#HipweeDaebak-Aku EXO-L dan Nggak Selamanya K-Popers Itu Buruk.

K-Pop juga ada sisi positifnya.

Semua orang akan demam k-pop pada waktunya. Membaca kalimat di atas tentu aku auto tertawa terbahak. Bagaimana tidak, jika aku menjadi salah satu korbannya? Mungkin di antara kalian juga ada yang bernasib sama denganku. Cerita ini di mulai saat aku masih duduk di bangku kelas delapan. Saat itu sudah banyak teman-teman yang doyan k-pop. Saat itu aku masih polos, tidak menyukai oppa-oppa tersebut. Menurutku saat itu yang buta tentang mereka, hah, muka sama kayak gitu gimana ngenalinnya?

Advertisement

Temanku saat itu gemas dengan reaksiku setelah melihat sebuah poster salah satu boyband terkenal yang sedang naik-daun.

Pada kesempatan lainnya temanku kembali menyuruhku untuk menonton comeback mereka. Karena menghormati temanku, aku melihatnya. Saat itu aku hanya menyeryit bingung mendengar liriknya yang tidak aku mengerti sama sekali. Yang bisaku pastikan hanya satu. Salah satu wajahnya ada yang tidak asing. Mau nebak? Siapa lagi kalau bukan D.O EXO. 

Keesokan harinya temanku langsung menghampiriku, “udah nonton, kan?

Hah, aku sampai di buat terkejut olehnya. Aku hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

Gimana? Baguskan? Liat siapa… bla..bla…” Temanku bercerita dengan semangat. Sementara aku? Aku hanya diam. Bagaimana bisa nyaut jika aku hanya melihatnya sekilas dan ku tutup kembali. Niatnya hanya menggugurkan kewajiban dengan menontonnya. Mana tahu akan di tanya-tanya.

Hingga kini aku masih mengingatnya, yang kulihat saat itu adalah lagu berjudul Kokobop. Kini ada setia di playlist-ku.

Advertisement

Sampai kelas sembilannya guruku pernah menontonkan semua film, ceritanya refresing habis ujian. Semua temanku berteriak tertahan setelah melihat judul yang tampil di layar besar di hadapanku. Apaan sih? Aku membaca judulnya dalam hati, Annoying Brother. Salah satu temanku ada yang menyaut, “itu filmnya D.O EXO.”

Hah, Korea? Guruku bercerita bahwa film itu memiliki banyak pelajaran, bukan hanya menampilkan visualnya yang tampan. Aku menontonya sampai akhir, yah lumayan. Aku menyukainya. Sampai saat liburan, aku penasaran karena film itu yang menurutku bagus. Aku mulai mencari nama D.O sampai EXO. Semuanya masih samar menurutku.

Advertisement

Karena liburan kelas sembilan yang lumayan lama membuatku sesekali mulai melirik korea. Mulai dari EXO, BTS hingga Blackpink. Alhasil, hingga kini aku menyukainya. Kalian bisa menebak k-pop kesukaanku? Aku lebih suka berpegang teguh pada pandangan pertama. Kalian bisa menebaknya sekarang. EXO adalah grup boyband yang pertama kali aku tahu dan hingga kini aku masih menyukainya.

Bukan hanya tarian dan lagunya yang memang enak di dengar, visualnya juga menyejukkan mata. Belum lagi karena masa pandemi ini sekarang aku jadi melahap pula drama-drama korea yang sedang booming. Mulai Hotel Del Luna yang menjadi drakor pertamaku, berlanjut dengan The King: Eternal Monarch, Memories, sampai Moon Lovers semua ku tonton tanpa kenal genre. Semuanya bagus dengan aktor-aktris yang tampan dan cantik. Akting mereka juga perlu di acungi jempol.

Mulai dari Lee Min Ho, Lee Jung Suk sampai Jungkook aku mengenalinya. Tidak ada lagi wajah yang terlihat sama. Semua beda ternyata, haha. Tetapi ada pula orang yang memandang sebelah mata tentang k-pop atau drakor. Bagi mereka katanya buang-buang waktu dan tidak bermanfaat.

Menurutku tidak. Sebenarnya tergantung seseorang menyikapinya. Bagaimana mereka menyikapinya dan bagaimana aku menyikapinya jelas berbeda. Awalnya aku pernah berpikir korea ini menjadi candu yang sulit ditinggalkan. Tetapi, jelas hatiku menentangnya dengan keras. Aku ingin tetap menyukai mereka.

Tetapi, bagimana caranya mereka tetap menjadi hiburan tanpa mengambat belajarku? Sekarang aku sudah duduk di bangku kelas sebelas. Bukan waktunya lagi untuk bermain-main karena aku harus menyiapkan diri untuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. Meskipun begitu, aku memutuskan untuk tetap menyukai mereka. Kenapa? Karena aku menyikapinya dengan benar. Bukan menjadikan mereka prioritas tetapi menjadikannya hiburan yang penting. Haha, apa bedanya jika tetap penting?

Ya, sekarang aku lebih suka menjadikan mereka pelipur lara. Saat suntuk belajar aku dapat menonton beberapa MV mereka.

Baekhyun EXO juga pernah berkata, simpanlah uangmu untuk belajar, kalian dapat membeli albumku lain kali. Bagimana bisa ia menyuruh penggemarnya untuk tidak membeli albumnya? Jika begitu bagaimana ia mendapatkan uang? Itu jelas pekerjaannya. Meski begitu albumnya terjual laris dengan penjualan album di atas satu juta keping. Dari situ aku pun berpikir mereka bukan orang-orang yang gila popularitas. Mereka menganggap para fans adalah penyemangat mereka, untuk itu mereka juga tidak ingin para fans gagal dalam hidupnya.

Ah, ada pula perkataan salah satu biasku yang hingga kini ku ingat dan menjadikannya penyemangat belajar. Sedikit menohok tetapi sangat ampuh untuk membangkitkan semangatku.

"Jika kamu tidak pandai dalam belajar maka jangan berpikir untuk menyukaiku. EXO adalah hal penting untukmu saat ini, tetapi beberapa tahun kemudian kamu akan menyesalinya. Fokuslah pada studymu dan mari bertemu denganku dengan bangga di masa depan." -Kim Jongin.

Yap, itu adalah perkataan Kai EXO, terlepas benar atau tidak aku hanya melihatnya di instagram. Meskipun begitu jika dipikir kembali para idol tersebut adalah orang yang sudah menuai kesuksesannya. Menurutku k-pop dan drakor adalah hal yang baik selama kamu menyikapinya dengan baik. Jadi, aku lebih memilih menyikapinya dengan baik daripada melepaskannya. Banyak pelajaran yang dapat di ambil jika kamu mau memahaminya.

See you soon, Van Ra

​​​​​

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis