Hello, kembali lagi bersama Winny. Tanpa basa basi, aku disini mau cerita tentang kehidupan sosialku yang mungkin kalian juga pernah mengalaminya.
Jadi, aku tuh salah satu orang yang takut untuk bersosialisasi. Lebih tepatnya, aku takut orang lain gak suka sama sikap aku dan takut kalau akhirnya mereka memutuskan untuk menjauh. Nah karena takut ditinggalkan itu, aku jadi takut untuk memulai suatu relasi dan memilih untuk menyendiri aja. Tapi karena keperluan hidup aku yang gak bisa kalau hidup menyendiri terus makanya aku mulai belajar untuk membuka diriku.
Selama proses belajar itu, biasanya overthinking-ku mulai muncul ketika aku pulang berkumpul dan sendiri. Aku sering banget overthinking sama perbuatan-perbuatanku di sepanjang hari itu. Dan karena overthinking-ku itu, aku kadang minta temen-temenku buat jujur tentang apa yang mereka gak suka dari aku. Walaupun aku tahu beberapa dari mereka merasa nggak enak kalo jujur. Kejujuran mereka memang kadang menyakitkan. Tapi tujuanku nanya gitu yaa biar aku gak capek sendiri. Dengan bertanya secara langsung dari sudut pandang mereka, aku jadi tahu apa aja sikapku yang harus aku ubah. Dan itu yang memang sebenarnya mereka gak suka, bukan cuma andai-andai aku aja.
Jujur aja, menurutku overthinking tuh wajar. Mengingat dan memikirkan kembali apa yang telah kita lakukan ke orang lain itu wajar. Dan wajar kalo itu bisa menyadari dan meningkatkan self control kita. Tapi kalo overthinking itu malah bikin stres. Emmm. Lebih baik lupakan dan mengalihkan pikiran dengan mengerjakan hal lain.
Ketika aku menerapkan hal itu selama beberapa tahun, akhirnya rasa capek itu menumpuk dan buat aku males lagi untuk bersosialisasi. Tapi, setelah dipikir-pikir, capek itu muncul dan gak berkurang ya karena aku people pleaser. Aku berusaha semaksimal mungkin biar semua orang suka sama aku. Aku menjadikan diriku sendiri sebagai boneka mereka yang bisa menyenangkan hati mereka tapi gak hatiku. Aku bukan aku lagi.
Dan capek itu akan terus bertambah jika aku terus menjadi boneka mereka. Karena aku sadar kalau aku gak mungkin bisa bikin semua orang suka sama aku. Seperti aku yang juga memiliki ketidakcocokan dengan orang lain. Setiap orang, orang terdekat sekalipun pasti ada sesuatu yang kurang kita suka. Se-simple apapun itu pasti ada. Karena aku adalah manusia. Aku bukan Tuhan yang sempurna tiada cela. Wait, Tuhan yang sempurna aja masih banyak yang gak suka, apalagi kita. Susah, susah, impossible.
Setelah itu aku mulai berusaha untuk menjadi diriku sendiri tetapi tetap dengan self control, tidak keluar batas. Jika aku merasa aku keluar batas, aku berlatih untuk tidak membuat diriku stres dengan overthinking tetapi aku jadikan itu sebagai reminder di hari-hari esok. Dan setelah aku terapkan itu, aku merasa lebih bahagia dan tidak terlalu capek. Hati orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta (Amsal 15:15).
Emang semua ini tuh easy to say, hard to do. Tapi, ingat Firman Tuhan berkata bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau (Ulangan 31:6) sekalipun semua orang di dunia ini meninggalkan kita. Selain itu, karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10) dan bukan untuk menjadi people pleaser yang lupa untuk memuliakan nama-Nya.
Nah, itu aja dari aku. Semoga artikel ini bisa memotivasi kita untuk sama-sama belajar betapa pentingnya mencintai diri sendiri dan menjadi diri sendiri di lingkungan sosial.
Yuk guys, You are NOT their doll, NEVER! So be yourself!
Warnai hidupmu dengan warnamu, jangan biarkan mereka mewarnaimu seluruhnya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”