Untukmu yang Tidak Lagi Perawan dan Merasa ‘Berkurang Harganya’

Ini bukan masalah besar. Ini bukan masalah besar. Ini bukan masalah besar.”

Suara itu kamu ulang berkali-kali dalam kepala. Sepertinya kamu sedang berusaha meyakinkan diri sendiri. Atau hanya berupaya sebisa mungkin tidak breakdown dan makin menyalahkan diri. Keputusan yang kamu ambil beberapa saat lalu awalnya terkesan biasa tapi kini ada lubang yang tertinggal di dalam sana.

Hidup berjalan, hubungan berakhir. Kenyataan baru menamparmu sekarang. Di tengah masyarakat yang masih mengagungkan keperawanan, kamu memutuskan melepas standar ‘gadis baik-baik’ yang dipercaya orang kebanyakan. Tidak mudah merasa tetap berharga dan punya kehormatan selepas kehilangan selaput dara. Untukmu yang tengah merasa berkurang harga dirinya selepas keperawanan tak lagi ada, ini untukmu.

1. Tepis perasaan, “Ah. Aku ‘kan udah nggak layak mendapatkan semuanya…”

Tepis perasaan kamu sudah tidak layak mendapatkan semuanya

Tepis perasaan kamu sudah tidak layak mendapatkan semuanya via www.shutterstock.com

Mungkin tidak akan seaneh ini rasanya jika kamu tidak tinggal di Indonesia. Tidak akan ada orang yang sepeduli itu bertanya, “Kamu perawan ‘kan ya?” di pertemuan pertama. Stigma sudah tidak lagi lengkap memang mudah sekali menempel karena pengaruh sosial dari orang-orang sekitar. Tapi kamu tidak boleh tenggelam. Kamu harus melawan.

Apapun yang kamu rasakan nantinya tolong jangan berhenti melawan ketika kamu merasa sudah tidak lagi layak mendapatkan banyak hal. Tidak masuk akal jika kehilangan satu selaput tipis dalam tubuh membuatmu merelakan banyak mimpi. Temukan kawan, pasangan atau teman senasib yang positif dan bisa membuatmu merasa dihargai. Nilaimu sama sekali tidak berubah hanya karena ini.

Baca konten menarik seputar feminisme: Di Balik Masifnya Gerakan Antifeminis Korea Selatan. Apa Pemicunya?

2. Memang ada yang hilang dari tubuhmu. Kutuk saja keputusanmu kalau itu bisa meringankan langkahmu

Kutuk saja keputusan kalau memang bisa meringankan langkah

Kutuk saja keputusan kalau memang bisa meringankan langkah via www.shutterstock.com

Proses terlama dari berdamai dengan rasa kosong di dalam dadamu adalah dengan memafkan diri sendiri. Butuh lebih dari hitungan bulan untuk menerima bahwa kini kamu adalah seseorang yang berbeda. Hubungan yang kamu jalin selanjutnya tidak akan sebiasa yang sebelumnya.

Kamu layak mendapatkan waktu untuk menyalahkan diri, menarik diri untuk mencapai proses menerima yang tidak mudah. Tidak ada yang salah dengan berada di fase mengutuki keputusanmu yang dulu. Percayalah, kamu hanya sedang berusaha melakukan detox ke tubuhmu.

3. Jangan tutupi keadaanmu dari calon pasangan. Lebih baik dia mundur teratur di depan

Lebih baik dia mundur teratur di depan

Lebih baik dia mundur teratur di depan via www.shutterstock.com

Lebih baik menemukan orang yang langsung merasa keberatan dengan keadaanmu secepatnya. Daripada sudah berinvestasi perasaan sekian lama lalu dia mundur setelah tahu faktanya. Setiap hendak memulai hubungan ungkapkan dengan jujur bahwa sekarang di dalam tubuhmu ada yang berbeda.

Kualitasmu sebagai manusia tetap sama. Hanya saja jika penetrasi terjadi nantinya dia tidak akan menemukan bercak darah setelahnya. Jika calon pasanganmu kelihatan keberatan atau malah berusaha cari kesempatan setelah kamu mengatakan kebenaran, segera tinggalkan. Dia tidak layak kamu usahakan.

4. Kamu layak menarik diri sementara. Tidak bersosialisasi adalah cara detox paling sederhana

Tidak bersosialisasi adalah cara detox paling sederhana

Tidak bersosialisasi adalah cara detox paling sederhana via www.shutterstock.com

Menarik diri sementara dari pergaulan adalah cara paling mudah untuk menciptakan ruang untuk memafkan diri sendiri. Dengan menempuh cara ini kamu bisa terbebas dari kewajiban untuk beramah tamah dengan orang, bebas dari ekspektasi untuk membahagiakan semua orang.

Biarkan dirimu benar-benar sendirian dan berduka untuk beberapa saat. Kamu sudah mengalami perubahan dalam hidup yang cukup besar. Kamu layak mendapatkannya.

5. Ceritamu memang bukan untuk diobral. Tapi bukalah diri pelan-pelan ke orang kepercayaan

To heal yourself is to face the truth

To heal yourself is to face the truth via www.shutterstock.com

To heal yourself is to face the truth.

Menghadapi kenyataan dan menceritakan keadaanmu ke orang-orang terdekat membuat kehilangan keperawanan perlahan jadi identitasmu. Alih-alih merasa ini adalah kesalahan yang harus dilupakan dan dihapus, kamu malah bisa menerimanya sebagai bagian dirimu.

Kali pertama membuka cerita memang lidahmu pasti kelu. Tapi hidup akan terasa lebih ringan (dan jenaka) selepas itu. Supaya langkah ini menjadi jauh lebih mudah cari teman yang open minded dan tidak langsung menghakimimu. Pernyataan pancingan paling mudah yang bisa kamu utarakan, “Hmm. Aku pengen cerita sesuatu. Tapi jangan judge aku ya…”

Dia yang memang peduli tidak akan meninggalkanmu setelah fakta ini dikeluarkan. Dia yang menghargaimu juga tidak akan menjadikan ceritamu bahan lelucon atau gosip yang disebarkan. Dia akan tetap menghargaimu sebagai orang yang sama, tanpa pengecualian.

Tidak ada yang bilang hidupmu tetap berjalan di rel yang sama selepas selaput daramu tidak lagi ada. Tapi kamu tak seharusnya merasa tidak berharga. Peluk jauh dan tepuk bahu untukmu. Kamu kuat. Kamu bisa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini