Aku Ingin Naik Kelas dalam Hidup sehingga Bisa Membantu yang Perlu Dibantu

Terlahir di keluarga yang tidak kaya membuat diriku merasa baik-baik saja. Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata aku keliru. Dulu waktu aku kecil, makan seadanya dan tidak seperti kebanyakan teman-teman sebayaku yang makan enak dengan lauk chicken, aku sudah merasa senang dan bersyukur.

Advertisement

Aku kecil suka membantu ibu mencuci dan menyetrika baju tetanggaku yang tidak mempunyai cukup waktu untuk mengurus baju keluarganya sendiri. Tetanggaku ini adalah sepasang suami istri yang bekerja sebagau juragan padi yang cukup kaya di desaku. Strata sosial yang cukup bertolak belakang memang. Aku yang berstrata sosial rendah dan tetangga berstrata sosial tinggi.

Awal mulanya aku tersadar bahwa menjadi miskin bukan hal yang baik-baik saja yaitu ketika sepupuku meminta bantuan untuk meminjamkannya uang. Saat itu, posisiku masih kuliah semester 4 yang tidak memegang uang sepeser pun. Aku kuliah dengan bantuan beasiswa yang aku dapatkan dengan mati-matian. Pikiranku, mengubah strata sosial dengan menempuh pendidikan yang tinggi merupakan jalan yang tepat. Kebetulan juga orang tuaku memberi restu. Terutama ayahku yang seorang tukang becak.

Saat sepupuku meminjam uang kepadaku, kakak tertua dari ibu kami lewat dan mendengar percakapan kami.

Advertisement

Maaf, Dek. Aku belum bisa meminjamkan kamu uang. Aku tidak punya uang sekarang. ucapku kepada sepupuku, Devi.

Belum sempat Devi membalas ucapanku, bibi kami berkata, Jangan pinjam uang sama si Afi ini! Dia kan pelit, miskin lagi.

Advertisement

Hatiku terasa ingin keluar dari tempatnya setelah mendengar perkataan bibiku sendiri. Aku terdiam dan mencoba menampung air mataku untuk tetap di pelupuk mata. Sepupuku, si Devi merasa tidak enak hati dan memutuskan untuk membawa pergi bibi.

Aku bukanlah orang yang pelit. Memang aku miskin, tapi setiap siapa pun itu meminta pertolongan selalu aku bantu selagi memang aku mampu, baik secara materi maupun tenaga.

Hanya saja, kebetulan di saat Devi meminta bantuan, aku belum mempunyai uang sepeser pun. Uang yang aku kumpulkan dari kerja sampingan saat kuliah dengan menjajakan cilok punya salah satu perusahaan di kota aku menimba ilmu sudah aku berikan kepada orang tua untuk kebutuhan sehari-hari. Sekarang saat libur semester aku belum mempunyai uang lagi dan mencoba mencarinya dengan bergabung kerja serabutan bersama ibuku.

Apabila orang tuaku melihat aku diperlakukan seperti ini, pasti mereka berdua akan sangat marah sekaligus merasa sedih. Dari sini aku menyadari bahwa menjadi tidak kaya itu sebuah masalah. Aku akan diinjak-injak harga dirinya apabila aku rendah. Jadi, aku bertekad akan merubah keadaan keluargaku dan mengangkat derajat kedua orang tua. Aku akan menjadi kaya di masa depan. Dengan aku kaya aku akan dengan mudah membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Aku yakin itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang gadis yang ingin menulis di platform hipwee.

CLOSE