Apa Salahku, Mengapa Kau Pergi Tanpa Pesan.

Pacaran hanyalah status tidak lebih dan juga tidak kurang. Hubungan yang terjalin lurus-lurus saja, jika merasa tidak cocok maka hubungan itu akan segera berakhir. Tidak ada upaya mempertahankannya meski masih ada rasa dalam hati. Mungkin semua terjadi karena belum adanya keinginan untuk menikah bahkan terpikirkan saja tidak.

Advertisement

Itu aku, sebelum mengenal dia. Tak pernah sedikit pun terpikirkan olehku untuk menikah, tapi dia berhasil membuka pikiran dan juga hatiku sampai akhirnya menikah menjadi salah satu keinginan terbesar dalam hidupku setelah menjadi sarjana.

Dia tahu betul bagaimana cara memperlakukan aku sebagai wanitanya. Mengajarkan aku banyak hal dan juga mengenalkan aku dengan dunia yang sesungguhnya. Baru membayangkannya saja, dunia ini terasa sangat indah. Dan aku sangat yakin, hidupku akan jauh lebih berwarna dan bermakna jika bersamanya.

Aku ingin menghabiskan sisa umurku dan menua bersamanya hingga hanya maut yang memisahkan kami. Dia, menjadi satu-satunya alasanku untuk menikah. Bahkan aku berharap, pernikahan itu segera terjadi pada kami.

Advertisement

Tak sabar rasanya, merasakan sibuknya mempersiapkan acara pernikahan. Dari mendesain undangan, memilih konsep pernikahan, baju yang akan digunakan, hidangan untuk para tamu serta siapa-siapa saja yang nantinya akan menjadi saksi serta tamu dalam pernikahan kami.

Untuk baju, aku ingin sekali menggunakan hasil desainku sendiri dengan warna favoritku. Desain yang mewah akan membuat penampilanku cantik bagaikan putri raja walau hanya satu hari saja. Tak ingin menyewa kecuali pakaian adat, tak mengapa jika harus mengeluarkan biaya yang besar, karena momen ini sangatlah penting bagiku. Momen yang terjadi satu kali dalam hidup.

Advertisement

Selain baju, menu yang ada di hari pernikahan nanti haruslah istimewa dan juga lengkap. Sedikit demi sedikit, uang hasil kerjaku sudah berada di rekening yang aku siapkan tersendiri agar tidak terpakai untuk alasan apapun. Tekadku sudah sangat bulat, menabung untuk pernikahanku bersama dia.

Hari itu menjadi hari yang tidak pernah terbayangkan olehku, dia tiba-tiba menghilang dari duniaku. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya, tak ada masalah apa pun diantara kami. Hubungan kami sangat kokoh. Dilandasi kepercayaan, cinta, kasih sayang serta restu orang tua. Angin, hujan bahkan badai pun tak bisa merobohkannya. Tapi entah mengapa, dia meninggalkanku begitu saja tanpa pesan atau alasan yang jelas.

Aku kehilangan arah, harapanku sirna bahkan duniaku hancur. Aku benci pada diriku sendiri. Mengapa semua ini harus terjadi padaku? Sejak saat itu, uang yang aku tabung untuk pernikahan sedikit demi sedikit aku ambil untuk hal-hal yang sebenarnya tidaklah penting. Dan tak ada lagi pernikahan impian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belajar menulis, karena lewat tulisan aku bisa ungkapkan rasa.

CLOSE