#WorldPoetryDay2022 – Tua nanti

Berfikirlah sebelum bertindak.

Ia terlampau jauh dari sesama

Advertisement

Tak sanggup mengejar

Lelah putus asa

Gusar

Advertisement

 

Depresi datang menghampiri

Advertisement

Tak sanggup melangkah

Frustasi

Bahkan kehilangan arah

 

Terpaksa karena tuntutan

Diharapkan jadi teladan

Berhenti sesaat demi ketenangan

Lalu bangkit dari keterpurukan

 

Dua pilihan

Menangis dipojokan?

Atau sudi melanjutkan? 

 

JAGA BICARA

Sebuah lontaran tak disengaja 

Tak bermaksud 

Bahkan tak terfikir 

Mengalir 

 

Hatinya pun tersontak 

Marah mulai menjalar ke otak 

Mulut pun siap berdebat 

 

Jati diri pun perlahan terungkap  

 

Tapi terlanjur  

Semua telah terucap 

Banyak pendengar dan penonton  

 

Berfikirlah sebelum bertindak  

 

AIR MATA

Air mata keluar tanpa istirahat  

Keluar tanpa henti  

Walau telah menahan diri 

Kadang tak lihat situasi 

 

Keluar karna perintah si-Hati 

Beberapa punya makna sendiri  

 

Dunia selalu bertanya 

 

Ada apa katanya? 

 

TUJUAN 

Tak pernah terhitung berapa langkah yang telah dipijak 

Hingga sekarang masih belum sampai tujuan 

Bahkan tak ada setengah jalan  

 

Tak pernah tahu pasti seberapa jauh lagi 

Marah,sedih,frustasi 

Semua telah dilalui 

 

Mereka mengajarkan banyak arti 

 

MENGAPA

Ia baru saja terbangun dari tidurnya 

Terasa sangat nikmat katanya 

Seakan tinggal disana 

 

Semua telah berbeda 

Tampak sangat nyata 

Berbeda jauh dari semua  

 

Tuhan!! 

 

Kenapa ku harus kembali 

Biarkan aku menetap disana 

 

Aku tak butuh dunia nyata! 

 

MENCINTA

Pesan demi pesan sudah dikirimkan 

Dahulu kami baca dengan perasaan 

Mengiyakan banyak ajakan 

 

Cinta mulai tumbuh 

Bagaikan pohon 

Merambat 

Hingga menjadi kuat 

 

Hingga tiba.. 

Sang kapak datang 

Membabat  

Macam tak ada adab 

 

Si batang pun tertancap   

Hingga kini  

Si batang ikut dengan si kapak 

 

TERSERAH

ingin kembali atau tidak itu urusanmu 

Apapun itu kita tak akan bersatu lagi 

Bagai air yang tumpah  

Jatuh lalu basah 

 

Kau memohon akan berjanji memperbaiki 

Tapi bumi sudah jadi saksi 

 

KATA-KATA

Kata-kata sampah itu mulai terlontar dari bibir-nya 

Merendahkan segalanya  

Menyombongkan dirinya 

 

Tak ada yang dipedulikanya omongan-nya itu 

 

Hingga tiba ia menghina sang IBU 

 

Tanah lah jadi penutup tubuhnya 

Pemisah Halaman 

Pedihnya hidup ini 

Banyak yang tak kuat menyanggupi 

 

Bercerita sana-sini 

Responya hanya HaHa-HiHi 

 

Ini hati memang harus sekuat jati 

 

MIMPI

Aku bermimpi seakan aku orang paling bahagia 

Mimpi yang paling berbeda 

Bahkan tak pernah kulihatnya dimedia  

 

Tapi disini sangat sepi 

Padahal sedari dulu kubenci akan sepi 

Tapi disini aku bahagia 

Tak tahu mengapa 

 

Ah…. ini bukan dunia? 

 

MAKSUDNYA?

Pagi itu kau bertanya  

Ada apa? Katamu 

Aku tak ingin menjawabnya 

Kau mendesak 

Ku tetap tak bisa jawab 

 

Maksudya? katamu lagi 

 

Tunggu saja kataku 

 

Maksudmu? 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang pembelajar dengan kecintaanya pada buku film maupun musik dan biasa aja sih orangnya hehe

CLOSE