Apakah Masih Perlu Dilakukan Naturalisasi di Indonesia?

Disaat talenta asli Indonesia kalah bersaing dengan pemain asing melalui proses naturalisasi

 

      Akhir-akhir ini banyak sekali pemain sepakbola yang dinaturalisasi menjadi kewarganegaraan Indonesia. Pada awalnya hal itu bagus untuk memacu semangat anak muda Indonesia untuk bersaing serta memenuhi kebutuhan posisi yang ada di tim Garuda Indonesia. Namun, saat ini pemain sepakbola yang dinaturalisasi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Walaupun mereka memang mempunyai hak untuk mengajukan naturalisasi, akan tetapi berapa banyak lagi talenta muda Indonesia yang harus gigit jari karena kesempatan untuk membela garuda di dada tersingkir oleh pemain asing yang berbondong-bondong untuk menjadi warga negara Indonesia dan membela Timnas Indonesia.

            Banyak faktor yang dapat dipertimbangkan dalam melakukan proses naturalisasi pemain sepakbola. Pertama, apakah pemain tersebut memiliki kapasitas yang memadai sehingga dibutuhkan kontribusinya untuk membela timnas. Kebanyakan pemain naturalisasi saat ini berumur sudah cukup tua dan memiliki kualitas yang tidak berbeda jauh dengan talenta asli Indonesia. Ketika pemain yang dinaturalisasi memiliki umur yang kurang produktif serta memiliki kualitas yang tidak jauh dari talenta muda asli Indonesia maka, pemain tersebut tidak terlalu memberikan dampak yang nyata terhadap kualitas dari timnas.

            Kedua, apakah benar pemain yang dinaturalisasi memiliki rasa kebanggaan yang luar biasa saat membela garuda di dada. Disaat banyak pemain talenta muda Indonesia yang sangat ingin membela Indonesia, dengan mudahnya pemain naturalisasi mengambil kesempatan itu.

Memang ada serangkaian tes sebelum seseorang pemain asing atau warga negara asing ingin memeluk warga negara Indonesia. Tetapi apakah bisa dipastikan ketika seorang warga negara asing memiliki status menjadi WNI akan sangat mencintai Indonesia dan membela lambing garuda didada habis-habisan. Ini bukan hanya soal kemampuan pemain di lapangan melainkan rasa memiliki terhadap negara dan bangsa ini.

Ketika kita lahir dan besar di negara ini pasti kita memiliki rasa cinta dan bangga yang luar biasa akan negara ini. Tentunya akan memiliki semangat yang luar biasa ketika membela garuda di dada. Memang ada beberapa pemain yang dinaturalisasi karena memiliki darah Indonesia dari bapak, ibu, kakek ataupun nenek. Tapi bagaimana dengan seseorang yang hanya tinggal di Indonesia dalam suatu periode waktu kemudian mengajukan proses naturalisasi.

            Ketiga, kebutuhan akan naturalisasi atau buruknya federasi dalam pengembangan talenta muda Indonesia. Negara Indonesia adalah negara yang sangat luas memiliki 17.000 lebih pulau dengan memiliki berbagai anak yang memiliki potensi yang luar biasa khsusunya pada olahraga sepakbola. Mengapa pembinaan pemain diusia muda tidak dibenahi secara benar.

Semakin lama negara kita tertinggal dari negara – negara lain dari segala hal termasuk sepakbola. Hal yang perlu disoroti adalah fasilitas yang tidak memadai serta tidak ada keberlanjutan kompetisi pada usia muda. Fasilitas yang tidak merata di seluruh Indonesia menjadi hambatan bagi mereka yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya. Tidak adanya kompetisi yang berjenjang dan berkelanjutan juga menjadi hambatan bagi talenta muda lokal kita.

Ketika suatu kompetisi digelar tidak ada kesinambungan kedepannya sehingga bakat mereka tidak berkembang dengan baik sehingga mengakibatkan talenta lokal kita cenderung terlihat kurang memiliki kualitas yang baik.

Alih-alih memperbaiki pembinaan usia muda, federasi mengambil langkah instant untuk menaturalisasi pemain dari warga negara asing. Dampaknya mereka semakin tidak ada motivasi untuk terus berkembang. Mulai dari fasilitas yang tidak memadai, pembinaan usia muda yang buruk serta banyaknya pemain naturalisasi yang membela timnas.

            Melalui kejadian-kejadian tersebut semestinya kita bisa berkaca pada cabang olahraga yang lain semisal olahraga bulutangkis. Mereka memiliki fasilitas yang sangat memadai, pembinaan usia muda yang sangat baik serta sumber daya manusia yang sangat baik. Semua hal itu memang bukan pekerjaan sederhana dan cepat, dibutuhkan waktu bertahun- tahun untuk membentuk pondasi tersebut. Tapi semua hal itu pasti membuahkan hasil banyak gelar yang didapatkan atas nama Indonesia dengan lambang Garuda di dada dan didapatkan talenta asli dari Indonesia.

 Bukan talenta muda Indonesia yang kurang memadai di bidang sepakbola, tetapi pemerintah sebagai fasilitator kurang memperhatikan hal ini. Banyak talenta sepakbola kita dari daerah timur Indonesia yang memiliki kualitas diatas rata-rata. Contoh lain ada Egy Maulana Fikri yang berkiprah dikancah eropa untuk mengibarkan negara Indonesia dipanggung yang lebih besar.

            Sudah saatnya talenta muda Indonesia mendapatkan haknya untuk membela Negara Indonesia dalam bidang sepakbola. Jika mereka layak dan berkualitas mengapa tidak untuk menggantikan pemain naturalisasi yang ada.

Pembinaan usia muda harus betul-betul diperhatikan jika ingin talenta muda Indonesia ingin dikembangkan lebih baik lagi. Fasilitas umum juga perlu diperbaiki agar mereka dapat berlatih mengembangkan minat dan bakat mereka secara optimal. Ketika masih ada warga negara asli Indonesia yang mampu serta berkeinginan memperdengarkan lagu kebangsaan kita di kancah dunia mengapa kita memerlukan pemain naturalisasi jika kontribusinya masih tidak baik untuk performa timnas sendiri.

Ketika pemain asli dari Indonesia mengenakan lambang garuda di dada serta meperdengarkan lagu Indonesia Raya dikancah dunia tentunya akan memiliki rasa kebanggan yang luar biasa dan ketika gelar diraih dengan seluruh kekuatan asli yang kita miliki tentunya akan memiliki rasa bangga dan haru yang berbeda. Ketika talenta lokal kita bisa melakukan itu semua dengan semua catatan tadi mengapa kita masih butuh untuk menaturalisasi seorang pemain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini