak. Nggak setimpal sama rasa lelah ketika harus jalan kaki berjam-jam sambil menggendong tas penuh berisi perlengkapan.”

Tentu sah-sah saja jika ada teman atau kenalanmu yang berpendapat demikian. Namun, kamu yang memang gemar mendaki pasti cuma bisa terdiam sambil melempar senyuman. Karena mereka yang belum pernah mendaki tidak akan mengerti betapa nikmatnya aktivitas “mengakrabi” alam ini. Mereka yang baru sekali menjajal dan mengaku menyesal juga mungkin punya pengalaman tak menyenangkan di pendakian pertamanya.

Tapi, kamu yang keranjingan mendaki gunung pasti memahami. Bahwa membelah hutan dan melewati jalanan menanjak nan terjal demi bisa sampai di puncak adalah caramu menempa diri. Mendaki adalah bentuk pembuktian pada diri sendiri bahwa setiap keinginan yang dimodali niat dan kegigihan pasti bisa tercapai.

7. Kesempatan nonton konser band atau penyanyi idola tak boleh dilewatkan. Meski harus merogoh kocek dalam-dalam, kesenangan ini layak diperjuangkan.

Nonton konser jadi kegemaran yang layak diperjuangkan

Nonton konser jadi kegemaran yang layak diperjuangkan via www.kpopstarz.com

Apakah musik jadi passion utama kamu? Menonton konser band atau penyanyi kesayangan bisa jadi sesuatu yang sangat menyenangkan; berdiri di barisan paling depan, atau berharap dia yang ada di panggung melihat kearahmu. Yup, setiap orang yang suka musik juga bisa mendefinisikan sebuah kesenangan dengan caranya sendiri.

Penggemar Super Junior atau BIGBANG pasti akan berteriak histeris ketika sekadar bisa menyentuh tangan idolanya saat menonton konser. Sementara, kamu yang suka Lamb of God mungkin tak akan puas sebelum terjebak di hingar-bingar mosh pit ketika mereka memainkan What With Me in Hell. Tapi kamu yang suka Sigur Ros justru hanya ingin duduk tenang demi bisa menikmati atmospheric music yang dengan ajaib dapat membuat hati dan pikiranmu lebih tenang.

Meski menonton konser seringkali menguras uang jajanmu, toh kesenangan yang di dapat terasa sangat sepadan. Justru kesukaan inilah yang membuatmu rajin menyisihkan remah-remah uang jajan. Pikirmu, cara ini adalah strategi antisipasi dan persiapan kalau-kalau musisi kesukaanmu mendadak mampir ke Indonesia.

8. Keluarga adalah yang paling berharga. Ketika bisa melewatkan berbagai momen bersama, kamu akan merasa lunas mencicipi kesenangan di dunia.

Melewatkan kesenangan bersama keluarga

Melewatkan kesenangan bersama keluarga via www.citywesthotel.com

Kadang kesenangan itu bukan perkara apa yang kamu lakukan, tapi dengan siapa kamu melaluinya. Selain teman, keluarga adalah orang-orang yang pasti bisa membuat hidupmu lebih bahagia. Ada ibu yang tak pernah alpa memasakkan makanan kesukaanmu dan ada ayah yang selalu bisa jadi teman ngobrol paling seru. Dengan mereka, segala aktivitas yang dilalui bersama akan terasa menyenangkan. Meskipun itu hanya sekadar makan malam sambil mengomentari acara-acara TV yang semakin tak masuk akal.

Melewatkan waktu bersama kedua orang tua pantas disebut sebagai kesenangan yang paling berharga. Karena kamu tidak pernah tahu sampai kapan mereka akan mendampingimu. Kamu tentu berharap mereka bisa panjang umur; melihatmu bertumbuh dewasa hingga kelak menikah dan membangun sebuah keluarga. Tapi ketika nanti kamu semakin sibuk dengan kehidupan barumu sendiri, masihkah kamu punya waktu bersama mereka?

Seperti ditulis dalam pembuka artikel ini, kehidupan pernikahan pasti membawa banyak perubahan. Salah satu yang pasti akan berubah adalah hubungan antara kamu dan kedua orang tuamu. Tak lagi tinggal satu atap bersama dan tak bisa lagi banyak-banyak bercerita.

Dan di titik ini kamu akan mengerti bahwa kesenangan yang layak diperjuangkan adalah momen kebersamaanmu dengan mereka. Dengan perlindungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan , segala keinginan dan cita-cita bisa diwujudkan.

Pertimbangan yang matang wajib selalu dilakukan ketika akan memulai fase kehidupan yang baru. Sambil memantapkan hati, lunasi segala yang ingin kamu raih dan cita-citakan dalam hidup ini. Jangan biarkan keinginanmu hanya mengendap dalam kepala, tapi perjuangkan selagi kamu bisa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis