Akulturasi Dunia Pondok Pesantren di Indonesia

Tantangan Pondok Pesantren dalam Menghadapi Zaman Saat Ini

Pondok Pesantren di dirikan oleh wali songo ketika mereka masuk ke Indonesia. Salah satu wali songo yang menjadi pelopor berdirinya pondok pesantren adalah Syekh Maulana malik Ibrahim karena beliau adalah wali yang pertama kali melakukan dakwah di daerah Jawa. Para wali menjadikan pesantren sebagai tempat berdakwah mereka dalam menyebarkan agama islam di Indonesia.

Advertisement

Tidak seperti saat ini, para wali menggunakan pesantren sebagai wasilah dalam menyebarkan agama dengan memadukan tiga prinsip ilmu pendidikan, seperti halnya ibadah untuk menanamkan iman, tabligh untuk menyampaikan syiar, dan amal untuk mewujudkan kegiatan sosial di masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, pesantren dapat di modifikasi dengan berbagai macam bentuk, yakni terdapat pesantren salaf, pesantren modern, pesantren semi salaf semi modern, dan juga pesantren salaf modern. Pesantren salaf akan berfokus pada kajian kitab kuning dan tidak berfokus pada sekolah. Mereka akan banyak belajar tentang kajian islam langsung dari kitab kuning yang ditulis oleh ulama’ salafy terdahulu.

Berbeda dengan pesantren modern yang lebih mengutamakan pendidikan formal dibandingkan dengan pendidikan non-formal. Bukan berarti mereka tidak terdapat kajian kitab layaknya di pondok salaf. Akan tetapi mereka memiliki presentase 70% mengedepankan pendidikan formal dan 30% untuk pendidikan non-formal yakni mengaji qur’an dan pendidikan diniyah.

Advertisement

Pesantren semi salaf semi modern akan mempunyai keseimbangan antara pendidikan formal dan non-formal. Para santri akan di ajari bagaimana cara membaca kitab kuning dan mendapatkan kajian tentang hukum fiqih, tasawwuf, dan juga akhlaq. Dalam pendidikan formal mereka belajar tentang wawasan kebangsaan, ilmu bahasa, dan pelajaran umum lainnya seperti halnya sekolah di luar pesantren.

Contoh, belajar ilmu akhlaq sangat di prioritaskan di pesantren. Karena ilmu lebih mudah terserap jika seseorang mempunyai adab yang baik. Oleh karena itu, mereka dapat mempunyai berbagai ilmu pengetahuan yang seimbang dari pendidikan formal dan non-formal di pondok pesantren semi salaf semi modern karena tidak hanya mendapatkan ilmu agama saja melainkan mereka juga mendapatkan ilmu pengetahuan umum.

Advertisement

Pondok pesantren salaf modern yaitu pesantren yang memprioritaskan ilmu agama sebagai media belajar utama dengan menggunakan kitab kuning dan tidak meninggalkan belajar tentang wawasan ilmu pengetahuan umum. Mereka akan lebih banyak mengeksplor pelajaran melalui bahtsul masail dan musyawarah baik di kelas maupun di luar kelas. Seperti contoh, mereka di pondok belajar kitab kuning dari berbagai macam kitab akan tetapi mereka juga bisa mengadakan sebuah acara yang sesuai dengan keadaan saat ini dalam kegiatan mereka. Kebijakan-kebijakan di pesantren menyesuaikan dengan kehidupan di luar pesantren tanpa meninggalkan almamater pesantren.

Perspektif masyarakat yang mengkhawatirkan bahwa lulusan pesantren tidak sebaik anak-anak dari lulusan sekolah di rumah. Padahal di pesantren anak-anak akan di ajarkan berbagai macam ilmu, yakni tentang kemandirian, bersosial, bekerja sama, musyawarah yang baik, mendapatkan banyak wawasan keagamaan dan pengetahuan umum, lebih banyak pengalaman dari berbagai macam hal, lebih dewasa, memiliki akhlak yang lebik baik. Meskipun banyak orang yang meragukan santri lulusan pesantren, banyak dari mereka yang menjadi orang sukses maupun orang yang bermanfaat bagi sekitar.

Di zaman seperti ini, Mengapa anak-anak lebih baik diletakkan di pondok pesantren? Untuk menghadapi tantangan zaman, orang tua akan lebih tenang jika anak mereka belajar di pondok pesantren. Mereka akan belajar banyak tentang ilmu agama terkait saat ini banyak anak-anak yang lalai dalam mempelajari ilmu agama dan lebih mengedepankan mengikuti gaya barat dan juga menjadi pecandu gadget. Banyak keuntungan yang bisa di dapat di pondok pesantren untuk orang tua maupun anaknya. Mereka akan di ajarkan untuk tirakat.

Tirakat adalah melatih menahan nafsu. Seperti contoh, mereka belajar untuk makan seadanya yang di sediakan oleh pondok, mereka juga belajar untuk tidak bermain gadget dan diganti dengan mengaji atau melakukan hal-hal yang baik lainnya, mereka belajar bagaimana cara menghadapi berbagai macam karakter orang yang berbeda.

Mondok tidak melulu soal belajar agama akan tetapi mereka akan belajar tentang ketahanan mental dan juga sikap bersosial. Tidak cukup sampai disini, peran orang tua juga sangat berpengaruh, yakni orang tua harus mengikhlaskan anaknya untuk mencari ilmu di pondok, mendoakan dari rumah, mentirakati anaknya yang sedang mencari ilmu dengan berpuasa atau membaca dzikir, dll. Ketika anak tesebut pulang, orang tua juga berhak mengingatkan kegiatan anaknya di rumah agar selalu membiasakan diri untuk melakukan kegiatan layaknya seperti di pondok. Dengan tidak memberi kelonggaran penuh untuk bermain gadget atau yang lainnya kepada anak.

Orang tua juga harus mengetahui bahwa ridho seorang santri tidak hanya dari orang tua yang mengasuhnya sejak kecil akan tetapi sekarang juga berada pada oarang tua yang mengasuh anak tersebut di pondok pesantren begutu juga para guru yang mengajar mereka ketika di pondok pesantren baik pendidikan formal maupun non-formal.

Mulai sekarang coba fikirkan ulang bagaimana manfaatnya jika anak diberikan pendidikan yang tidak hanya berpacu pada duniawi melainkan juga pendidikan ukhrawi. Dengan berbagai macam akulturasi dunia pesantren yang sekarang tidak lagi di anggap sebagai pesantren jadul karena keterlambatan dalam mengahdapi dunia luar.

Pesantren saat ini sudah sangat keren dengan memodifikasi aspek-aspek yang ada di pesantren dengan menyesuaikan kebutuhan di masyarakat dan juga menyesuaikan kehidupan di luar pesantren tanpa meninggalakan kebijakan-kebijakan yang sudah tertanam di pesantren sejak dulu kala.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE