Antara Perempuan dan Keterbatasan

Keterbatasan tidak akan membuat perempuan tertahan.

Menjadi perempuan sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan yang justru menjadi keterbatasan bagi mereka. Banyak perempuan yang terpaksa berjalan berlawanan arah dengan apa yang mereka mau hanya untuk menormalisasi keadaan dan memastikan semua baik-baik saja. Menjadi perempuan tidak selamanya mudah. Terkadang, mereka dituntut untuk bisa anggun dan tangguh dalam waktu yang bersamaan. Bukan hanya itu, di dunia karir pun banyak pemimpin pemimpin perempuan yang dianggap sebelah mata dari segi kompetensi dan pengambilan keputusan. Perempuan dianggap terlalu meninggikan rasa dibanding logika, sehingga banyak dari keputusan yang mereka buat tidaklah sah. Banyak pihak yang masih bias dengan kesetaran gender didunia kerja, dimana diskriminasi masih banyak memihak pada sisi perempuan.

Advertisement

Banyak perempuan yang bersuara, namun tidak didengar, tersisih dari beragam posisi hingga perbedaan gaji. Disamping itu, budaya masyarakat kita yang masih menganggap bahwa perempuan pantang berpendidikan tinggi. Perempuan pantang cerdas karena katanya kurang pas.

Sering sekali perempuan mendengar,


gak usah sekolah tinggi-tinggi, nanti laki-laki gakĀ ada yang mau lho, lagi pula nanti juga didapur kan tugasnya?


Advertisement

Ini merupakan stigma yang sudah terlanjur berakar kuat, sehingga rasanya sulit sekali untuk dihilangkan. Hidup sebagai perempuan harus siap dengan segala konsekuensi yang ada, siap dengan segala keterbatasan yang bisa saja merenggut potongan misi dan mimpi yang telah direncanakan. Lalu pertanyaannya, ini salah siapa? Bukan salah siapa-siapa.

Perempuan tidak akan berbicara benar atau salah, perempuan akan berbicara berubah atau menyerah. Dan pastinya perempuan hebat akan memilih untuk berubah. Berubah untuk mulai percaya pada diri sendiri, memaksimalkan potensi, dan berdikari dengan segala visi. Tidak salah untuk perempuan berpendidikan tinggi atau bisa berdiri diatas kakinya sendiri. Bukan untuk menyaingi laki-laki, tapi untuk menunjukkan eksistensi bahwa perempuan juga bisa mandiri, sehingga dapat saling berkolaborasi demi aksi yang lebih baik. Perempuan tidak bisa pasrah hanya karena keterbatasan dan pilihan pilihan rumit. Karena perempuan bukan sosok raga yang hanya penuh emosi namun juga berani berlari. Perempuan memang identik dengan dengan kelembutan, namun bukan berarti kelemahan. Semua dimulai dari rasa percaya pada perempuan itu sendiri, karena dari rasa percaya itulah, perempuan dapat beraksi, mendobrak stigma dan opini yang selama ini membatasi. Teruntuk perempuan perempuan hebat diluar sana, kalian berhak atas diri kalian sendiri, terima kasih sudah mau berjuang dan bertahan selama ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang introvert yang hanya ingin menuliskan isi kepalanya

CLOSE