Aku Bersyukur Akan Kecapan Rasa Cinta yang Sangat Diam nan Sendiri Ini

Apakah kamu tahu itu?

Aku adalah reinkarnasi perempuan absurd yang sulit dipetakan. Orang yang dekat denganku mengenalku sebagai perempuan yang hangat, lucu dan kekanakan namun orang yang baru mengenalku selalu melabeliku sebagai perempuan es batu, super serius yang hanya memacari buku dan kucing alias tidak pernah berpacaran.

Advertisement

Bukan karena tidak pernah dicintai dan tidak perrnah dikagumi laki-laki. Keluarga dan ideologiku-lah yang selalu mendikte diriku untuk selalu menempatkan hati di tempat yang aman dan damai.

Menurut keluargaku utamanya Mama dan Papa, pacaran ialah sesuatu yang dapat mengganggu kestabilan pikiranku, menurunkan daya fokusku akan prestasi akademik dan merusakan harkat martabat keluarga besar. Nasehat yang aku ingat sih, kurang lebih kalimatnya seperti ini  'Antu bainea sikammai bayao, sikali i amma'bung tena mo antu na kulle amminra' yang artinya Perempuan itu seperti telur, sekali dia terjatuh maka tidak akan pernah berubah seperti semula. Bagi masyarakat suku Makassar hal tersebut disebut sebagai siri' (harga diri).

Kalau menurut aku, pacaran itu sesuatu yang rumit dan buang-buang waktu sebab cinta akan lawan jenis hanya sepatutnya diberikan kepada sang pangeran alias jodoh yang namanya telah dituliskan Tuhan sebelum kita lahir. Atau bisa saja, aku ini terlalu risih untuk berpacaran dan takut merasakan derita sakit hati yang sering dikabarkan teman-temanku.

Advertisement

Hari-hariku terasa begitu tenang dan terkesan membosankan bagi orang-orang penganut paham 'Pacaran itu penting'.

Hingga akhirnya aku bertemu kamu. Sosok laki-laki berperawakan tinggi, berpenampilan rapi ditambah dengan gaya rambut botak yang semakin memperjelas statusmu sebagai mahasiswa baru yang menarik perhatianku.

Advertisement

Serasa tersihir oleh Harry Potter. Aku pun mulai fokus menenggelamkan mataku di dalam bola matamu yang hitam pekat itu. Tersadar akan kecerobohan mataku yang kembali menabung dosa. Aku pun mulai gelagapan, salah tingkah dan bergegas pergi meninggalkan sosokmu yang masih duduk terpaku. 

Di hari awal kita bertemu, aku pikir kamu hanya salah satu laki-laki yang melintas yang akan segera lenyap dari keseharianku. Namun anggapanku salah. Karena kini kamu telah hadir di hadapanku, di kesibukanku, di pembaruan sosial mediaku. Untuk sekedar memanggil, mengajakku bercengkrama dan mempertontonkanku senyum manismu.

Ya, aku jatuh cinta. Sihirmu benar-benar hebat.

Aku ucapkan dalam hati, selamat! Kamu telah berhasil menaklukkan putri Elsa Frozen dan mendapatkan ruang di kamar hati yang megah dan terawat.

Tidak! Aku ini tidak dicintai dan dimilikinya. 

Sebab aku tak cukup hebat untuk menjadi perempuan impianmu

Maka, aku hanya bisa beralih menjadi badut yang lancang menyimpanmu dalam-dalam dan mulai mempelajari kesukaanmu, kepribadian dan seluk beluk keluargamu.

Berubah menjadi putri malu yang diam-diam mencintai kamu hingga mungkin saja kamu tidak sadar jika aku ini menaruh hati padamu.

Bertransformasi menjadi alim yang rajin mendoakanmu di sepertiga malam. Mencoba merayu Tuhan sembari memohon 'Tuhan dekatkan aku padanya apabila dialah jodohku. Tuhan jauhkan aku darinya apabila dia bukanlah jodohku.

Hingga hari yang selalu kunantikan ini pun datang. Hari spesial dimana hujan deras menguyur tanah, kabut menghiasi udara hampa dan kamu yang kini memamerkan kekasihmu di story social media.

Mulanya aku ingin merangkai kalimat indah sebagai ucapan selamat. Tetapi, aku yang pengecut ini memilih untuk berlari ke arah air pancuran. Diiringi tangis yang tak bersuara, aku pun mulai menikam hatiku. Membiarkannya berdarah dan bernanah karena aku yakin hati ini salah menafsir hadirmu.

Setelah lama merenung dan menangis. Logikaku mulai mengajakku untuk melihat realitas. 

Iya, kamu tidak pernah menyukaiku. Iya, kamu tidak pernah memikirkanku.Iya, kamu tidak pernah menganggapku penting. Dan kamu tidak pernah salah. Akulah yang sejak awal bodoh dan baperan.

Hatiku yang lelah merengek dan berteriak kini manggut-manggut pertanda setuju pada logika.

Memang inilah konsekuensi dari mencintai seseorang. Kau harus rela memberikan tempat di hatimu untuk terluka. Meski sakit dan lukanya pastinya akan membekas.

Walaupun begini adanya, tetap saja aku bersyukur bertemu denganmu. Aku bersyukur mengenal sosok dirimu yang lucu, manis perhatian dan bijaksana. Aku sungguh bersyukur bisa mencintai dan merindukanmu di hari esok dan di masa depan. Sungguh aku sangat bersyukur.

Tahukah kamu? Aku kembali merayu dan memohon kepada Tuhan agar kamu senantiasa diberi kesehatan, kebahagiaan dan ketenangan hati.

Sampai jumpa di hari-hari yang lain. Dimana lukaku telah sembuh. Tersenyum manis, melambaikan tangan sembari berujar 'Hey, apa kabar?' dan berbisik dalam hati 'Apakah kamu bahagia?'. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi Universitas Negeri Makassar yang disibukkan dengan rutinitas akademik dan kepanitian. Sosok INFJ-T yang mengisi waktu senggang dengan bermain bersama kucing,menyelami dunia sastra, mendengarkan musik hingga menonton film di platfrom Disney+ Hotstar. "Tinggalkan jejakmu di dunia dengan tulisan dan kebaikan"